Sepuluh

29 13 0
                                    

Kendall's pov

Apa yang membuatku menjadi lebih baik adalah buku, musik, tidur. Semenjak tempat kerjaku berhenti, aku tinggal dirumah mamah. sebenarnya biaya kuliah sudsh dibayar mamah. Mereka peduli denganku. Tapi kepeduliannya tidak mengubah hatiku yang masih membeku. Aku mungkin butuh waktu untuk menyembuhkan bekas lukaku.

"Hari ini kamu gak kuliah Ken?" tanya seorang wanita dipintu kamarku.

"Gak. Hari ini Guru rapat. Lagian juga tugas udah selesai" jawabku yang masih berada di tempat tidur hangatku.

"Hmmm. Yaudah deh. Kamu yakin mau tidur terus?" tanyanya yang sedang merapikan buku-buku yang berantakan.

"Kean udah pulang?" tanyaku dan langsung bangkit dari tempat tidur.

"Udah. Dia dikamar" Perempuan yang melahirkanku itu keluar kamar dsetelah selesai merapikan buku-buku yang ada di kamarku.

"Kemarin pulang sama siapa Ken?" langkah kakinya berhenti sebelum menutup pintu kamarku.

"Temen. Namanya Kevin" jelasku singkat.

"Kevin anak gang sebelah?" tanyanya yang membuatku mengerutkan dahiku.

"Hah? Dia dideket sini tinggalnya?"

"Iya. Mama kenal kok. Dia kan sering main kesini" katanya dan langsung menutup pintu kamarku.

Aku masih terdiam di tempat tidurku. Memikirkan kenapa Kevin berbohong kalau dia udah tau rumahnya. Kenapa aku juga gak sadar kalau dia itu temen Kean. Udah pasti dia tau rumahku.

Aku keluar kamar dan menuju kamar yang berada tepat disampingku. Siapa lagi kalau bukan kamar kakakku Kean. Dia memang kakakku. Tapi umur kami beda hanya setahun. Jadi pemikiran kami sama, bisa dibilang labil.

Aku membuka pintu kamar yang sejak 2 tahun lalu aku belum pernah membukanya. Aku mencoba mengingat bagaimana dia selalu nelindungiku. Aku mungkin bisa mengerti kenapa dia menyuruh Kevin untuk melindungiku. Kevin adalah temannya.

Tapi, yang masih jadi pertanyaanku adalah kenapa dia tidak menyuruh Adam saja untuk melindungiku dan mengawasiku. Padahal Adam pernah bilang dia adalah teman Kean.

"Kean!" aku membuka pintu kamarnya dengan perlahan. Aku takut membangunkan tidurnya. Karena terakhir kali aku membangunkan tidurnya, dia malah marah padaku selama 2 hari.

"Eh Ken. Udah lama banget ya" seorang laki-laki tinggi dengan warna kulit yang putih bersih sedang duduk memegang kanvas ditangannya. Aku kira dia sudah tidur. Dia memang suka melukis sejak kecil. Kalau aku terlalu takut untuk melukis.

Bagaimana bisa aku menciptakan lukisan indah kalau lukisan cerita didalam hidupku saja tidak indah bahkan sangat buruk.

"Hmm iya" jawabku singkat. Aku duduk di tempat tidur dan memandangi kamar Kean yang sama sekali tidak berubah.

Sama seperti dulu, dari semua lukisan yang dia gambar, ada satu lukisan yang menarik perhatianku. Lukisan dengan gambar menunjukkan bagaimana seorang laki-laki bersama dengan perempuan disampingnya.

"Kean... Ini lukisan baru?" tanyaku pada Kean yang sedang sibuk merapihkan beberapa alat lukisnya.

"Itu lu ken" jelasnya yang membuatku sedikit tersentuh.

"Kenapa?" tanyaku yang masih menatap lukisan yang membuat tubuhku gemetar.

"Semenjak lu pergi, gue gambar lukisan itu supaya bisa merasakan kehadiranlu. Gue kakak yang paling buruk emang. Gue ngebiarin adek gue merasakan cinta yang palsu. Maaf" matanya yang berbinar membuatku tidak kuasa menahan air mata yang sudsh ingin jatuh sejak melihat lukisan itu.

Puppy Girl [K J]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang