20

60 8 0
                                    

"Dia itu siapa lo sih?"

"Dia? Orang yang selalu gue jaga, saat gue kenal dia untuk pertama kalinya"

💕💕💕💕💕

"Ngapain si kita disini?" Tanya Kesya, yang mengerutuki Utay yang kurang kerjaan diri di depan kelas dekel.

"Bacot! Tunggu bentar"

Nabila pun otw untuk masuk kelas, tapi ditahan oleh Utay.

"Nah tuh dia"
"Sini lo!" Utay pun menarik paksa tangan lembut nan bagus milik Nabila.

Nabila yang bingung, serta terkejoet mengikuti langkah kaka kelas yang ia tak kenal ini.

"HEH! CEWE GANJEN, GATEL, MENEL!!!" Teriaknya sambil mendorong bahunya dengan telunjuknya.

Nabila yang tak terima itu, ia langsung melawan "kenapa ka? Ko tiba-tiba begini si? Apa salah gue? Kenal lu juga engga"

"LO UDAH PUNYA PACAR KAN?! GAUSAH MENEL DA LO KE KENCANA!"

"Kenapa sih ama Ka Kencana?"

"Gue tau lo abis jalan sama dia kan. Berani dibayar berapa lo?"

"Enak aje lu. Siape si, orang gawaras dasar. Dateng-dateng nuduh gue dijalan gara-gara dibayar!"

"Ngaku aja lo tai!"

"Sebenarnya Ka Kencana yang ngajakin gue jalan. Gue nya gamau! Tapi dia maksa! Dan plis deh KA KENCANA GAPERNAH BILANG KALAU DIA PUNYA PACAR!" Ucap Nabila dengan penekanan di kaliamt akhirnya.

"Yatapi tetap aja ANJING! DIA ITU MANTAN GUE!!!"

"Mantan? Tapi masih begitu? Emangnya dia peduli?" Ucapan Nabila membuat Utay mengacak-acak kepalanya, sehingga kerudungnya hampir lepas. Mencakar tubuh Nabila seenak bool. Nabila tak membalas, hanya mencegah Utay, dia cerdik. Karena, jika orang melihat pertengkaran mereka, seakan-akan Nabila lah yang menjadi korban.

"UTAY! UDAH!" Lerai Kencana. Tapi, Utay masih memberontak.

"Apaansih lo! Lo ngapain?!"

"Dia udah gabener Kenca! Gue mau ngasih dia pelajaran" Utay bicara menyelesaikan pertengkaran yang terjadi.

"LO YANG GABENER!" Kencana ingin menampar Utay, tetapi ia tahan. Ia tau, kasar dengan perempuan itu bukan lah lelaki.

"Ada apa ini?" Ucap Pak Udin yang melihat Nabila sudah kacau. Muka terluka karena cakar, kerudung berantakan, serta mata yang sembab karena menangis. Menangis bukan karena pertengkaran, tetapi karena ia melihat Nandar yang hanya melihatnya saja, tak membela, tak melerai.

"Kalian? Ikut bapak" Titah Pak Udin kepada Utay dan Nabila.

Mereka berdua pun mengikuti Pak Udin, lalu sampailah mereka di ruangan guru.

"Bu Sumi! Mereka berulah lagi" Teriak Pak Udin yang membuat semua mata guru tertuju kepada mereka berdua. Nabila dan Utay hanya bisa menunduk.

Bu Sumi selaku wali kelas 10-8, langsung menghampiri Nabila dan mensidang Nabila dan Utay.

"Ada apa? Cerita apa masalahnya. Dengan JUJUR!" Titah Bu Sumi dengan tegas.

Our Relationship [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang