08

533 49 9
                                    

Keesokan harinya. ...

Seperti yang direncanakan semalam, Sohyun membersihkan diri dan akan segera berangkat ke rumah sakit.

Dia benar-benar takut terjadi apa-apa dengan jantungnya. Hari libur ia isi dulu dengan jogging kemudian membersihkan rumah, makan. Tak terasa, jam telah menunjukkan pukul 9 KST. Sohyun bersiap-siap untuk berangkat ke rumah sakit Kimsoo.

Berkonsultasi kembali kepada dokter Minho. Dia memikirkan kembali rasa sakit yang ada di dalam hati.

Jatuh cinta? Gumam Sohyun.

Dan kini, Taeyong justru mengajak Sohyun berpacaran meskipun semua hanya demi pencitraan. Padahal, mereka berdua baru saja saling mengenal dan saling membenci karena suatu hal yang menyebalkan.

"Lebih baik aku tidak ke rumah sakit." Gumam Sohyun.

Sohyun akhirnya harus berganti pakaian lagi, tiba-tiba dia mendengar seseorang membuka pintu.

Tetangga? Batin Sohyun.

Sohyun sangat ingin melihat tetangga di depan perumahan. Dan tak salah lagi, itu benar-benar Taeyong. Padahal semalam dia sudah tau, tapi memang Sohyun sedikit ogeb.

Setelah mengetahui kebenarannya, Sohyun menjauhi pintu dan melempar tubuhnya di kasurnya. Wajahnya ia sembunyikan di bawah bantal. Pipi Sohyun benar-benar merona, dia tidak bisa melupakan tembakan lelaki dingin itu.

Tak selang waktu lama, bel rumah Sohyun berbunyi. Dengan penuh rasa keberanian, dia melihat tamu tersebut di interkom terlebih dahulu. Dilihatnya Taeyong lah menjadi tamu hari ini.

"Tae. .. Taeyong?" Gerutu Sohyun.

Membuka pintu disambut senyuman Taeyong yang menawan, tapi sayang Sohyun ekspresinya tidak bisa di kondisikan. Bengong.

"Boleh aku masuk?" Ucap Taeyong dengan nada halus. Sohyun masih bengong.

Taeyong memutar matanya malas, dia mendorong Sohyun dengan jari telunjuknya ke dahi. Dan Sohyun pasrah karena dia masih bengong.

"Hmmm.... bagus juga. Kenapa waktu kamu nolong aku gak sebagus ini ya? Kamu habis bersih-bersih?" Sohyun diam.

Taeyong mendekat ke Sohyun. "Ini anak kurang tidur kali ya, daritadi bengong terus. Aku apain ya?"

Taeyong berdiri di hadapan Sohyun, dia melebarkan kakinya untuk menyesuaikan begitu pendeknya Sohyun.

Untuk menjahili Sohyun, Taeyong mulai mendekat ke wajah Sohyun. Mendekat ke arah bibir kecil Sohyun, tapi ternyata bukan itu yang ditargetkan Taeyong, melainkan telinga Sohyun.

"WOY, SADAR!" Teriakan Taeyong membuat Sohyun sadar dan dengan spontan....

PLAK.

Sohyun menampar Taeyong begitu keras.

Taeyong memegangi pipi kanannya yang begiru merah, tamparan Sohyun begitu sakit melebihi sakit hati.

"Hei, sakit tau!" Ucap Taeyong.

"Taeyong, aku benar-benar minta maaf. Aku tidak sengaja. Lagian kamu juga salah, ngapain deket-deket aku, kan aku jadi kaget. Jadi... jadi aku spontan." Balas Sohyun tak mau kalah.

Taeyong mendelikkan matanya, Sohyun lagi-lagi tertunduk karena takut.

"Aku mendekat, untuk menyadarkan lamunan mu yang dari tadi AKU KASIH PERTANYAAN, TAPI KAMU MALAH BENGONG. SIAPA COBA YANG GAK KESEL? HAH?" Seketika emosi Taeyong benar-benar meledak.

Sohyun menutup telinganya dan pintunya masih terbuka, dengan segera Sohyun berlari kecil untuk menutup pintu. Daripada di dengar orang lain, malah terlihat seperti sepasang suami istri yang sedang KDRT.

Over Protective | Lee Taeyong [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang