04

696 57 5
                                    

Kring... kring... kring...

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Saatnya para siswa untuk merapikan buku mereka dan segera pulang.

Dan lagi-lagi, Sohyun terus melirik ke bangku milik Taeyong. Tasnya bagaikan penunggu, sedangkan orangnya keluyuran entah kemana. Sohyun mengerucutkan bibirnya, karena kepo dimanakah sang lelaki dingin berada.

Sohyun menghela napas perlahan. Melamun. Pikiran kini terbang entah kemana, setelah asyik memikirkan Taeyong, sekarang Sohyun diam mematung, bagaikan mayat hidup.

"Sohyun-a. Ayo pulang!" Ucap Sejeong, tapi Sohyun sama sekali tidak mendengar. Sejeong mengerutkan keningnya. Ini anak ngelamun terus. Batinnya.

"Hei." Sejeong menepuk pelan bahu Sohyun hingga membuatnya tersadar. "Ada apa?" Sahut Sohyun.

Sejeong memutar matanya malas. "Ayo pulang! Kamu mau nginep disini?"

"Oh.. gitu. Ya.... ayo." Jawaban Sohyun terbata-bata.

Saat akan keluar kelas, langkah Sohyun berhenti dan melihat bangku yang masih ada tasnya itu. Sejeong yang melihat temannya itu langsung memberi respon. "Sudahlah, biarin. Biasanya sama teman-temannya nanti bakal dibawa pulang. Jadi gak usah khawatir!"

"Tapi, mereka kan udah pulang."

"Ya ampun, Sohyun-i. Mereka tu belum pulang. Jadi gak usah khawatir."

"Tapi tas mereka gak ada?"

Sejeong menghela napas perlahan. "Mereka cuma main, main dengan masa muda mereka. Kurang beberapa bulan lagi, kita itu lulus. Meskipun baru masuk semester pertama sih. Sudahlah, gak usah cemas. Atau jangan-jangan, jangan-jangan-" Ucap Sejeong dengan jari telunjuknya menunjuk ke arah Sohyun.

"Jangan-jangan apa?"

"Jangan-jangan kamu suka lagi sama Taeyong."

Tak.

Sohyun menjitak kepala Sejeong. Dan Sejeong merintih kesakitan. "Tolong ucapannya dijaga. Aku cuma khawatir karena rasa kemanusiaan, gak lebih. Negthink melulu ah kamu."

Sejeong mengusap-usap kepalanya yang habis dijitak oleh Sohyun. "Tangan kamu besi ya? Sakit banget."

"Makanya punya mulut itu dikontrol. Jangan kayak si.. si... si.."

"Si? Siapa?"

"Si.. itu loh yang sepupunya Taeyong."

"Oh... Mark Lee. Emangnya kenapa sama dia?"

"Jangan sampek kamu kayak dia. Mulut gak bisa ngontrol, nerocos aja. Kayak knalpot bocor tau gak."

Mendengar ucapan Sohyun, Sejeong tidak bisa mengontrol tawanya. "Hahahahahahaha... Apa? Knalpot bocor? Hahaha.. Ada-ada aja kamu ini. Aduh, sakit perut ku."

"Derita mu." Sahut Sohyun yang pergi begitu meninggalkan Sejeong.

Sejeong berlari mengikuti Sohyun sambil memegangi perutnya yang masih terasa sakit karena tertawa. Selain itu, air mata Sejeong keluar karena ucapan Sohyun.

Sedangkan Sohyun berjalan biasa dengan raut wajah datar. Dia sama sekali tidak menunjukkan ekspresi sama sekali.

Berjalan melewati lapangan basket indoor. Terdengar suara dentuman bola yang dilempar. Pintu lapangan sedikit terbuka, sehingga Sohyun bisa melihat sedikit di lapangan indoor itu. Terlihat Taeyong yang bermain sendiri, memasukkan bola basket ke dalam ring. Setiap masuk ke dalam ring mendapat sorakan dari teman-temannya, meskipun tak terlihat.

Tanpa Sohyun sadari, bibir melengkung ke atas dan tiba-tiba Taeyong melihat ke arah Sohyun yang sedang tersenyum. Dengan cepat, Sohyun langsung menunduk untuk menyembunyikan ekspresinya.

Over Protective | Lee Taeyong [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang