Double up!!! Vote dan komen okey ^^
Lucas
Aku menarik jaket dan meraih kunci mobilku begitu Valerina dan keluarganya meninggalkan aula hotel. Aku harusnya datang ke rumahnya untuk pertunangan kami tapi sepertinya Ayahku bahkan tidak cukup percaya untuk masuk ke sarang The Outfit. Sejujurnya aku juga tidak. Jadi itu terjadi di salah satu hotel pinggiran Chicago. Bagus untukku.
"Apa kau gila?" ucap Gab saat aku berjalan ke pintu keluar.
"Mungkin," balasku. Leona memintaku datang, dan aku tidak bisa mengatakan tidak. Aku sudah mengabaikan dia dalam satu minggu, aku tidak bisa mengabaikan dia lagi.
"Kemana kau akan pergi?"
"Apartemen lama Ibu," jawabku dan aku masuk ke dalam mobil mengabaikan Gab yang memandangku dengan aneh.
Saat aku sampai ke lobi, Homer ada di sana. Dia berdiri dan mengangguk padaku, aku hanya terus berjalan ke elevator, ke lantai teratas. Aku memasukkan pin dan pintu terbuka di dapanku.
"Leona?" Aku masuk, mencari gadis yang membuat mingguku terasa seperti neraka. Rasanya aku ingin mati tiap kali mengingatnya, memikirkan bagaimana dia akan ingin membunuhku jika dia tahu tentang Val.
"Di sini." Dia berteriak dari arah dapur, aku berjalan ke sana dan menemukan dia duduk di depan meja bar dengan gaun silver sialan dan gelas berisi scotch. Dia tidak terlihat mabuk tapi aku yakin dia sudah mengambil satu tembakan. "Kau benar-benar datang, aku pikir kamu tidak akan muncul, Luke."
Dia berdiri, mengambil satu gelas lain yang sudah terisi scotch dan berjalan ke arahku. Senyumnya lebar dan cara bulu matanya mengipasi pipinya sangat cantik, itu membuat efek kerlip pada mata hazelnya. Lalu mataku menemukan bibirnya yang dipulas dengan lipstik merah merona. Aku ingin bibirnya, sial! Beberapa jam lalu aku menyelipkan cincin ke jari gadis lain, menciumnya, dan tidak merasakan apa pun. Lalu sekarang aku ingin mati untuk bibir ini.
"Apa yang kau lakukan?" ucapku. Dia hanya mengedipkan bulu matanya lagi. Jelas tahu bagaimana itu membuatnya terlihat menggoda.
"Ayo kita minum, kau suka scotch, 'kan?" Dia menyerahkan gelas penuh padaku dan menenggak habis miliknya sendiri. Hidungnya mengernyit saat cairan keras itu melewati tenggorokkannya. Apa yang salah?
"Kita bisa minum anggur," ucapku. Dia tertawa. Tawa yang cantik, tawa yang membuat jantungku terasa hangat.
"Tidak. Tidak. Malam ini sepenuhnya tentangmu, Lucas. Kamu tidak tahu bagaimana kamu sudah membuatku merasa gila, sangat gila," ucapnya. Dia menyentuh lenganku, dalam gerakkan erotis yang lambat lalu perlahan dia melepas ritsleting jaketku. "Kau memakai tuxedo? Apa kau baru saja dari acara spesial? Acara yang membahagiakan?"
Aku meringis dan otakku kembali dipenuhi rasa bersalah. Scotch di tanganku sekarang benar-benar menggoda dan aku sungguh membutuhkannya jadi aku menenggaknya. "Acara bisnis." Itu tidak bohong. Pertunangan kami sepenuhnya bisnis.
"Tentu saja, kau pasti sangat sibuk dengan bisnis ini hingga tidak sempat meneleponku. Bisnis macam apa? Apakah bisnis yang menyenangkan?" Dia mengambil gelas dari tanganku, meletakkannya ke meja bar dan kembali padaku. Melepas dasiku dengan jari-jarinya yang ramping.
"Tidak. Aku benci bisnis ini." Suaraku serak dan cara Leona mengintipku dari bulu matanya membuatku gila. Aku sudah menginginkan dia begitu lama, aku ingin mendorongnya melawan diriku. Menciumnya dan tenggelam jauh ke dalam dirinya. Itu sangat buruk, hingga kadang-kadang aku berpikir untuk memaksanya. Tapi di sini dia, menggodaku setengah mati.
"Leona apa yang sebenarnya sedang kamu lakukan?" ucapku. Aku menghentikan tangannya dari melepas lagi kancing jasku. Ada yang salah. Leona tidak seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Terminating Past (Past Series)
RomanceWARNING KONTEN DEWASA 21+ MOHON BIJAK DALAM MEMBACA!!! Leona tidak ingin adiknya kecewa atau membencinya tapi dia juga tidak dapat berbohong kalau dia benar-benar mencintai Lucas Sylvester, orang paling berharga dalam hidupnya setelah adiknya sendi...