Telah lama kedua muda-mudi itu tak berbincang.
Bertatap mata saja jarang. Gadis itu selalu berusaha mengelak, menghindari, dan menghempas pemuda itu jauh.Pemuda itu berjalan dengan kepala menunduk, hingga ia merasakan kehadiran gadis itu.
Benar saja, gadis itu berdiri di depannya.Bersama lelaki lain.
Semua perasaan bercampur aduk dalam diri pemuda itu.
Marah, sedih, kecewa, emosi negatif begitu memenuhi dirinya.
Ia mencoba berpikir positif.
Menganggap bahwa lelaki lain itu hanyalah kenalan gadis itu.
Ia mengelak kenyataan.Karena setiap hari nya, gadis itu kian dekat dengan lelaki itu. Jarak diantara mereka seakan tak ada.
Bicara berdua, jalan berdua, mendorong satu sama lain tapi berakhir bersatu lagi, layaknya magnet."Aku kira kau tidak suka disentuh."
Ucapan itu keluar dari bibir pemuda itu tanpa disadarinya.
"Aku kira kau telah menutup hatimu."
Perih, hati pemuda itu terasa perih.
"Aku kira kita dapat bersama."
Pemuda itu memukul-mukul dadanya.
"Aku kesal! AKU KESAL!"
Pemuda itu mengeluarkan air mata yang telah dibendungnya lama.
"AKU KESAL PADA DIRIKU YANG TAK BISA IKUT BAHAGIA DISAAT KAU BAHAGIA! AKU KESAL!"
Pemuda itu kehilangan tenaganya. Dirinya berakhir duduk dengan kepala menunduk, jantung yang berdetak lemah karena kehilangan semangat untuk hidup, air mata yang kian menderas, dan jatuh ke dalam keterpurukan.
"Kumohon, kembalilah."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Limerence
Lãng mạnAku mencintainya. Tidak dengan nya. Terlalu mencintainya hingga semua perlakuannya kuterima begitu saja, semua kesalahannya kumaafkan begitu saja. Sebesar itu lah cintaku.