Baekhyun's
Kami berciuman.
Tuhan ampuni aku.
Kami.
Berciuman.
Aku dan Chanyeol.
Berciuman.
Sial.
Aku mencium seorang ayah yang telah mempunyai anak-tidak-tidak-dia hanya seseorang pria single yang memiliki anak. Dan aku tidak melakukan dosa besar bukan?
Aku tidak bisa menjelaskan bagaimana otakku saat ini bisa memerintahkan seluruh bagian tubuhku untuk mencium pria ini-Chanyeol. Hanya karena dua ciuman yang ia lakukan padaku sebelumnya, dan kini aku menginginkan lebih, bibirku menginginkan bibirnya untuk melumat lebih kasar dan panas, tubuhku menginginkan sentuhan dari tangan atau bahkan bibir dan lidahnya. Ini gila-whatever-aku menginginkannya.
Bibirku bergerak lebih dalam menjelajahi bibir dan mulutnya dan Chanyeol adalah pria yang mengerti dengan sangat baik apa yang aku maksudkan, ia bahkan terlihat membiarkan aku menjelajahi bagian mulutnya, membiarkan lidah kami saling beradu didalam hingga bahkan mungkin aku hampir melesak masuk kedalam tenggorokannya. Sementara tubuhku telah luluh dalam dekapannya, merasakan pergerakan tangannya yang membelai punggungku menuju leherku-aku melupakan bagaimana bisa aku kini berada didalam gendongannya. Oh? Kemana ia akan membawaku?
Sempat aku membuka mata hanya untuk melihat bagaimana bisa aku dan ia bergerak, ia melangkah masuk kedalam apartemenku, ku rasa. Tapi meskipun begitu, aku masih tetap mencium bibirnya, tak peduli kemana ia membawaku, rasa ciuman ini lebih memabukkan.
Ketika Chanyeol berhenti melangkah, ia masih membawaku dalam gendongannya, layaknya seorang koala, aku adalah koala yang berada dalam gendongannya ibu atau ayahnya. Kakiku melingkar sempurna dipinggangnya, tanganku masih berada di tekuk leher dan juga meremas rambutnya dikarenakan efek ciuman kami yang semakin memanas. Chanyeol menurunkan kakiku, dan juga badanku, hingga ia ikut menunduk karena aku belum juga menghentikkan ciuman kami, tangannya mengusap bagian pinggangku dan kini berpindah melesak masuk membelai perut menuju dua payudaraku yang tak dilindungi pakaian dalam.
Eluhan yang aku desahkan adalah hasil dari rasa geli dan nikmat yang Chanyeol berikan, karena bukan hanya membelai salah satu payudara dibalik kaos yang aku gunakkan, ia bahkan meremas dan juga memainkan putting yang tengah menegang disana. Dasar Pria!
Aku tidak tinggal diam membiarkan Chanyeol mengusai tubuhku tanpa ada perlawan untuknya, tanganku kini tak lagi berada di tekuk leher ataupun rambutnya, bagian pinggang belakangnya adalah apa yang tangan kiriku hampiri sedangkan tangan kananku bergerak melesak masuk dibalik kaosnya dan membelai otot - otot yang terbentuk di bagian perutnya. membelai, meremas dan bergerak naik, untuk mengisyaratkan dirinya agar membuka kaos yang ia pakai saat ini.
"Tidak sabaran." Chanyeol berbisik didepan bibirku yang membengkak yang baru saja ia lepaskan dari ciuman bibirnya. Ia mengerti apa yang aku mau dan membuka kaosnya dengan cepat dan kemudian kembali mencium bibirku sesaat dan berpindah mencumbui leher dan juga bagian dadaku.
"Ngh.. Chanyeol.." itu adalah lenguhan yang jelas aku ucapkan saat Chanyeol menggigit bagian leherku dan kemudian menciuminya lagi. Chanyeol menarik diri, memperhatikanku yang tengah terbuai akan sentuhannya dan mungkin terlihat berantakan saat ini.
"Oh gosh Baekhyun, kau membuatku gila!" dia berucap cepat dan kemudian mencium bibirku lagi bersamaan dengan tangannya yang memeluk tubuhku dan membantingnya diatas ranjang tidurku. Dan aku yakin seharusnya kami bisa melakukan hal yang melebihi batas selain ciuman, mencumbu atau apapun namanya. Seharusnya kami bercinta, dengan sangat panas atau gila hingga aku berteriak menyebut namanya dengan sangat intim, seharusnya. Tapi tidak. Pria ini meninggalkan di tengah - tengah kegiatan panas yang kami sudah mulai.
YOU ARE READING
LOVELESS (END)
RomanceKau tidak mempercayai apa arti cinta dalam hidupmu. Hatimu bahkan cukup keras untuk bisa diluluhkan, tapi Tuhan mempertemukanmu dengan pria yang bisa mengenalkan arti cinta yang sesungguhnya. Bisakah hatimu luluh? Atau kau tetap berusaha menyangkaln...