Bos Kecil

6K 462 62
                                    

Baekhyun mulai percaya penuh tanggapan para Ibu dan juga wanita yang sudah mengalami proses melahirkan memang tidak senikmat pada saat bergulat di ranjang dengan penuh gairah. Rasa nyeri, kram, perut melilit dan juga pinggang yang terasa panas hanya dirasakan olehnya seorang diri, sementara suaminya, hanya jelas terlihat khawatir, panik,  menanyakkan bagaimana rasa sakit yang ia rasa tanpa bisa mengurangi atau bahkan membagi rata supaya mereka berdua merasakan hal yang sama.

Kontraksinya semakin sering dirasakan, sesering apapun dirinya meringis, menangis dan bahkan memohon ampun, sakitnya akan kembali ia rasakan berulang - ulang. Memohon untuk segera melakukan operasi untuk membelah perut dan mengeluarkan bayinya pun dilarang keras oleh sang Ibu mertua. Ia kembali mendapatkan ceramah panjang diingatkan rasa sakit pada perutnya akan membekas seumur hidupnya. 

Lantas ia kembali bungkam, menikmati rasa sakit dan segalanya seorang diri. Bius epidural yang baru saja ia dapatkan bahkan tidak mampu meredam rasa sakitnya dalam jangka waktu yang lama.

"Irene sudah di Apartemen, besok pagi dia akan membawa Chelsea kemari.." Ibu mertuanya kembali masu ke ruangan setelah terlihat sibuk menelepon Irene dan juga Jongin secara bergantian, menanyakkan siapa yang akan menjaga Chelsea di apartemen.

Sejujurnya Baekhyun sedang tak peduli mengenai Chelsea, Irene atau siapapun yang tidak ada di ruangan rumah sakit bersama dirinya. Ia sungguh menginginkan bayinya dengan cepat lahir, tidak lagi merasakan sakit tersiksa seperti sekarang.

"Yeol, kau sudah mengabari adik Baekhyun, Ayahnya? Ibunya?" suara Ibunya terdengar panik.

"Aku sudah mengabari semuanya, kata dokter bisa saja dini hari nanti Baekhyun melahirkan.. jadi aku mengabari semuanya."

Ibunya mengangguk lalu keluar ruangan meninggalkan Chanyeol dan Baekhyun di ruangan.

Tak lama Baekhyun kembali meringis kesakitan. Tangannya melayang ringan untuk menarik rambut Chanyeol dan meremasnya sekuat tenaga diiringi teriakan kesakitan.

"Chanyeol.. sakit.." Baekhyun mengadu, kembali menangis, menggenggam erat tangan suaminya yang sedari tadi selalu mengusap lembut punggung belakangnya.

"Perutnya juga.." Baekhyun memindahkan tangan Chanyeol pada bagian perutnya dengan tetap memperhatikan bagaimana raut cemas di wajah pria itu masih terlihat jelas.

Chanyeol memang tidak merasakan rasa sakit dan penderitaannya yang ia rasakan, tapi suaminya itu jelas terlihat merasakan rasa sedih, takut, cemas dan segala hal yang Baekhyun bisa pahami kenapa.

"Chaney.." ucapnya, dengan gerakkan lembut jemari lentiknya menyusuri helai - helai rambut pria itu yang menutupi bagian keningnya.

"Hm?" Chanyeol menoleh, menyadarkan dagu wajahnya pada punggung tangan Baekhyun kembali menyelami pandangan Baekhyun padanya.

"Earloine Chaney, bagaimana?" jemarinya masih bermain - main dengan surai Chanyeol, selagi pria itu memikirkan nama yang baru saja dilontarkan Baekhyun. 

"Chaney?" 

"Ehm, Chaney. Dari panggilan namamu, Chan." 

Mereka beradu tatap selang beberapa detik hingga Chanyeol tersenyum dan tertawa kecil, membawa punggung tangan Baekhyun untuk dikecup berulang kali dan bahkan bergerak mengecupi bagian tangan, lengan, dagu, bibir, hidung hingga pucuk kepala Baekhyun.

"Kau sangat mencintaiku ya?" tanya pria itu, tawanya terdengar. Lalu ia membungkuk, merengkuh wajah Baekhyun yang masih ia hujami dengan kecupan - kecupan mesra dari bibirnya.

Baekhyun tidak menjawab lantang, wanita menganggukkan kepalanya, ikut merengkuh wajah suaminya untuk bisa ia belai lembut penuh sayang dan mereka berdua lantas terkikik geli bersamaan.

LOVELESS (END)Where stories live. Discover now