Semuanya terjadi begitu saja.
Chanyeol membubuhkan tanda tangan persetujuannya, meninggalkan Jongin yang sempat melayangkan protest dan bahkan menuntut sebuah penjelasan namun dirinya enggan untuk berdebat saat ini. Rasa sesak dihatinya terlalu pilu untuk diungkapkan. Irisan tajam ucapan Baekhyun bahkan melukainya begitu dalam dan meninggalkan bekas yang tak mungkin begitu saja bisa ia lupakan.
Ia melakukan sebuah dosa besar. Ingin memohon ampun namun malu berlutut pada Tuhan.
Jujur, ia tidak ingin membuang anaknya yang bahkan belum terbentuk sempurna di rahim Baekhyun. Tidak. Janin itu terlalu suci untuk ia bunuh menuruti kemauan ego dari sang Ibu. Tapi hanya dengan melakukan hal inilah ia bisa membalaskan penderitaan yang Baekhyun berikan padanya.—Menurut egonya—dan tak ada yang tahu Chanyeol menangis dalam diamnya menahan semua rasa sakit dan marah yang bercampur dalam hatinya.
Perjalanan pulangnya bahkan masih berjalan lancar hingga pria itu menapakkan kakinya di pintu rumah. Melenggang masuk begitu saja tanpa mengatakan satu kata pun pada Ayah dan Ibunya yang menyapa, dan mereka berdua merasakan sesuatu hal telah terjadi pada si sulung.
Sesampainya di kamarnya, Chelsea menyambutnya dengan senyuman hangat namun berubah seketika menjadi murung karena Sang Ayah membalasnya dengan air mata yang mengalir deras, bersimpuh pada lantai lalu terisak.
"D-daddy?" Ia turut menyusul kearah Daddy-nya, Chanyeol terisak dihadapan Chelsea. Meluapkan semua emosi sakit sedih siksa kondisi hatinya dihadapan puterinya yang bahkan belum ia beri tahu mengenai adiknya.
Chanyeol menundukkan wajahnya pada lutut untuk menutupi air matanya dan juga tangisnya. Lantas Chelsea semakin mendekat kearah Chanyeol langsung memeluk badan besar sang Daddy masuk dalam dekapan tangannya yang kecil.
"Daddy tidak boleh menangis.. nanti Chelsea sedih." Puterinya memberi tahu berusaha menghibur yang nyatanya gagal karena Chanyeol semakin menangis terisak.
"Da—daddy..." Chelsea sebenarnya sudah menahan air matanya untuk tak lagi mengalir tapi melihat Ayahnya bergelung menangis dihadapannya tentu membuatnya ikut merasakan kesedihan yang sama dan ia ikut menangis.
"Daddy..." Chelsea menarik - narik tangan Chanyeol untuk bisa ia peluk. Chanyeol mengangkat wajah sesaat, melihat tangis puterinya lalu ia memeluk badan Chelsea dan mereka berdua kembali menangis bersama saling memeluk satu sama lain.
"Daddy jangan menangis.. Chelsea ikut sedih melihatnya." Gumaman Chelsea hanya diangguki oleh Chanyeol dan meskipun demikian dirinya tetap menangis tak bisa menahan air matanya untuk berhenti mengalir.
Chanyeol rasa sudah ber-jam - jam lamanya ia dan Chelsea menangis bersama terkapar diatas lantai dan ia bahkan tidak ingat dengan jelas bagaimana bisa mereka berdua kini sudah berpindah ke atas ranjang. Chelsea terlelap tidur disampingnya, tak ada lagi air mata mengalir dari kelopak matanya yang terpejam. Sementara dirinya tak bisa memejamkan matanya untuk ikut lelap dalam dunia mimpi.
Ia memandangi langit - langit kamarmya berwarna putih yang sama sekali tak menarik untuk dipandangi. Gerak kepalanya bergerak gelisah sama seperti keadaan hatinya saat ini. Ia bahkan berharap penuh untuk bisa tertidur dan kemudian terbangun dan mendapati semua yang terjadi pada hari ini hanyalah mimpi belaka.
Nyatanya di hari esok mimpi buruk di realita hidupnya masih melekat kuat membuat luka terdalam di hati Chanyeol. Ia tak tidur semalaman, ingatan akan kejadian di hari kemarin dan juga di beberapa minggu sebelumnya ketika Baekhyun pergi meninggalkannya masih melekat begitu nyata.
YOU ARE READING
LOVELESS (END)
RomanceKau tidak mempercayai apa arti cinta dalam hidupmu. Hatimu bahkan cukup keras untuk bisa diluluhkan, tapi Tuhan mempertemukanmu dengan pria yang bisa mengenalkan arti cinta yang sesungguhnya. Bisakah hatimu luluh? Atau kau tetap berusaha menyangkaln...