Part 23

463 75 27
                                    

"Yoogeun-ah eomma berangkat kerja dulu ya, jangan nakal pada halmeoni, dan Yoogeun harus menuruti kata dokter nanti biar cepat sembuh. Eomma menyayangimu."  Taemin memberikan sedikit pengertian pada Yoogeun, putra kecilnya harus ia tinggal untuk bekerja. Untung saja jagoan kecilnya itu bukan tipikal anak yang rewel, Taemin bersyukur Yoogeun memahami kesibukkannya. Taemin sempatkan memeluk tubuh lemas milik Yoogeun.

"Nde. Eomma jangan lama-lama ya." Jawab Yoogeun lirih, suaranya parau khas sekali menunjukkan kondisinya belum stabil.

"Eumm, janji." Ucap Taemin lagi sambil mengelus pipi Yoogeun lembut.

Setelah berpamitan pada Yoogeun, Taemin juga berpamitan pada Ny. Choi, sebenarnya ia merasa tidak enak pada Ny. Choi karena ia baru bertemu dengan Ny. Choi tapi ia sudah banyak merepotkan beliau. Tapi mau bagaimana lagi? Taemin tak punya pilihan. Gweboon dan Jinki yang biasa menemani Yoogeun sekarang berada di Busan.

Minho turut berpamitan pada Yoogeun dan juga sang ibu. Setelah itu ia segera melesat menyusul Taemin yang lebih dulu meninggalkannya. Taemin amat sangat terburu sampai-sampai tak menunggui Minho selesai berpamitan pada Yoogeun dan ibunya.

Taemin sudah berjalan keluar ruang perawatan dan meninggalkan Minho. Si pria bertubuh tinggi itu segera keluar dari ruang perawatan Yoogeun dan mencari sosok Taemin yang nyatanya sudah berjalan cukup jauh, ia segera berlari untuk menyusul Taemin.

"Lee Taemin, kenapa kau meninggalkanku?" Tanya Minho saat ia sudah berada di samping Taemin.

"Untuk apa aku menunggumu. Kau pulang saja ke rumahmu, aku bisa pulang dan berangkat sendiri." Taemin lagi-lagi menunjukkan rasa tidak sukanya pada si pria tinggi di hadapannya. Ia sedang menyombongkan diri bahwa ia bisa melakukan apapun tanpa bantuan Minho. Ia bisa selama ini, bahkan membesarkan Yoogeun ia lakoni sendirian.

"Walaupun kau menolak, aku akan tetap mengantarmu Taemin." Ucap Minho bersikukuh.

"Hah terserah." Taemin menjawab singkat. Ia tidak mau berdebat dengan Minho lagi, ia harus segera pulang ke rumah dan bersiap-siap sekarang. Waktunya akan terbuang percuma hanya untuk berdebat dengan Minho, bisa-bisa ia terlambat sampai di kantor.

Minho dan Taemin berjalan menuju tempat parkir. Keduanya berjalan berdampingan, tapi hening. Kecanggungan menyelimuti. Minho tentu saja ingin membuka percakapan, namun urung saat melihat wajah Taemin yang nampaknya tak suka berdekatan dengan dirinya.

Sebut Minho hilang akal saat ini. Ia secara tiba-tiba menggenggam tangan Taemin, dan sontak hal itu membuat Taemin kaget, dan menghentikan langkahnya.

Taemin menatap jemarinya yang tertaut dengan jemari besar milik Minho, begitu erat tangannya digenggam oleh telapak hangat itu.

"Kau mau apa? Lepaskan tanganku. Jangan macam-macam atau aku akan berteriak." Taemin menatap Minho tajam. Ia tak suka seperti ini.

Minho hanya tertawa mendengar kalimat yang keluar dari bibir indah Taemin, Minho sendiri merasa heran kenapa Taemin begitu takut padanya, ia tidak berniat jahat. Sungguh. Ia hanya tidak mau Taemin kabur dari dirinya saat ia mencari mobil kesayangannya itu.

"Astaga Taemin, kenapa kau selalu berburuk sangka padaku? Aku tidak akan berbuat macam-macam padamu. Aku hanya tidak mau kau kabur saat aku mengambil mobilku." Ucap Minho diselingi tawa.

"Aku tidak akan kabur, jadi cepat lepaskan tanganmu." Ucap Taemin yang kini mencoba melepaskan genggaman tangan Minho dari tangannya.

Taemin masih berusaha melepaskan tangan Minho, namun Minho sendiri bukannya melepaskan tangan Taemin ia justru malah semakin erat menggenggam tangan Taemin, ia menggenggam begitu erat seolah-olah ia tidak mau kehilangan Taemin lagi.

Bad Or Lucky Meeting You (On Going-Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang