Six

518 79 36
                                    


Pria bermanik violet itu berlari memasuki area sekolah. Di belakangnya seorang pria lain bermanik onyx mengekorinya. Keduanya tampak tergesa-gesa, seolah sinar mentari senja merupakan sinyal bagi mereka berdua untuk mempercepat langkah.

Dari kejauhan seorang gadis berkepang dua menunggu dengan resah. Tetapi keresahannya sirna begitu dua orang itu tertangkap radar penglihatannya. "Kashi-aniki, Luz-sama!" panggilnya sambil melambaikan tangan.

Dua orang itu – Luz dan Ito Kashitaro – menghela napas lega melihat gadis bernama Amatsuki itu. Keduanya semakin mempercepat langkah menghampiri Amatsuki.

"Maafkan saya, Luz-sama! Saya lalai mengerjakan tugas saya!" seru Amatsuki sembari bersimpuh di hadapan Luz. Pemuda itu tersenyum maklum. Dipintanya Amatsuki untuk segera berdiri. "Ini bukan kesalahanmu. Berhentilah menyalahkan dirimu sendiri setiap kali ada masalah dan cobalah cari kata-kata lain yang lebih bagus untuk kau ucapkan," tutur Luz bijak.

Pipi Amatsuki lagi-lagi bersemu. Cepat digelengkan kepalanya sambil memejamkan mata, kemudian ditepuk pipinya beberapa kali. Ia harus fokus!

"Sekarang kemana ayakashi itu pergi?" tanya Luz mengalihkan pembicaraan. "Eng... baunya mengarah ke jalan di belakang sekolah," balas Amatsuki, berusaha terdengar normal. Mereka bertiga lantas berlari ke belakang sekolah.

Ketiga orang itu tercekat mendengar suara geraman panjang. Tanpa ragu mereka segera mendatangi asal suara tersebut.

Si bakeneko menggeram dengan marahnya. Di hadapannya, tampak Soraru terengah. Tubuhnya penuh dengan luka. Syukurlah, sepertinya bakeneko itu belum menyadari identitas asli Soraru.

"Apa yang kau lakukan, bodoh??" pekik Luz ketika melihat kondisi Soraru. Ia segera menghampiri pemuda bermata biru yang kini keemasan itu dan membentengi dengan tubuhnya.

"Dimana Mafu?" tanya Luz beberapa saat kemudian. Soraru yang menyadari langsung tersentak. Pemuda itu cepat-cepat berdiri. "Luz! Aku akan mencari Mafu!"serunya lantang tanpa ragu. Luz mengangguk, "Kau bisa serahkan sisanya pada kami!"

Soraru langsung melesat mencari gadis albino itu. Si bakeneko hendak mengejarnya, tetapi Luz keburu memasang mantra penghalang. Bakeneko itu tidak bisa menyusul Soraru sebelum mengalahkan Luz dulu.

"Ito Kashitaro! Amatsuki! Aku memanggil kalian!" Luz berucap lantang. Kashi dan Ama yang menangkap sinyal tersebut melompat. Asap putih mengelilingi mereka yang kemudian mereka berdua berubah wujud menjadi dua kitsune besar berwarna coklat.

Keduanya terbang, mengitari bakeneko membentuk lingkaran. Sementara di bawah, Luz sibuk merapalkan berbagai mantra. Angin dahsyat mengelilingi tempat itu. Disertai juga dengan lolongan kemurkaan si bakeneko.

Cahaya putih kebiruan menyeruak dari tanah tempat Luz berdiri. Cahaya itu menyorot si monster kucing dan membuatnya menjerit panjang. Jeritan yang mengerikan. Tekanan udara membesar hingga mampu membalik sebuah mobil dan menerbangkan atap rumah. beruntung mereka ada di kawasan tanah lapang yang jauh dari pemukiman.

Tak lama setelah pendar menyilaukan itu meredup, si bakeneko sudah tidak berada di sana. Luz menghela napas lega. Pemuda itu terduduk di atas tanah sambil mengatur napas. Dua shikigami-nya langsung kembali berubah wujud menjadi manusia lalu menghampiri majikan mereka.

"Luz-sama! Anda tidak apa-apa?" tanya Kashitaro sambil menepuk bahu Luz. Luz membalas dengan gelengan disertai senyum. "Yang terpenting sekarang kita temukan Mafu dan Soraru," katanya sambil kemudian kembali berdiri.

"T-tapi Luz-sama! Anda sudah mengeluarkan banyak sekali tenaga!" kali ini Amatsuki yang khawatir. "Tidak apa-apa. Lagipula aku yakin mereka baik-baik saja."

MementoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang