09

473 47 15
                                    

Kring.... kring.... kring....

Bel istirahat telah berbunyi merdu di telinga semua siswa. Saatnya melepas penat untuk mendinginkan kepala yang panas habis pelajaran.

"Sohyun." Ucap Sejeong.

"Hmm." Sahut Sohyun.

"Sepulang sekolah nanti, kita ke tempat memorial orangtua mu ya?"

"Memangnya kenapa?"

"Ya enggak papa. Aku ingin liat aja keadaan mendiang bibi dan paman."

"Kamu tau kan? Tempat memorialnya ada di Busan. Jauh Busan sama Seoul tau enggak. Toh aku juga malas untuk berkunjung ke tempat mereka. Dan keadaan mereka hanya ada guci, bunga sama foto."

"Sohyun, jangan gitu dong. Meskipun mereka bukan orangtua kandung kamu, tapi mereka yang telah merawat kamu sejak kecil. Terkadang untuk membuat kita tidak khawatir, orang lain harus berkorban dengan cara yang tidak benar."

"Kamu tukang penceramah ya? Aku aja disini masih bingung kok. Saat kematian ayah, ibu malah menyuruh ku untuk cari orang tua ku yang sebenarnya. Cuma ditinggalin sebuah kotak dan surat yang sekarang udah pudar tulisannya." Sohyun menghela napas.

Sejeong terdiam, dia paham apa yang dirasakan Sohyun saat ini. Sampai di kantin pun, mereka masih terdiam. Dan Sohyun pun yang memulai pembicaraan.

"Oke. Kita nanti ke Busan. Besok kan libur. Sekalian nanti menginap di rumah mendiang orangtua ku yang pernah nolongin aku."

"Rumah setelah kamu pergi kematian ibumu?" Sohyun mengangguk.

"Mereka ku anggap sebagai kakek nenek ku. Mereka benar-benar udah renta." Sohyun menunduk.

"Gimana nanti sekalian ke tempat kakek nenek mu itu?" Tawar Sejeong dan Sohyun pun menyetujuinya.

Setelah beberapa suapan, Sejeong kembali bicara. "Sohyun, misal nih ya, kalo orang tua kamu sebenarnya orang kaya gimana? Maksud ku orang yang terkenal di Seoul ini, tidak tidak, orang yang terkenal se-Korea Selatan, bahkan mendunia. Kamu syok enggak?"

Reaksi Sohyun memberikan kesan yang tidak yakin. "Mustahil. Kamu kalo ngayal mending tulis aja jadi cerita, terus diterbitin. Mungkin kamu yang bakal terkenal se-Korea Selatan ini."

"Yaelah, kan aku ngomong misal. Kalo beneran gimana ya?"

"Memangnya kalo beneran, apa yang akan kamu lakukan kepada ku?"

"Aku akan menjadi sahabat yang bangga, karena telah menjaga anaknya dengan penuh kasih sayang."

"Hmmm."

Tiba-tiba, Jihoon datang sambil membawa nampan ke meja mereka berdua. Jihoon duduk di samping Sejeong.

"Kenapa kamu duduk disini?" Tanya Sejeong.

"Gak apa-apa. Kan kalian juga pernah, tiba-tiba datang ke meja ku buat makan."

"Memangnya Yugyeom kemana?" Tanya Sejeong

"Alah, biasa dia mesti sama Chaeyeon, gengnya Nayoung."

"Mereka pacaran?" Ucap Sejeong.

Jihoon mengangguk. "Kalian enggak tau?" Sejeong dan Sohyun menggeleng.

"Kok gak tau ya? Padahal jadi trending. Kalian kan tau Yugyeom ganteng, terus Chaeyeon banyak yang ngejar juga. Jadi pantes jadi hot news."

"Sejak kapan mereka jadian?" Sahut Sejeong.

"Udah seminggu sih. Tapi memang kesebar hari ini. Mereka pacaran diam-diam. Ngomong-ngomong, Taeyong dan kawan-kawan kok gak kelihatan? Biasanya kan bakal sama kalian." Jihoon sambil menguyah makanannya.

Over Protective | Lee Taeyong [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang