Menjadi shikigami itu bukanlah suatu perkara yang mudah.
Soraru tahu akan hal itu. Berkali-kali Amatsuki memperingatinya. Gadis itu bilang tak perlulah makhluk seperti dia menjadi shikigami. Toh kalau nanti dia disalahgunakan bisa jadi repot.
Malam setelah Soraru menceritakan masa lalunya, Mafu menangis tersedu sampai tidur. Benar, menangis sambil mendekap Soraru sampai tertidur karena kelelahan. Soraru maklum saja. Gadis ini sangat sensitif. Sentuhan sedikit saja pada batinnya akan membuat emosi gadis itu meluap-luap.
Soraru tersenyum menatap wajah pulas si gadis albino. Ia memapah gadis itu turun, kembali ke apartemen. Sesampainya di sana, ia mendapati Luz tengah asyik menyeruput kopinya di ruang tengah.
"Jangan kebanyakan ngopi, nanti cepat tua, loh," ledek Soraru sambil berjalan terus ke kamar Mafu.
Luz tak peduli. Hingga Soaru kembali keluar dari kamar Mafu, lelaki itu memanggil si surai raven.
Soraru menurut. Kini ia duduk di sebelah Luz. "Ada apa?" tanya Soraru. Luz melemparkan tatapan teduh pada pemuda di sampingnya.
"Kamu yakin bisa mengurus Mafu dengan baik? Anak itu kadang suka merepotkan. Sudah ceroboh, pelupa, rewelan, baperan, menyebalkan, cerewet, suka teriak-teriak, kadang suka usil lagi!"
Soraru tertawa masam. Keduanya diam untuk beberapa saat, sebelum Soraru kembali buka suara, "Luz."
Yang dipanggil menoleh. Soraru menengadah, menatap langit-langit ruangan. "Apakah... Mafu selalu diserang oleh para yuurei?" pemuda itu bertanya.
Luz terdiam sesaat, kemudian pemuda itu mengangguk. "Kau tahu, kan? Yuurei adalah arwah yang masih punya urusan di alam dunia. Entah itu dendam, misi yang belum terselesaikan, atau karena hal lain. Bagi mereka, sangat penting utnuk menuntaskan apa yang mereka mau. Akan tetapi tak mungkin kan mereka mendatangi onmyouji secara sembarangan? Salah-salah mereka malah dibasmi."
"Tapi bukankah onmyouji juga bertugas membantu masalah mereka?" tukas Soraru heran. "Tidak juga," balas Luz, "tak banyak onmyouji yang mau repot-repot mengurusi hal yang bukan urusannya. Meskipun aku tak suka hal semacam itu."
Soraru kini mengusap dagunya, mencoba berpikir. "Berarti... jika mereka menemukan orang yang tidak memiliki kekkai, mereka bisa merasukinya untuk mendapatkan tujuannya?" pemuda itu lalu menyimpulkan.
Luz mengangguk. "Kau cepat sekali pahamnya, ya...." pujinya sambil tersenyum. "tapi, kebanyakan dari yuurei itu melakukan hal yang jahat ketika berhasil merasuki seseorang. Mereka bisa bertindak tanpa memikirkan keselamatan orang yang mereka rasuki. Hal itu tentulah sangat berbahaya," terang pemuda bersurai coklat tersebut.
"...Aku akan menjaganya."
Luz menatap sepasang iris sebiru angkasa itu berkilat serius. "Aku akan menjaga Mafu sampai titik darah penghabisan. Itu janjiku pada Neru-san!"
***
Akhir pekan ini Amatsuki mengajak Mafu jalan-jalan. Gadis kepang itu bilang ada pusat perbelanjaan baru yang dibuka. Mafu tentu saja antusias – secara, mereka perempuan – pastinya banyak promo dan diskon yang akan mereka dapat nantinya.
Well, bagi Soraru itu sebuah bencana.
Maksudku sungguh, apa rasanya menunggu wanita berbelanja? Dan lagi akan butuh berapa lama bagi Soraru untuk menunggu?
Menghela napas, pemuda itu kini duduk di depan sebuah stand pakaian. Menunggu dua gadis itu selesai belanja.
"Luz sialan. Dia pasti sudah tahu kalau Amatsuki akan bersama Mafu jadi dia memperbolehkan Amatsuki jalan-jalan seperti ini!" rutuk Soraru lesu.
![](https://img.wattpad.com/cover/147756314-288-k796866.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Memento
General Fiction"Oto-san... Okaa-san... " Kau tahu? sejauh apapun dia melangkah, hanya bayang-bayang masa lalu yang membuntutinya. Yang ia lakukan hanya merintih, meleburkan butiran airmata dari manik spicanya. Terus berjalan sendirian pada malam hari, di bawah bi...