Bau busuk terlintas di hidungku, kegelapan yang datang membuat semuanya bisu. Sepi sunyi dan senyap menemani hariku, tapi hingga saat ini aku masih tak sadarkan diri. Aku seperti berada di alam lain, mungkinkah aku sudah mati?. Ku lihat kegelapan di setiap mataku memandang hanya ada satu cahaya di ujung celah yang sempit. Tak dapat ku jangkau cahaya tersebut. Semua badanku terasa kaku, tubuhku membeku, rasanya dingin sedingin es. Bayangan itu, entah mengapa selama tidur panjangku hanya memikirkan sesuatu yang menjijikan. Kini aku terobsesi terhadap darah. Darah yang awal mulanya sangat membuatku jijik dan pingsan saat melihatnya. Perlahan cahaya itu semakin kecil dan hilang seketika. Apa artinya semua ini? Apa benar aku telah tiada?
Jay berjalan menuju kelas dan duduk dikursinya. "Kemana Simdan? Apa dia sakit? Tumben sekali dia tidak sekolah". Tanya salah seorang murid wanita yang sekelas denganku. Mina panggilannya, dia adalah teman dekat Jennie. "Aku juga tidak tahu dari kemarin aku tidak bersamanya". Jawab Jay. Jangan tanya bagaimana reaksi Jennie ketika mendengar namaku, dia memang marah padaku dan mungkin sekarang dia membenciku tak terlukis sedikit pun rasa khwatir kepadaku diwajahnya, hah memangnya aku siapanya.
Langkah kaki pria tegap, kekar, tinggi dan tampan itu terdengar dikelasku. Dia adalah guruku Jung ilwoo namanya biasa dipanggil guru jung. Dia guru sejarah disekolah,penampilannya yang maskulin dianggap sangat seksi oleh sebagian guru baik itu lelaki dan perempuan. Tak jarang siswi wanita pun memuji ketampanannya. Dia cerdas dan pintar disegala bidang. " Selamat pagi, hari ini seperti biasa kita akan melanjutkan materi yang sempat tertunda minggu lalu. Tapi sebelumnya, saya akan menyampaikan bahwasanya ada kabar buruk dari teman kalian. Simdan, baru saja orang tuanya melapor kalau dia hilang". Ujar guru jung. "Apa?!". Balas Jay. Jelas saja itu membuatnya terkejut dia masih berbicara denganku kemarin meski tak pulang bersamaku. Tapi berita kehilanganku ini rupanya tak berefek pada Kimsan dan Jennie. Mereka pasti senang aku tak lagi muncul dihadapan mereka.
Jika hilang mungkin masih ada kesempatan untuk ditemukan, tapi masalahnya aku bahkan tak tahu masih bernyawa atau tidak. Aku, aku tidak bisa menemukan diriku.Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
vampire & sweet blood
Romanceberdasarkan kesucian cinta yang bisa menetralkan racun yang menyebar ke sistem saraf agar bisa menjadi manusia seutuhnya. menjadi vampire bukanlah kutukan melainkan anugerah untuk berbagi suka dan duka kau yang jadi vampire atau aku yang jadi manusi...