08

101 4 0
                                    

Kehangatan sore hari ketika sang terang terbenam diufuk Barat.
Meninggalkan bekas Orange kemarahan yang begitu indah dan sulit untuk dilupakan.
Seperti kalanya perkataan kak Liant yang membuat ku terus berpikir.

"Senja kamu itu kenapa si? Kamu itu belum bisa saat ini" tutur ku dalam hati.

Drttrrdrttr
Masuk sebuah pesan dari sahabat ku Sherina.

" Nja besok gue jemput lo ya "

Saya

"Ok, Sher"

Semenit pesan dari Sherina aku teringat akan sebuah pesan dari Kak Liant bahwa dia menjemput ku.

"Ihh Senja, kamu bodoh banget si kok sampai lupa " sahut ku didalam kamar menutup kepala dengan bantal sembari membuka cht.

Saya

" maaf kak sebelumnya, besok kak Liant nggak osah jemput Senja "

Selang berapa menit kak Liant membalasnya.

Kak Liant

" kenapa Nja? Kok tiba tiba "

Saya

" soalnya bareng Sherina nanti yang jemput "

Kak Liant

" Ok "

Keesokan harinya seperti biasa selesai sholat subuh aku bergegas bersiap - siap untuk sekolah.

Tin Tin Tin
Bunyi klakson motor Sherina di depan rumah.

" Ma aku pergi dulu ya, Assalamualaikum " ucap sembari mencium tangan mama dan mengunyah roti yang berada dimulut.

"Iya hati-hati, waalaikumsalam" balas mama tersenyum.

Dengan langkah pasti dan cepat segera aku menghampiri Sherina.

"Siap?" cetus Sherina.

"Siap bossss" balas ku terlalu semangat.

Sesampainya nya di Parkiran sekolah, Sherina memakirkan motor nya terlebih dahulu.

"Ni anak kenapa ya, kok melamun kayak mikir sesuatu " tutur Sherina menatap ku dalam hati.
" Nja hei Nja " cetus nya.

"hmmm hmmm iya kenapa?" balas ku tersontak.

"lo kenapa si, kayak mikir sesuatu " balas Sherina dengan kepo.
"Nja lo bisa cerita sama gue"

"Sebenarnya, kemarin aku sama Kak Liant pergi ke karnaval. Trus di bianglala dia bilang itu lagi Sher" ucap ku jelas kepadanya berjalan kearah kelas.

"trus lo jawab apa? " tanya Sherina melirik kearah ku

"Aku belum jawab" balas ku dengan nada pelan.

"Jangan lama-lama Nja, nanti diambil orang lo" godaan Sherina kepada ku.

"Apaan si Sher" balas ku.

Menatap langit diantara kaca-kaca kelas, dan riuh nya suara teman kelas yang asik mengobrol.
Tiba - tiba seseorang menepuk meja sehingga ku tersontak.

"Hai Nja, lo dipanggil sama ibu Dewi di kantor " ucap Bima yang dari tadi sudah dihadapanku.

" Kenapa? " tanya ku.

"Nggak tau deh gue" balas Bima didepan ku.

"Oh iya, ngumpul rapot aku lupa. Aku ke kantor ya bim, bye " tutur ku melambai tangan kepada Bima yang tersontak melihat ku seketika berubah drastis.

S & LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang