[ Untuk percakapan yang ditebalkan adalah dalam Bahasa Inggris ]
[ Bila tidak, berarti percakapan dalam bahasa Korea]
.
Chanyeol's
Aku dan Chelsea sudah kembali ke apartemen milik kami sejak beberapa jam yang lalu, Chelsea ku minta untuk duduk dengan ponsel miliknya dan juga beberapa boneka berbulu miliknya pada sofa sementara aku dan beberapa orang yang akan membantu untuk melakukan sedikit renovasi tengah membicarakan hal apa yang akan kami kerjakan pertama kali. Tidak ada perombakan besar sebetulnya, hanya membuat batasan antara kamarku dan kamar Chelsea dengan menempatkan dinding kaca dua sisi diantara ruangan kami dan juga sedikit merombak area dapur yang aku yakini bisa selesai tidak sampai 12 jam bila dua orang pekerja ini mengerti apa yang aku maksudkan.
"... kami akan mengukur batasan yang diinginkan dan mencari jenis kaca yang Anda inginkan Tuan."
"Oh, aku sudah memesannya." suaraku menjawab cepat apa yang diucapkan salah satu pekerja yang mengenakkan nama George pada bagian dadanya. "Mereka akan mengirimkan kira – kira pukul 11 nanti, mungkin kita bisa memulai mengosongkan ruangan ini lebih dulu dan mulai sedikit pekerjaan pada area dapur untuk menghemat waktu." Apa yang aku jelaskan mereka bisa memahami dengan cepat dan tak lama kemudian kami bertiga mulai membagi tugas apa saja yang akan dikerjakan.
Aku adalah lulusan Arsitek, dan karena itulah aku bisa mengerjakan masalah penataan ruangan dan merencanakan ruangan seperti apa yang aku inginkan tanpa harus meminta bantuan beberapa konsultan property bangunan. Karena aku adalah ahlinya—well anggap saja seperti itu.
Kedua pekerja mulai melakukan apa yang menjadi tugas mereka, sementara aku harus berhadapan dengan ratu kecil yang mungkin akan lebih sulit diberikan pengarahan dibandingkan dengan pekerja bangunan itu.
"Hey Baby.. apa yang sedang kau lakukan?" aku duduk tepat disamping Chelsea dan mengamati puteri kecilku itu sedang menatap layar ponselnya dan menikmati tontonan beberapa anak seusianya sedang melakukan gerakkan tarian ballet. Chelsea menyukai hal itu.
"Aku ingin mengikuti ballet Dad." Ia memohon. Aku sudah tahu apa yang ia inginkan ketika mengetahui kepindahan kami berdua ke Kota New York. Kesempatan untuk bisa berlatih ballet seperti apa yang ia inginkan.
"Kau akan mendapatkan nanti sayang setelah kau memilih sekolah mana yang akan kau ambil. Ingat brosur yang Irene berikan padamu, kau belum memberikannya kembali pada Daddy."
"Oh! Aku melupakannya." Percayalah, hanya Chlesea yang bisa melakukan kesalahan dan tidak takut mengatakannya padaku seperti saat ini.
"Well, kau tidak akan mendapatkan sepatu dan sekolah ballet bila kau tidak memilih sekolah yang kau inginkan.
"Baiklah, baiklah.. aku akan memilihnya."
"Good girl. Sekarang Daddy minta tolong." Aku mengusap kepalanya dan meminta ia menatapku.
"Apa itu?"
"Bisakah kau menunggu dan duduk dengan tenang, manis dan bersikap baik selama beberapa jam kedepan tanpa merengek apapun karena Daddy akan bekerja merapikan kekacauan didalam apartemen kita ini."
Chelsea jelas mendengar dengan baik setiap kata yang aku ucapkan karena aku mengucapkannya dalam bahasa Korea dan dia sangat fasih akan itu. "Duduk manis di depan dan pastikan kau tidak berniat kabur Tuan Puteri." Aku memberikan penekanan akan perintah yang aku ucapkan.
YOU ARE READING
LOVELESS (END)
RomanceKau tidak mempercayai apa arti cinta dalam hidupmu. Hatimu bahkan cukup keras untuk bisa diluluhkan, tapi Tuhan mempertemukanmu dengan pria yang bisa mengenalkan arti cinta yang sesungguhnya. Bisakah hatimu luluh? Atau kau tetap berusaha menyangkaln...