Satu

122 32 21
                                    

kendall's pov

Kesunyian,kesengsaraan membuat kendall sangat membenci hidupnya terlebih lagi setelah cowok yang katanya jenius itu datang dalam hidupnya, dengan satu kampus dan satu kelas dengannya mebuat kendall semakin tidak nyaman dengan hidupnya. Ingin rasanya teriak sekencang-kencangnya berharap ada seseorang yang mendengar dan menenangkannya, tapi semua itu mustahil.

Semua orang meninggalkannya, bahkan semua orang tidak peduli dengan keadaanya sekarang termasuk orang tuanya sendiri. Bahkan dulu Kendall sangat percaya pada satu laki-laki pada saat itu, karena hanya dia satu satunya orang yang selalu ada untuknya. Tapi Kendall salah,ternyata dia sama saja, sama seperti orang lain.

Ya mencampakkan dirinya seperti sampah. Kini semua itulah yang membuat Kendall tidak percaya cinta,pengorbanan,kasih sayang dan hal yang dulu membuatnya sakit hati dan trauma. Hidupnya sunyi tanpa cinta, tapi cinta juga yang membuat hidupnya berantakan.

"Halo, perkenalkan nama saya Kevin Adi Sebastian,kalian bisa manggil gue Kevin."

"What!!! sok keren banget sumpah,kesel gue jadinya."bisik gue sama Bella

"Sutt ah ntar suka loh."bisik Bella sambil menahan tawanya.

"yah enggak lah." jawabku singkat.

"Ya siapa tau."kata bella.

"Udah jadi dibahas." jawabku yang membuat Bela terdiam.

Kevin duduk pas dibelakangku karena cuma bangku itu aja yang kosong.

Pelajaran dilanjutkan.

Sebenarnya, aku gak benci sama Kevin cuma kesal aja karena sok jadi pahlawan dan ngebela anak kecil yang jelas-jelas salah. Sepanjang jam pelajaran ini aku bener-bener enggak fokus, dan gak tau tadi Pak Heru ngasih materi apa.

Rasanya aku ingin balik ke rumah terus tidur dan pengen mimpi supaya ada cowok yang bisa mengubahku menjadi lebih baik dan sepenuhnya percaya padaku, dan yang paling penting ada disisiku.

Dan aku juga mau mimpi kalau keluarga aku akan utuh dan bahagia. Prak mimpi itu gak akan pernah jadi nyata semua mustahil. Kayak kamu berharap sesuatu yang bahkan Tuhan aja enggak inginkan itu.

"Eh vin, lu tuh kenapa bisa sekolah disini sih kayak gak ada tempat buat sekolah aja,dimana kek di luar negeri bisa kan katanya lu jenius."

Kataku dengan muka kesal campur marah pokoknya campur aduk.

"Hmmm, ya suka-suka gue lah mau sekolah dimana jadi lu yang ngatur." jawab kevin yang pergi meninggalkan gue dikelas berdua dengan Bella gitu aja,dan Bella malah cekikikan gak jelas liat tingkah gue.

"Temen macam apa sih lu,bukannya dibantuin malah diketawain,dasar." kataku yang jelas marah liat sikap Bella

"Ya elu ngapain marah-marah gak jelas,kayak udah saling kenal aja,dan lagian ini jadwal dia ke Gereja yaiyalah dia pasti males ngeladenin ocehan lu yang gak jelas." jelas Bella yang langsung tau kalau Kevin berbeda keyakinan dengannya.

"Emang sekarang ya kalau ke gereja, ohh baru tau gue."

Kendall berpikir karena dia enggak tau kapan orang non islam khususnya kristen ke gereja.

"Iya. makannya cari tau, kali aja kalian disatukan dalam perbedaan"

Bella berlari keluar kelas diiringi teriakan Kendall yang semakin ngamuk karena Bella ngomong asal kayak gitu.

Kadang aku suka berpikir kapan dan kapan kebahagiaan datang, kapan seorang Kendall merasakan hidup tenang tanpa masalah.

Kenapa gua bilang kejam, karena disini aku harus menerima pahitnya hidup,disini juga aku banyak meneteskan air mata demi orang orang yang bahkan enggak peduli sama aku,dan disini juga aku akan selalu berharap untuk dicintai.

