Sepulang dari latihan taekwondo hati Rey masih merasa kesal. Kesal karena kehadiran teman barunya bernama Angel.
"Rey!" panggil Timothy sambil mengendarai sepeda hitamnya
Rey menengok ke belakang dan tersenyum ke arah Timothy.
"Kenapa sih?" tanya Timothy yang sekarang sudah ada di samping Rey
"Gapapa," jawab Rey
"Besok anak-anak mau main lagi ke rumahnya Angel lho. Kamu ikut gak? Kan rumahnya dekat sini," kata Timothy
Lagi-lagi Angel. Rey yang masih kesal dengan Angel tambah kesal mendengar temannya berbicara tentang Angel.
"Enggak," jawab Rey ketus
"Oh. Yaudah. Aku pulang dulu ya," ucap Timothy sambil melambaikan tangannya
Rey balik melambaikan tangannya ke arah Timothy dan meneruskan langkahnya menuju rumah.
Sesampainya di rumah, Rey disambut dengan adiknya. Senyum adiknya diabaikan oleh Rey. Ia langsung naik ke lantai atas dan masuk ke kamarnya.
"Rey! Setelah mandi turun ke bawah ya. Kita makan malam," teriak maminya dari dapur
Setelah mandi Rey turun ke bawah. Terlihat jelas ia masih kesal dengan kejadian adiknya siang tadi.
"Papi dengar Vando dapet nilai 100 lagi ya?" tanya lelaki berkacamata
Vando hanya tersenyum dan mengangguk kecil.
"Trus kemarin Rey buat masalah lagi ya?" tanya papinya itu
"Hem," jawab Rey singkat sambil terus mengunyah nasi di mulutnya
"Masalah, masalah, dan masalah. Kapan kamu enggak bikin masalah Rey?! Kenapa sih kamu enggak pernah banggain papi kayak adikmu ini?!" kata papinya dengan nada sedikit kesal
Kekesalan Rey bertambah. Sepertinya sudah mencapai puncak. Ia menelan makanan nya dan bersiap untuk mengeluarkan seruntutan kata untuk membela diri.
"AKU INI REY. BUKAN ADIK. BUKAN VANDO---" ucapan Rey terputus oleh maminya
"Sudah-sudah. Makan malam bareng kok malah berantem. Lagian Rey kan juga berprestasi di taekwondo, Pi," bela maminya
Rey yang tidak mampu menahan amarahnya langsung pergi meninggalkan ruang makan. Ia meninggalkan separuh nasi yang masih ada di piring. Maminya sudah terbiasa dengan kejadian seperti ini.
Iya, begitulah Rey. Dia tidak suka bila dibanding-bandingkan. Sekalinya marah, ia tidak memandang siapa yang dimarahinya.
🖤🖤🖤
"Pagi Rey" selembar kertas tergeletak di meja Rey
Saat itu kelas masih kosong. Hanya ada Rey dan Angel. Rey membaca kertas itu dan menyingkirkannya. Angel yang awalnya duduk di samping kiri belakang Rey, maju ke depan dan duduk di depan Rey. Lagi-lagi ia menampilkan senyum di wajahnya, senyum yang tidak disukai Rey tanpa alasan yang jelas.
"Ada apa?" tanya Rey ketus
"Aku suka matamu" tulis Angel
"Kenapa?" tanya Rey masih dengan nada yang sama
"Cantik aja" tulis Angel
Rey langsung mengalihkan pandangannya. Ia membuka tasnya dan mengambil buku Matematika. Dia mulai mengerjakan PR yang belum sempat ia kerjakan kemarin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love doesn't Talk
Teen Fiction"Cinta itu enggak harus bicara. Buktinya tanpa kamu bicara pun aku sudah bisa mencintaimu." -Reynaldi Marcelino- Sebuah kisah perjalanan cinta yang dialami oleh seorang lelaki bernama Rey. Semua berawal dari pertemuannya dengan seorang gadis cantik...