Leona
Kami baru saja menghabiskan semamgkuk popcorn dan menyelesaikan film The Vow dan sekarang Sylvia bersikeras kami harus mendapatkan es krim pesta gadis kami sebelum dia menikah. Lea tidak banyak bicara seperti biasa tapi dia berjanji untuk datang ke pesta lajang saat Sylvia memintanya. Sejauh ini dia terlihat baik tinggal sendirian, hampir normal, meski aku tetap mengkhawatirkannya.
"Aku akan mendapatkan es krimnya." Lea melompat dari duduknya dan berjalan ke dapur. Meninggalkan aku dan Sylvia sendirian.
"Ceritakan!" ucap Sylvia.
"Apa?" Aku meletakkan mangkuk kosong popcorn di meja dan mematikan layar televisi.
"Kamu pindah dengan pria, harus ada cerita yang bagus di baliknya," jawabnya tepat di saat Lea muncul dengan satu cap besar es krim vanila dan tiga sendok.
"Sebenarnya aku tidak pindah dengan pria, karena kami tidak tinggal bersama."
Lea melemparkan dirinya di antara aku dan Sylvia, menyerahkan satu sendok masing-masing pada kami. "Tapi kamu bilang kamu tinggal di apartemennya."
"Iya itu apartemennya tapi dia tidak tinggal di sana."
"Kenapa?" ucap Sylvia sambil mengambil satu sekop besar es krim dengan sendoknya. "Maksudku, kenapa membuatmu tinggal di sana jika dia bahkan tetap tidak tinggal denganmu?"
"Hubungan kami rumit dan aku tinggal di sana karena dia pikir aku akan aman di sana," jawabku.
"Aman?"
"Pacarnya mafia," ucap Lea. Ada garis sinis di suaranya. Tapi Sylvia mengerang seolah dia mendapat orgasme dan matanya melebar.
"Serius? Apa dia pria gelap yang seksi? Mengisap cerutu? Berbahaya dan menggoda? Seperti di film? Sial! Kita harusnya menonton The Godfather dan bukan film romantis hilang ingatan!"
Aku tertawa sementara Lea lebih suka menelan lebih banyak es krim. "Dia tidak mengisap cerutu tapi ya tentang gelap seksi dan berbahaya menggoda."
"Wow! Jadi apa kau sudah terlibat semacam pertarungan antar gangster?" Sylvia bertanya penuh semangat. Gadis itu tahu cara membuat seseorang terus bicara.
"Balapan dan baku tembak. Aku bahkan meledakkan ban dengan Baretta. Bisa kau bayangkan betapa kerennya itu?" Aku menyeringai.
"Kau tidak mengatakan itu padaku!" Lea menodongkan sendoknya tepat ke hidungku.
"Karena aku tahu kau akan mengambil ini dengan berlebihan."
"Aku sudah menduga kalau dia adalah masalah!" desisnya lagi.
"Biarkan saja Lea. Kakakmu tahu apa yang dia lakukan," ucap Sylvia. Lea jelas tidak tertarik lagi dengan es krim. "Lagi pula ini tidak seburuk seperti dia mengambil pria dari wanita lain." Aku meringis dan dua gadisku ternyata cukup memperhatikan itu.
"Ada apa?" Mereka bertanya serentak.
"Dia bertunangan."
Rahang Lea jatuh terbuka, Sylvia memberiku pandangan tidak percaya, sementara aku hanya dapat mengedikkan bahu.
"Sial Leona! Sejak kapan kamu mengembangkan ketertarikan pada pria dengan pasangan?" Sylvia menjatuhkan sendoknya.
"Itu tidak seperti itu!"
"Tinggalkan dia!" ucap Lea.
"Aku tidak bisa." Mereka mulai melihatku dengan wajah menjengkelkan. "Dengar! Ini pertunangan untuk bisnis semacam mereka sedang menambah kekuatan dengan membentuk sekutu. Lucas dan gadis ini tidak saling suka atau apa pun."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Terminating Past (Past Series)
RomanceWARNING KONTEN DEWASA 21+ MOHON BIJAK DALAM MEMBACA!!! Leona tidak ingin adiknya kecewa atau membencinya tapi dia juga tidak dapat berbohong kalau dia benar-benar mencintai Lucas Sylvester, orang paling berharga dalam hidupnya setelah adiknya sendi...