11

441 41 8
                                    

Malam ini, mereka berenam menginap di rumah mendiang kakek nenek Sohyun. Eunwoo harus sabar, karena dia harus sekamar dengan semua teman-temannya. Sejeong dan Sohyun berada dalam satu kamar, karena hanya mereka berdua yang perempuan saja.

*****

"Aish, sesak tau. Mark jangan serakah dong. Udah tau tempatnya kayak gini, tapi tingkahnya kayak anak kecil." Ucap Samuel.

Taeyong berada di pinggir sebelah lemari kecil. Hanya bisa melipat tangan, dengan raut wajah malas. Malas mendengarkan debat di saat waktu orang-orang harus terlelap dalam mimpi. Begitu pun dengan Eunwoo yang berada di samping Taeyong hanya bisa pasrah dengan muka wajah kusut.

Setelah semua terlelap, Taeyong tetap tidak bisa tidur. Dia mengingat masa lalu. Saat dia ditemukan di sebuah gudang.

Paman Hong Jihong. Hong Sohyun? Apa benar, yang menyelamatkan aku ayahnya Sohyun? Tapi sekarang paman ada dimana? Batin Taeyong.

Taeyong lebih memilih menikmati malam yang yang sudah larut, bintang mulai menghilang satu persatu. Jam telah menunjukan pukul 00.17 KST. Duduk di teras dengan didampingi teh hangat. Taeyong juga menyelimuti dirinya dengan sebuah selimut tebal, agar dirinya tetap hangat. Tiba-tiba, Taeyong mendengar suara kaki. Dan ternyata itu adalah Sohyun.

"Oh! Lee Taeyong. Kenapa kamu ada disini? Kamu belum tidur?" Tanya Sohyun.

"Aku gak bisa tidur. Jadi aku disini saja." Jawabnya. "Terus kenapa kamu ada disini? Kenapa tidak tidur?" Tanyanya.

Sohyun berjalan dan duduk di samping Taeyong. "Aku habis mimpi buruk. Jadi gak bisa tidur deh."

"Mimpi buruk?" Taeyong meyakinkan pendengarannya.

"Iya."

"Memangnya kamu mimpi apa?"

"Aku mimpi tentang kecelakaan orangtua ku. Terutama pada ayah ku. Waktu aku berumur 4 tahun. Ayah ku mengalami kecelakaan tabrak lari. Dan akhirnya..... Dan akhirnya.... Ayah ku meninggal." Sohyun tersenyum smirk. "Entah siapa orang tidak bertanggung jawab atas kecelakaan itu terjadi. Dan sama sekali tidak merasa bersalah. Mungkin saja, orang yang telah menabrak ayah ku sekarang lagi hidup enak."

Taeyong terdiam. Entah kenapa dia begitu tertarik dengan kisah Sohyun. Dan seperti ada yang janggal juga. "Apa kamu tidak menghubungi polisi? Seperti menyelidiki plat nomornya?"

"Sudah kok. Karena aku masih terlalu kecil, jadi aku menunggu waktu untuk mencari tau. Dan pada akhirnya, saat aku kelas 2 SMP, baru mencari pelaku. Dan ternyata, setelah kejadian kecelakaan terjadi mobil itu langsung dijual tapi atas pemilik nama orang lain. Jadi, aku cuma menemukan mobil yang menabrak ayah ku, tapi tidak tau pelaku yang sebenarnya."

Taeyong terdiam. Dalam cerita Sohyun benar-benar terasa tidak asing. Mendengar kecelakaan, Taeyong mengingat sedikit kejadian 14 tahun yang lalu setelah dirinya ditemukan oleh ayahnya Sohyun.

"Apa kamu tidak lapor polisi? Atau mengajukan penyelidikan dengan polisi atau detektif. Mungkin saja, ada titik terang."

"Sudah kok. Aku mengajukannya sebelum aku mencari tau sendiri. Ajukan ku ditolak, karena kejadiannya yang telah terlalu lama dan umurku yang belum cukup. Jadi, aku dianggap sedang main-main. Hmmm.... Kenapa aku jadi cerita panjang ke kamu ya? Sudahlah, aku mau ke kamar dulu. Kamu segera ke kamar dan cepat tidur. Mata mu sudah terlihat lelah."

Tiba-tiba Taeyong meraih tangan Sohyun. "Kamu sekarang gak sendiri. Ada aku disini yang bakal bantu kamu." Ucap Taeyong dengan memamerkan senyum manisnya. Seketika pipi Sohyun memerah. "Apaan sih." Ucap Sohyun. Dan Sohyun pun pergi meninggalkan Taeyong.

Over Protective | Lee Taeyong [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang