"Elaine, kau mau tahu sesuatu?" , seorang teman -teman gadis itu- memangku wajahnya diatas meja milik gadis itu.
"Huh?" Gadis itu terlihat penasaran.
"Jack. Kau tau, belakangan ini dia terlihat berbeda dari biasanya."
"Berbeda? Maksudmu...lebih bahagia?"
"Ha? Mengapa kau menganggapnya seperti itu? Serius? Dia terlihat bahagia di matamu?"
"Bukankah...kenyataannya begitu? Lihatlah bagaimana dia selalu tersenyum ketika diriku melihatnya bersama dengan yang lain."
"Apa kau yakin tak salah lihat?"
"Maksudmu?"
"Aku tak tahu bagaimana tingkahnya dihadapanmu, tapi setahu ku, dia terlihat begitu terluka. Dia setiap hari mematung di kelas, lebih sering menundukkan kepalanya, meringkukan kepalanya. Dari apa yang kulihat, dia tak bahagia, Elaine."
"Oh..."
"Apa-apaan respons mu itu? Apa kau tak peduli dengan keadaan teman masa kecilmu itu?"
"Terus aku harus bagaimana?
Apa kau berpikir aku akan langsung menghampirinya sekarang?
Menanyakan kabarnya?
Menghibur dirinya?
Aku harus begitu?Aku merasa tak pantas melakukan itu.
Lagipula dia yang membuat hubungan kami semakin jauh.
Apa hak ku untuk menanyakan kabarnya?Ini akan lewat.
Segera akan kembali baik-baik saja.
Mungkin bukan hubungan kami yang membaik.
Tapi keadaannya.
Dia akan baik-baik saja.
Aku ingin percaya dia akan baik-baik saja tanpa ku.
Karena aku toh tak pantas bersamanya.""Dan apa yang membuatmu berpikir demikian?"
"Entahlah..
Sesuatu yang telah hancur,
Tak semudah itu diperbaiki.Hubungan kami yang telah hancur,
Tak semudah itu kembali menyatu.""Tapi...Apakah kau masih mempedulikannya?"
"Entahlah...
Aku bingung
Aku raguAku tak mengerti apakah ini rasa peduli atau iba
Apakah aku benar-benar mencintainya?
Apakah aku benar-benar menyayanginya?
Apakah aku benar-benar melihatnya sebagai seseorang yang lebih dari teman?Aku tak tahu
Aku lelahLelah menghadapinya
Lelah juga memiliki hubungan yang rusak ini
Lelah juga untuk berusaha memperbaiki
Lelah untuk bertindakTapi ku merasa gundah
Aku tak tau
Mungkin aku juga sudah menjadi gila"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Limerence
RomanceAku mencintainya. Tidak dengan nya. Terlalu mencintainya hingga semua perlakuannya kuterima begitu saja, semua kesalahannya kumaafkan begitu saja. Sebesar itu lah cintaku.