"Elaine, tidakkah kau terlalu kejam pada Jack?"
Teman gadis itu bertanya, mengharapkan suatu jawaban yang enak di dengar.
"Aku hanya tidak mengerti."
"Ha?"
Gadis itu kemudian duduk setelah sekian lama berdiri menatap langit.
"Mengapa dia mengungkapkan perasaanya?
Mengapa dia selama ini menyembunyikannya?
Mengapa bisa dia menganggapku sebagai seorang gadis?
Maksudku, seorang gadis dalam hal percintaan.
Aku tidak mengerti.""Elaine ku tersayang..~" teman gadis itu merangkul pundak nya. "Mengapa kau memikirkan hal yang simpel menjadi serumit itu? Perasaan orang itu rumit, tidak ada yang bisa mengerti seseorang hingga 100%—kecuali Tuhan tentunya—. Intinya dia menyukaimu, dan kau tau itu benar."
"Terus apa? Aku harus menerimanya? Menganggapnya sebagai seorang pacar? Aku lebih suka menjadi sahabat. Jika kami pacaran dan ternyata berakhir putus, buat apa aku menerimanya dari awal."
"Kamu terlalu egois, Elaine." Teman gadis itu menghela napas panjang. "Apa kau mesti menyakiti hatinya hanya karena kau ingin dia tidak menghilang dari hidupmu? Agar kalian tetap bisa dekat selamanya?"
"Aku...tak pernah mengatakan itu...", nada bicara gadis itu terdengar ragu.
"Tapi kau bermaksud untuk mengatakan itu."
"Aku...tidak tahu apa yang kau bicarakan."
Teman gadis itu kemudian berdiri.
"Ya sudahlah.", tangan gadis itu ditaruhnya di pinggang. "Intinya, kau tahu Jack bukan orang jahat. Kau juga tahu bahwa dia tulus. Pertimbangkan itu semua sebelum semua tindakan mu hanya menuju pada kehancuran hubungan kalian saat ini."
Gadis itu —Elaine— hanya menundukkan kepala, tak tau mesti berkata apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Limerence
RomanceAku mencintainya. Tidak dengan nya. Terlalu mencintainya hingga semua perlakuannya kuterima begitu saja, semua kesalahannya kumaafkan begitu saja. Sebesar itu lah cintaku.