2

10.8K 425 22
                                    

Leona

Sulit untuk bersikap biasa ketika kau melakukan hal yang tidak biasa. Maksudku menjadi stripper tidak terlalu buruk menurutku, tapi adikku akan langsung gila begitu mendengarnya. Karena itu aku harus mencari alasan logis yang membuatnya tidak bertanya-tanya kemana aku menghilang sepanjang malam.

Itu sulit. Lea tidak mudah dibohongi dan bahkan jika hanya karena aku berkedip pada waktu yang salah mungkin dia sudah akan curiga. Dan begitu dia curiga aku tidak akan lolos.

"Aku akan keluar malam ini," ucapku saat aku meletakkan telur dan sosis di meja.

Dia berhenti dari mengambil piring di rak. "Oke. Aku tidak masalah di rumah sendirian."

"Aku tahu. Hanya saja aku mungkin akan kembali sangat larut, jadi tidak perlu menungguku," ucupku. Dia mengernyit dan itu indikasi kalau dia mencium ada sesuatu yang salah di sini. "Aku pergi untuk pekerjaan lain."

"Pekerjaan apa?" dia bertanya. Membawa piring ke meja makan dan bergabung denganku.

"Yeah, kau tahu. Pelayan di bar malam, gajinya lumayan," ucapku. Aku sungguh berusaha menjaga ekspresi wajahku tetap santai.

"Kenapa dengan pekerjaan lamamu?" dia menuntut, tapi nadanya ringan.

Oh Tuhan, aku bersyukur dia tidak curiga.

"Itu tidak menghasilkan banyak uang," jawabku. Dia mengernyit tapi tidak mengatakan apapun dan lanjut mengambil telur dan sosis ke piringnya. "Ayolah! Kau tahu bagaimana perasaanku tentang aku tidak bisa memenuhi kebutuhan kita."

"Oke. Tapi kau juga tahu, aku tidak bermasalah dengan itu."

Tentu saja.

"Ya aku tahu itu," ucupku. Dia mengangguk meski masih terlihat tidak terlalu setuju. "Percayalah, aku tidak akan melakukan hal yang bodoh."

"Aku tidak akan bisa menghentikanmu, kan?" dia bertanya dan senyum kecil muncul di bibirnya.

"Tidak. Kau tidak bisa."

"Hanya jangan melibatkan dirimu ke dalam masalah. Oke?" Dia menembakku dengan pandangan matanya.

Aku tertawa sekarang. "Astaga! Terkadang aku merasa kau yang seharusnya menjadi kakak di sini."

Itu membuatnya tetertawa pelan dan aku senang karena demi apapun Lea sangat jarang tertawa, hampir tidak pernah.

"Bukankah memang begitu?" dia balas menggodaku.

Yeah, dia mungkin benar.

***

Begitu aku tiba di bar aku langsung menuju kantor Javier. Bukannya aku senang bertemu dengannya tapi itu yang dia katakan kemarin. Aku tidak akan langsung terjun ke area umum tapi aku akan melakukan untuk tamu khusus. Apa yang dia katakan kemarin? Pemilik bar? Atau semacam itu?

"Leona, senang melihatmu," ucapnya, suara seraknya mengirimkan rasa dingin ke tulang punggungku. Sungguh aku tidak tahu kenapa, tapi aku yakin seratus persen kalau Javier Moretti adalah orang yang berbahaya.

Aku memaksakan seulas senyum yang mungkin terlihat seperti usaha yang menyedihkan tapi selebihnya aku berusaha bersikap berani dan profesional.

"Mr. Moretti, Anda bisa menunjukkan pada saya apa yang harus saya lakukan," ucapku. Dia tersenyum dan mungkin memberiku nilai yang cukup bagus.

"Baiklah. Kau hanya perlu menghibur Mr. Sylvester anggap saja seperti latihan kerja."

"Hanya itu?" aku bertanya dan untuk alasan yang aku tidak ketahui, dia tersenyum dengan senyum angker yang membuatku menggigil.

The Terminating Past (Past Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang