36

52 7 0
                                    

"Bil... kaka minta maaf" Kencana menunduk dan menangis merasa bersalah. Ia berpikir tidak pantas lagi menjadi knight nya seorang ratu yang mulia.

Baru ingin berucap, ada seseorang yang datang-

"En... lu kenapa?" Terlihat jelas wajahnya yang sangat panik melihat wajah Nabila membiru.

Melihat Kencana berada di samping Nabila, ia beransumsi bahwa Kencana lah yang telah menyebabkan Nabila menjadi seperti ini.

Satu pukulan keras tepat di wajah nya Kencana.

"BANCI LO!!!" Nandar pun emosi.  Ya lelaki tadi ialah Nandar.

"KALO LO ADA MASALAH SAMA DIA? LAWAN GUE SINI!" Teriaknya. Dia benar-benar sedang tersulut emosi.

"Gue tau ini salah gue tapi gue gasengaja. Mana mungkin gue tega gituin dia yang udah gue anggap seperti lebih dari teman" Ucapan Kencana membuat Nandar ingin memukuli wajahnya lagi. Tapi tidak terjadi, karena telah ditahan oleh Nabila.

"Dia ga salah apa-apa, ayo pergi" Nabila mungkin kesal karena rencana itu telah sia-sia. Tak ada hasil.

"Bil, kaka minta maaf" Kencana tetap mencegah Nabila pergi.

"Gausah paksa dia!" Peringatan dari Nandar.

"Ini bukan urusan lu!" Kencana ngegas gais.

"Bukan urusan gue darimana, jelas-jelas dia cewe gue! Dia terluka karna lu"

"Dikasih hati malah minta jantung, sat!" Kalau tidak karena permintaan Nabila, Nandar benar-benar sudah menghabisinya dari tadi.

"Udah dar, gue pengen ngomong berdua ama dia"

"Tapi..."

"Sebentar aja. Ya?" Nandar tak mau berlama-lama disini, maka dari itu ia mengizinkannya.

"Bil, kaka minta maaf"

"Beri aku waktu"

"Jangan lama-lama kaka gabisa nunggu"

"Dan gue gabisa diginiin!" Nabila tersulut emosi permirsah. Kencana kicep:v.

"Karna lu gue punya banyak masalah! Karena lu gue punya banyak musuh! Karena lu gue punya luka yang membekas di wajah gue! SEMUA KARENA LU KA!" Nabila menangis. Ia tak tau mengapa ia begitu emosi, mungkin kecewa karena Kencana tak memenuhi janjinya.

"Tenang... kaka bakalan terus ngawasin kamu bi. Cause youre my sister wich i must safe you for they will be hurt you"

Perkataan Kencana yang masih saja terngiang-ngiang di pikiran Nabila. Dia pergi, dia menangis di taman yang sedang sepi. Ia duduk dengan lutut ditekuk, lalu menundukkan wajahnya.

"Makanya jangan percaya sama cowo selain gue" Nandar datang, duduk bersama Nabila yang sedang terpuruk.

"Hmm....he......hiks..." tangis Nabila masih terdengar di telinga Nandar.

Nandar pun langsung menenangkannya, dengan memposisikan tubuhnya. Agar tubuhnya memeluk tubuh Nandar.

"Hwaa...." tangisan Nabila semakin kencang terdengar.

"Jangan nangis. Ntar orang kira gue yang buat lu nangis" eh malah makin kenceng nangisnya.

Setelah puas lima menit menangis, Nabila menyudahi pelukan dengan Nandar.

"Gimana udah selesai nangisnya?"

"Nangis lagi gih. Gue belum sempet foto lu tadi" tawa dia.

"BODO!"

"Dar..." Nandar hanya membalas dengan deheman.

"Gue aus.."

"Ke sekolah dulu yuk"

"Lu gila ya?"

"Lebih gila lagi gue ngeliat luka lu di wajah lu"

"Gue bakalan ngobatin lu di sana"

Nabila menggeleng tidak mau.

"Yaudah kita ke apotek aja"

Nandar menarik tangan Nabila lembut, berniat untuk mengajaknya pergi bersamanya.

Setelah beli, Nandar mulai mengobati Nabila.

"Aw sakit ih"

"Makanya jangan bandel! Rasain nih" Nandar menekan luka Nabila dengan penuh perasaan kejam.

"Gamau lagi nih.. nangis nih"

"Lebay"

"Sakit tau..."

"Udah selesai"

"Ayo pulang"

Nabila mengikuti Nandar yang mulai menaiki motornya.

Nandar pun menjalankan motornya. Karena merasa berterimakasih, Nabila memeluk Nandar dari belakang.

"Makasih..." bisiknya ke Nandar.

Andai Nabila tau, dibalik wajah Nandar yang tertutup topeng, ia menampakkan wajah yang sangat bahagia.

💕💕💕💕💕

Maaf bngt ya ngaret. Vote ya. Mksh:).

Our Relationship [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang