BAB [2]

16.7K 652 14
                                    

"Apa kita bisa bicara sebentar?" Alan menatap Arnold dan Peter bergantian. "Dan tolong hanya kita bertiga," tambahnya saat melihat kedua orang tersebut ragu-ragu.

"Baiklah," Arnold menjawab sementara Peter mengangguk sebagai tanda setuju. "Kita menepi sebentar!" Teriak Peter pada para petarung yang sedang mengawal mereka. Sementara iring-iringan calon mempelai Alan sudah mendekati pintu kastel, dikawal salah satu petarung Maclawry untuk mengabarkan kedatangan mereka.

Alan berjalan ke sisi lain jalan dan terus masuk sedikit lebih jauh ke dalam. Berdiri diantara pepohonan yang rimbun, namun masih tersisa cukup banyak ruang untuk mereka bicara dengan santai. Ia mendengar langkah Arnold dan Peter yang mengekor di belakangnya, sikap kedua orang lelaki itu terasa berbeda, hingga membuat Alan merasa tidak nyaman. Terlebih, ia tidak tahu jika ini semua hanya mimpi atau dirinya sudah mati dan bangkit di alam lain.

"Apa yang ingin kau bicarakan dengan kami, Laird?" Peter tidak membuang waktu. "Padahal kau bisa menanyakannya begitu kita sampai di kastel." Suara Peter terdengar muram. Sementara Arnold masih menyimak sambil melipat kedua tangan di depan dada.

"Apa aku sudah mati?"

Pertanyaan Alan tersebut membuat tubuh Peter menegang, sementara diam-diam Arnold juga bereaksi dengan melemparkan tatapan terkejut kepada sepupunya Peter.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Peter tidak terdengar senang. "Kau masih hidup, Laird. Dan kau tidak terluka sedikitpun," kata Peter sambil sedikit menyentuh tubuh Alan di sana sini.

"Peter berhenti menyentuhku!" Protes Alan karena merasa risih. "Kau tidak boleh menyentuhku seperti itu," katanya saat Peter berusaha membuka pakaian atasnya untuk memerika jika ada luka yang tersembunyi.

"Dan kenapa Peter tidak boleh memperlakukanmu seperti itu? Apa kau lupa jika Kakakmu itu memang selalu merasa khawatir terhadapmu?" Pertanyaan Adam tersebut membuat Alan menganga.

"Tunggu. Tunggu sebentar," Alan meminta jeda sejenak. "Apa maksudmu barusan? Apa kau baru saja mengatakan kalau Peter adalah Kakakku, dan aku adalah Adiknya?" Alan terbahak sambil memegangi perut. Sialan Arnold melempar lelucon yang sangat lucu. "Apa kau sengaja ingin menguji ingatanku Arnold?" Alan bertanya menantang.

"Ya," Arnold menjawab kaku.

"Oh baiklah jika itu yang kau inginkan," Alan memasang wajah kalem seperti biasa. "Kau Arnold Philip Smith adalah sepupuku, dan dia Peter Maclawry adalah adikku."

"Tebakanmu tentangku benar," Arnold mendekat ke arah Alan dengan wajah murung. Sementara Peter sejak tadi sudah menatap Alan dengan tatapan cemas bercampur khawatir. "Tapi Alan," katanya dengan hati-hati. "Peter bukanlah Adikmu, mengingat dia lahir beberapa tahun darimu, dan mengingat fakta tersebut adalah nyata. Tentunya status yang harus dia sandang adalah sebagai kakakmu."

Untuk beberapa saat Alan hanya mampu diam, berusaha mencerna penjelasan Arnold barusan. Tapi begitu penjelasan tersebut masuk ke dalam kepalanya, Alan nyaris menggila karena merasa frustasi.

"Demi Tuhan, Arnold! Jangan bercanda!" Alan berteriak marah. "Sejak kapan Peter menjadi Kakakku? Aku ingat betul dia lahir tiga tahun setelah aku hidup di dunia ini."

"Sepertinya kita harus memanggil Dokter," sahut Peter dengan wajah cemas. "Aku tidak ingin dia mengacau di acara pernikahannya sendiri."

"Sebaiknya kita harus menyadarkannya dulu," usul Arnold sambil menatap Alan lekat. "Sepupu," katanya pada Alan. "Aku tidak tahu saat kau tenggelam kepalamu terbentur oleh apa, tapi yang jelas sepertinya kau mengalami sedikit kehilangan ingatan. Mengingat kau bersikeras jika Kakakmu adalah adikmu. Aku rasa sebaiknya kita segera kembali ke kastel, agar kami bisa memanggil dokter untuk merawatmu."

My Stranger's Bride [Stranger's Series #2] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang