Kenangan adalah sesuatu yang akan selalu menyertai kehidupan suatu makhluk. Baik yang hidup ribuan tahun, atau bahkan yang hanya berumur sehari, semuanya pasti memiliki setidaknya sebuah kenangan.
Kenangan indah, kenangan buruk, keduanya mengalir bagaikan untaian melodi yang menghias segugus jiwa. Bak simfoni yang mengalun teratur nan merdu. Jika tak memiliki ingatan dan perasaan, bukankah itu sama saja dengan boneka?
Kenangan yang indah, jangan biarkan itu hilang dari memorimu. Biarkan itu tetap menetap bahkan ketika jasad telah lenyap dari kehidupan. Rangkaiannya akan terus mengalir. Jikalau beruntung, hingga ratusan bahkan ribuan tahun lamanya.
Sedangkan kenangan buruk, tetaplah jadi kenangan. Jangan hapus kenangan buruk dari dalam memorimu. Karena seburuk dan semenyakitkan apapun sebuah kenangan, akan membekas sebagai sebuah hal yang memberikan kekuatan dan pengajaran. Karena kenangan baikpun tak akan mungkin ada tanpa kenangan buruk.
Seburuk apapun yang kauingat, semenyedihkan apapun yang kaualami, senestapa apapun takdir yang membelenggumu, ingatlah. Bahwa kenangan dan semua hal buruk itu bagaikan bintang di langit. Begitu banyak bertaburan bagaikan tanpa jumlah terbatas.
Mungkin panas dan sinarnya akan membuatmu terbakar menjadi abu jika kau terlalu dekat dan terkekang olehnya, tetapi jika kau mengamatinya dari jauh dan menganggapnya sebagai suatu hal yang positif, mereka adalah hal terindah yang menerangi hidupmu dari gelapnya langit malam. Bahkan rembulanpun hanya memantulkan sinar mereka.
Tersenyumlah, kembangkan sayapmu, dan terbanglah diantara mereka. Karena seekor elang kecil yang kesepianpun dapat merengkuh mereka sebagai kawan. Kawan yang membantunya bangkit dan menatap orang-orang yang berbaik hati mengulurkan tangan padanya.
-Memento-
Soraru, seorang bocah berusia duabelas tahun itu membuka sebuah pintu apartemen kecil dengan ceria. "Tadaima...," ujarnya sambil kembali menutup pintu.
Seorang pemuda berusia 24 tahunan yang tengah memasak di dapur apartemen menjawabnya, "Okaerinasai~"
Soraru tersenyum, lalu menghampiri pemuda yang tengah berkutat mengaduk panci. "Nee, Neru-san, hari ini kita makan apa?" tanya bocah itu antusias. Pemuda bernama Neru itu tersenyum hangat, "Hari ini aku memasak sup miso. kau mau bantu aku menyiapkan makanan, Soraru-kun?"
Soraru yang sumringah mengangguk semangat, kemudian meletakkan tasnya di kursi sebelum ikut membantu Neru di dapur.
Entah sudah berapa lama Soraru tinggal bersama Neru. Bahkan ia tak ingat sejak kapan mereka tinggal bersama. Yang Soraru tahu, Neru selalu merawatnya, menemaninya, dan memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Bahkan pemuda itu berbaik hati menyekolahkannya.
"Bagaimana sekolahmu hari ini?" tanya Neru ketika mereka tengah menyiapkan meja makan untuk mereka berdua. "Menyenangkan," balas Soraru singkat, tetapi dengan bersemangat.
Neru mengacak-acak rambut raven anak itu dengan sayang. Soraru memejamkan mata birunya sebagai respon. Pipinya memerah senang, senang selalu mendapatkan perlakuan yang baik dari Neru.
Setelah semua beres, mereka menikmati makanan sambil mengobrol mengenai banyak hal. Saling berbagi cerita tentang apa yang telah mereka alami hari ini. Soraru anak yang ceria dan manis. Dia juga sangat aktif dan ramah. Tingkahnya yang memang masih kekanak-kanakan acapkali membuat Neru tersenyum sendiri. Setidaknya, hidup Neru jadi tidak sepi berkat kehadiran Soraru.
Setelah makan, mereka duduk di ruang tengah. Neru akan membantu Soraru belajar dan mengerjakan PR-PR nya. Mungkin karena bimbingan yang baik dari Neru, Soraru terkenal anak yang pandai di sekolahnya. Soraru juga selalu menanti-nanti saat dimana Neru mengajarinya tentang banyak hal.
![](https://img.wattpad.com/cover/147756314-288-k796866.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Memento
General Fiction"Oto-san... Okaa-san... " Kau tahu? sejauh apapun dia melangkah, hanya bayang-bayang masa lalu yang membuntutinya. Yang ia lakukan hanya merintih, meleburkan butiran airmata dari manik spicanya. Terus berjalan sendirian pada malam hari, di bawah bi...