Sayangnya semua itu hanya harapan. harapan yang pudar karena derasnya hujan,harapan yang pudar karena banyak waktu yang aku lewatkan untuk hal yang gak penting,harapan yang pudar.

Karena semua orang gak pernah anggap aku ada,dan harapan yang pudar karena enggak ada orang yang percaya sama aku kecuali sahabatku sendiri yaitu Bella.

Sampai kapan Aku harus bertahan didunia ini. Rasanya aku ingin marah pada Tuhan, kenapa Dia memberikan aku takdir seburuk ini,tapi semua itu tak ada gunanya. Aku yang memilih hidup seperti ini kenapa menyalahkan Tuhan.

"Pak eskrim satu ya, rasa vanila kayak biasa."

"Dua pak saya juga mau rasa vanila."

Teriakan itu,suara itu ,ya suara cowok jenius nyebelin. kenapa dia ada disini.

"What!! Lu ngapain ngikutin gue,wah parah emang."

"Lah ngapain juga lagi, orang gue mau beli eskrim emang salah."

Kevin langsung mengambil eskrimnya dan duduk di bangku yang tak jauh dari sana.

"Eh tunggu ihh, rese banget main pergi gitu aja kebiasaan."

Aku berlari,karena hujan dan menuju bangku yang sama yang diduduki Kevin.

"Hehh,noh kan lu yang ngikutin gue, dasar cewek." tentu saja Kevin kaget dan marah.

"Lah gue mau duduk aja kali."

Mereka berdua duduk ditengah hujan yang melanda kota.

Tanpa seedikit pun obrolan, mereka hanya memakan eskrim yang tadi dibeli.

Menatap langit yang gelap.

"Ini cewek kenapa sih aneh banget, hidupnya kayak suram gitu."
gumam Kevin sambil menatap Kendall yang terus-terusan menatap langit.

Kendall yang menyadari tatapan Kevin langsung marah

"Lu kok ngeliatin gue gitu, ada yang salah emang?"

"Enggak kok, cuma aneh aja kenapa lu ngeliatin langit mulu, apa yang mau diliat, kan gak ada bintang " jawab Kevin

"Karena langit gelap itu bagaikan hidup gue, yang hampa tanpa sedikitpun cahaya didalamnya.
Kadang bintang itu indah kalau hanya satu. Tapi bahkan langit yang hujan gak punya satu pun bintang yang bisa menerangi langit itu.
Itu seperti hidup gue yang gak punya apapun untuk bangkit, eh kok jadi cerita sih "
jelas Kendall panjang lebar yang diikuti gerakan canggung Kendall.

"Yehh, kan gak ada yang nyuruh cerita, tapi lu sendiri gimana sih. Eh tapi lu bener si, gue emang gatau apapun tentang lu, tapi gue tau dari wajahlu yang gak ada harapan hidup."

Lantas kata kata Kevin membuat Kendall marah dan ingin membalas nya, tapi Kevin melanjutkan kata-katanya.

"Tapi gue liat lu orang yang kuat ko. Langit juga gak selamanya dipenuhi bintang, tapi langit juga kadang gelap gulita tanpa cahaya. Sama kayak hidup gak selamanya akan bahagia kadang kita harus bisa lewatin masa sulit. Ya tergantung lu si, mau menganggap hidup lu sendiri kayak mana, yang penting lu bisa lewatin itu sendiri, eh kok gue malah jadi panjang lebar sih, lagian gak penting juga. Udah gue mau pulang hujan udah reda."
jelas Kevin panjang lebar yang tanpa dia sadari kendall sangat memperhatikannya dari tadi.

"Eh mau kemana?Hehh dasar aneh. Tapi dia benar. Kadang hidup emang gak selamanya bahagia." gumam kendall dan pergi meninggalkan tempat duduk yang tadi ia duduki bersama kevin.

Terkadang hidup memang harus diperjuangkan. Jangan menunggu takdir baik datang, tapi berjuanglah supaya takdir baik itu ada padamu.

Kendall tidak tahu kalau laki laki yang duduk disampingnya saat hujan adalah orang yang akan mengubah hidupnya.
Dan Kevin juga tidak tahu kalau wanita yang selalu mengganggunya akan mengubah segalanya yang sudah Kevin susun dengan rapih.

Komen ya ini gajelas seh sumpah bikinnya malem soalnya.... "" pliss baru pertama jadi rada aneh hargain yaaa:))

Puppy Girl [K J]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang