Nine

494 70 51
                                    

Mafu sering merasa kesal pada Soraru. Mengapa pemuda itu bisa dengan enaknya tidur di setiap waktu? Bahkan pada saat pelajaran oleh guru paling killer seantero sekolah. Kembali mendengus, kini gadis itu mengetuk-ngetuk kepala Soraru dengan telunjuknya.

"Soraru-san, selanjutnya pelajaran Shima-sensei, loh! Jangan sampai tidur!"

Sebenarnya guru bernama Shima-sensei ini tidak galak, tetapi kebiasaannya meledek secara terselubung dan memberi tugas aneh-aneh pada siswa yang tidak tertib di kelas cukup membuat siapapun merinding.

Seperti bermuka dua. Shima-sensei selalu tersenyum bahkan ketika 'menegur' siswanya yang tidak tertib. Berasa pingin nampol tapi dia lebih tua. Harus hormat.

Soraru hanya menanggapi dengan melenguh pelan. Ditepisnya tangan Mafu lalu dibenamkan wajahnya semakin dalam pada lipatan tangannya.

Mafu hanya bisa menghela napas pasrah. Baiklah, setidaknya ia sudah mencoba. Bukan urusannya nanti jika Soraru harus begadang membuat tugas aneh dari Shima-sensei.

Tak lama pintu kelas terbuka. Seorang laki-laki dengan tahilalat di bawah matanya memasuki ruang kelas. Anak-anak berdiri dan menyalami sang guru. Pelajaran dimulai.

Tadinya memang begitu, jika saja indera penglihatan sang guru tidak menangkap sosok Soraru yang masih asyik terlelap. Shima-sensei berdehem sekali. Semua anak meneteskan keringat dingin.

"Sepertinya ada anak yang baru saja bertransformasi menjadi seekor koala di sini..." baiklah, guru itu memulai aksinya.

Semua mata tertuju pada bangku di belakang Mafu. Soraru masih tak bergeming. Bahkan ketika Shima-sensei berjalan mendekatinya, ia seperti sudah tak bernyawa.

Shima-sensei tersenyum sendiri, setelah itu ia menghentakkan kakinya ke lantai. Secara ajaib Soraru seperti terlempar ke atas. Untung saja ia kembali memijak tanah dengan selamat. Mafu terlonjak kaget, begitu juga dengan murid-murid yang lain.

Soraru membuka matanya perlahan. Mengerjap beberapa kali, kemudian menatap mata Shima-sensei sayu.

"Kau tidak tidur semalaman?" tanya Shima-sensei. Hanya hening yang menyelimuti sebelum Soraru mengangguk pelan dengan ekspresi bodoh.

Senyum simpul menghiasi bibir sang guru. Bagi Mafu itu sebuah pertanda buruk. "Baiklah, kau bisa lanjutkan tidurmu---"

Oh? Tumben baik

"--- Di depan kelas. Sekarang berdiri di depan sambil mengangkat satu kakimu, oke?"

Oh, ternyata kalimatnya belum selesai.

Dengan polosnya Soraru mengangguk. Sepertinya dia masih setengah sadar. Dengan polos pemuda itu maju ke depan kelas lalu berdiri sambil mengangkat satu kakinya, masih mengantuk.

Shima-sensei menggelengkan kepalanya. Setelah itu beliau kembali ke depan papan tulis. "Yasudah kita biarkan saja dia. Sekarang kita mulai pelajarannya."

Dan sepanjang pelajaran, Soraru benar-benar tidur sambil berdiri di depan mengangkat satu kakinya.

-

-

-

Waktu istirahat tiba. Tiga orang itu kini berkumpul bersama di kantin sekolah.

"Nee, Ama-chan," panggil Mafu. Yang dipanggil menoleh, masih dengan roti melon bertengger di mulutnya.

Setelah mendapatkan sinyal bahwa Ama siap mendengarkan, Mafu melanjutkan kalimatnya, "Apa menurutmu Shima-sensei aneh?" tanya Mafu.

Amatsuki mengernyitkan dahi, "Aneh? Aneh apanya?"

Kali ini Mafu mengubah posisinya menghadap Amatsuki. "Habisnya, tadi ketika membangunkan Soraru-san beliau bisa melakukan hal itu. Itu aneh, kan?" terang Mafu.

MementoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang