10

433 49 10
                                    

Keesokan harinya....

Janji yang batal kemarin, akhirnya terlaksana hari ini. Sohyun, Sejeong, dan Eunwoo bersama-sama menuju kota Busan. Mereka menaiki mobil pribadi milik ayah Eunwoo, dan Eunwoo yang mengendarai mobil tersebut.

Menurunkan barang-barang di rumah peninggalan mendiang kakek nenek yang pernah menolong Sohyun. Rumah itu cukup bersih, karena ada orang yang sukarelawan mau membersihkan rumah tersebut, tetapi sebagai bayarannya hasil kebun ataupun sayur bisa diambil sepuasnya.

"Huwaaa.... udara disini sejuk sekali." Ucap Eunwoo.

"Benar chagi. Nanti kalo kita honeymoon, kita disini saja. Bagaimana?"

"Kalo kamu menginginkan hal seperti itu. Tentu saja. Sekalian hemat uang." Sahut Eunwoo.

Sohyun hanya melihat tingkah mereka berdua dengan geleng-geleng kepala. "Habis ini, kita ke tempat memorial kan?" Ucapan Sohyun menghancurkan dunia mereka berdua.

"Iya. Emmm.... Apa gak istirahat dulu?" Tanya Eunwoo.

"Kalo menurutku, habis dari sana saja, baru istirahat." Kata Sohyun.

"Oke kalo gitu. Barangnya semua sudah diturunin kan?" Ujar Eunwoo.

"Sudah kok." Sahut Sohyun.

"Oke. Kita berangkat!"

***Tempat Memorial***

"Appa, eomma. Nan jeongmal mianhae. Aku anak yang tidak baik. Kalau saja, aku bisa menyelamatkan kalian, mungkin kita akan tetap bersama. Dan juga, kenapa kalian baru memberitahu ku bahwa kalian bukan orangtua kandung ku. Dimana orangtuaku sebenarnya? Tolong bantu aku." Ucap Sohyun sambil menangis yang tak dapat dibendung. Eunwoo dan Sejeong hanya bisa menunduk dan diam.

"Kalian lihat! Kami bertiga masih bersama. Bahkan Cha Eunwoo dan Kim Sejeong berpacaran. Aku disini kayak obat nyamuk. Oh iya... Kalian tenang saja. Aku baik-baik saja di Seoul." Sohyun menghela napas berat. "Kakek dan nenek yang telah menolongku, menjadi hidup ku sedikit ada harapan. Kalian jangan khawatir dengan ku, cukup beri petunjuk padaku dimana keberadaan orangtua ku." Lanjut Sohyun.

"Sohyuna. Ayo pulang!" Ajak Sejeong.

Sohyun mengangguk. "Aku pergi dulu appa, eomma."

Setelah itu, mereka menuju ke ruangan lain tempat dimana memorial kakek dan nenek angkat Sohyun berada. Setelah semuanya selesai, mereka langsung pulang untuk istirahat sejenak.

"Aku pakai kamar disini. Kalian pakai kamar yang ada disana." Ucap Eunwoo. Sejeong dan Sohyun mengangguk setuju.

***Kamar Eunwoo***

Cha Eunwoo membawa tasnya untuk dibawa ke kamarnya. Di rumah ini tidak ada kasur bagaikan sultan, hanya ada tikar kasur beserta selimut yang telah usang. Saat Eunwoo akan mengeluarkan tikar itu dari lemari kecil milik mendiang sang kakek. Tiba-tiba, terdapat sebuah surat yang ikut terjatuh.

Pandangan Eunwoo kini beralih ke surat itu. Tangan meraih surat melihat ada apa di surat itu.

"Apa ini?" Gumam Eunwoo. "Kenapa kakek menyimpan foto kebakaran?" Di dalam surat itu terdapat foto-foto dari koran yang pasti telah digunting oleh sang kakek. Eunwoo mengamati sebuah foto yang menurutnya tidak asing. "Foto kecelakan? Bukannya ini ada di salah satu jalan di Busan? Kenapa kakek juga menyimpan foto ini? Ada apa sebenarnya?" Eunwoo semakin penasaran.

Setelah itu, Eunwoo mengambil benda pipih yang ada di sakunya. "Yeobseyo! Hmmm... Tolong, berikan semua data yang pernah terjadi 18 tahun yang lalu dan 14 tahun yang lalu. Semua data. Tanpa terkecuali. Data yang pernah terjadi di rumah sakit Hansae terutama pada kasus yang pernah terjadi. Dan kasus kecelakaan yang pernah terjadi di Busan. Mengerti?" Ucap Eunwoo di telepon.

Over Protective | Lee Taeyong [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang