Leona
"Ohh, jangan melihatnya seperti itu!" ucapku saat Luke menerobos masuk ke apartemen dan memberi satu pukulan bagus di rahang adiknya. Dia terlihat ingin membunuh Gabriel detik itu dan aku yakin itu tidak sering terjadi.
"Tidak. Aku pantas untuk lebih dari satu, dua pukulan darinya, aku mengacaukan semuanya," ucap Gab.
"Itu tidak ada gunanya, memukulmu tidak membuat ayahmu menyukaiku," balasku dan aku mendapat pandangan tidak percaya dari Lucas.
"Tidak ada cara di neraka dia akan menyukaimu Leona! Dia tahu! Dia tahu tentang kamu, sialan!" bentak Luke dan aku bertanya-tanya siapa diantara kami yang mabuk karena aku yakin hampir menghabiskan satu botol anggur tapi dia yang bertingkah seperti neraka.
"Aku tahu," jawabku datar.
"Dia akan membunuhmu atau setidaknya dia akan mencoba. Tidakkah kamu berpikir untuk menjadi sedikit takut? Jika kamu tidak cobalah untuk melakukannya!" Dia membentakku dan aku serius tidak menghargai itu. Aku tahu dengan pasti kemungkinan itu dan tidak perlu dia untuk meneriakkannya ke wajahku.
"Sial Luke! Jangan menjadi berengsek sekarang, karena aku tidak butuh itu! Aku tahu dia ingin menyingkirkanku, dia praktis menyemburkan kata-kata itu padaku, tapi apa yang kamu harapkan? Aku hanya diam dan merangkak menuruti kata-katanya?"
"Iya jika itu membuatnya percaya kalau kita tidak memiliki hubungan apa pun!" bentaknya dan aku terkejut saat melihat matanya yang merah, itu basah, sial apa dia menangis? "Berengsek Leona, aku tidak akan pernah bisa hidup jika terjadi sesuatu padamu!"
"Ayah mungkin tidak akan membunuhnya. Selama Leona tidak mengganggu pernikahanmu dan Val. Aku lebih khawatir kalau dia akan memanfaatkan Leona untuk memaksamu Lucas, dia tahu kamu akan melakukan apa pun untuknya." Gab mengusap rahangnya yang memar. "Itu lebih masuk akal dan aku yakin ayah tidak akan mengambil resiko untuk membuatmu benar-benar di luar kontrol, dengan membunuhnya. Jika Leona hilang dari persamaan ayah tidak akan punya kartu di tanganya untuk dimainkan. Aku yakin dia tidak akan lupa betapa marahnya kamu saat Gabriella menikah, kamu secara harfiah hampir membunuhnya, hanya karena Javier menaruh pistol di dahimu kamu berhenti."
"Lalu itu lebih buruk," ucap Luke. Dia melempar tubuhnya ke sofa terlihat seperti orang yang sekarat. "Kamu tahu ayah bisa membuat neraka di dunia jika dia mau."
Aku melirik Gab yang sama putus asanya dengan kakaknya. Dua saudara ini benar-benar tidak tertolong. "Pulanglah Gab, aku yang akan bicara dengan Luke."
Dia mengangguk dan berdiri, keluar tanpa sepatah kata pun. Luke juga tidak mengatakan sepatah kata pun lagi, aku pikir dia sudah mencapai titik jenuh putus asa di mana dia tidak ingin bergerak atau bicara lagi. Aku perlahan duduk di sebelahnya dan tersenyum, kita butuh seseorang untuk tetap optimis jadi aku akan memainkan peran itu meski kepalaku sama kacaunya dengan mereka.
"Hai ayolah ini bukan akhir dunia." Aku menangkup wajahnya, memaksanya untuk melihatku.
"Ini akhir dunia Leona, kamu hanya belum menyadarinya."
Aku memutar bola mataku dan bergeser untuk duduk di pangkuannya. Dia menyipitkan matanya seolah mengatakan 'sungguh Leona ini bukan waktu yang tepat' tapi menurutku ini benar-benar waktu yang tepat. "Ayolah! Apa yang terburuk yang bisa terjadi? Aku mati? Dia menculik dan menyiksaku?"
"Itu bukan lelucon!" desisnya.
"Percayalah, aku tahu itu bukan lelucon. Aku tahu persis betapa aku mungkin akan mati di sini tapi aku tahu itu saat aku memutuskan untuk bersamamu. Aku tahu resikonya Lucas, tolong jangan menyerah sekarang." Dia menutup matanya dan memelukku, mengubur wajahnya di dadaku. Aku mengusap rambutnya, menikmati nuansa selembut sutra dari mereka di jari-jariku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Terminating Past (Past Series)
RomanceWARNING KONTEN DEWASA 21+ MOHON BIJAK DALAM MEMBACA!!! Leona tidak ingin adiknya kecewa atau membencinya tapi dia juga tidak dapat berbohong kalau dia benar-benar mencintai Lucas Sylvester, orang paling berharga dalam hidupnya setelah adiknya sendi...