Power

61 15 10
                                    

berdiam dengan menatap lalu lalang, kepadatan yang cukup menguntungkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

berdiam dengan menatap lalu lalang, kepadatan yang cukup menguntungkan. Aku tengah berada dalam sebuah cafe barista sembari menunggu Jennie yang berjanji akan mentraktir secangkir cappucino. ku tatap punggung yang membelakangiku, gadis itu bekerja disini untuk membiayai hidupnya. Rambutnya panjang dan lurus, dan mataku terus memantau itu. 

" waktunya istirahat, kau bisa menikmati waktumu". Ujar salah satu rekannya. " Terimakasih ". balas Jennie.

Dengan gemulai ia berjalan anggun ke arahku. Wajahnya berseri, bibirnya tersenyum. " Maaf ya, kau jadi menunggu lama ". Ujarnya padaku. " Ah tidak apa-apa, bahkan aku jadi tidak enak ditraktir olehmu ". pekikku. " Kenapa jadi kau yang tidak enak? aku berutang padamu, karena sudah menolongku dari serangan bola basket yang hampir mendarat di kepalaku, terimakasih ". lanjut Jennie.

Seketika senyumku tak dapat ku kontrol. Kami bahkan pulang bersama hari ini. Masih terngiang bahkan disaat aku mencoba menutup mataku untuk tidur. Aku sangat menyukai Jennie, apapun yang dia lakukan, dan bagaimanapun penampilannya dia selalu cantik dan sangat cantik dimataku.

"Gubrak!!". Suara keras terdengar dari luar kamarku. Sepertinya sesuatu telah menabrak jendelaku. Hantamannya cukup keras hingga bisa meretakkan sisi kiri kaca itu. Aku mendekat, ku periksa barang kali sosok yang sedang menghantui negaraku muncul. "Apa ini?!". Ujarku kaget. Aku tidak melihat siapapum disana aku hanya melihat darah menempel dipermukaan jendela kamarku, seperti sengaja terseret itu bahkan masih menetes dengan segar. "Aku tidak boleh terpancing, aku tidak boleh sembarangan menghisap darah yang aku tidak tahu dari mana asalnya, lebih baik aku tanyakan pada guru Han". Ucapku.

Cuaca terik membakarku seperti biasanya. Aku dengan cepat harus mendinginkan kepalaku yang mendidih. Tidak tahan rasanya, bahkan seperti ingin mati. Pandanganku perlahan kabur, mungkin ini efek dari vampire yang berpuasa meminum darah manusia lalu kepanasan di siang bolong begini. Langkah ku semakin cepat hingga aku tidak menyadari, aku menabrak Kim san dengan tubuhnya yang kekar. "Dasar bocah sialan!!". Ujarnya berteriak. Dengam kasar dia menyeretku ke halaman belakang sekolahku, dibagian tempat dimana tiada satu pun orang bisa melihatnya kecuali kau harus datang di tempat itu.

"Bocah sialan ini sekarang mulai kurang ajar! Dia menabrakku dengam sombong!". Celoteh Kim san pada teman-temannya. Yang baru ku sadari adalah ternyata Jay berada ditempat itu juga. Tubuhnya terkulai lemas karena memar dipukuli. Tanganku mengepal, aku benar-benar naik pitam. Tubuhku menjadi panas, seperti ada aliran listrik dengan tegangan tinggi didalam tubuhku. Ya naluri vampire itu bereaksi tanpa ku pinta. Tapi ini bukan saat yang tepat. Aku bisa mati jika menampakkan diriku yang asli.
Tetapi tetap saja naluri bukanlah sesuatu yang dapat kau tahan, aku tersentak dengan cepat aku berlari ke arah Kim San. Tanpa sadar ku layangkan satu pukulan yang mendarat pada wajahnya. Ia terkapar, dengan sekali serangan. Ini ganas, aku bisa saja membunuh mereka dengan satu kali tendangan yang akan meremukkan tulang rusuk mereka,ya ku rasa. Amarah yang sangat sulit terkontrol ini menjadi pemicu munculnya kekuatan yang tidak ku ketahui. Jay pun hanya terpaku, ia seperti ketakutan melihatku menghabisi 6 orang sekaligus yang biasanya aku dan dia sama-sama diinjak oleh 6 orang ini.
Tenang saja mereka tidak melihat wajahku, karena aku berusaha menutup dan membelakangi mereka. Hingga aku benar-benar bisa meredakan amarahku. Perlahan setelah wujudku kembali, ku dekati Jay yang masih gemetar dan terpaku lalu menenangkannya.

"Wahhh, bagaimana kau melakukan itu? Kau licik sekali! Selama ini hanya berpura-pura lemah". Pekik Jay. "Lalu aku? Bagaimana denganku? Apa aku begitu terlihat seperti sampah di matamu? Aku seperti orang bodoh yang dibodohi oleh sahabtku sendiri. Kau pasti menertawaiku selama ini". Lanjutnya lagi.
"Heh, apa maksudmu? Aku baru saja mendapatkan ini". Jawabku.
"Baru saja? Maksudmu itu seperti ilham yang turun begitu saja kepadamu karena kau baru saja diculik begitu?". Sahut Jay.
"A-anu bukan begitu". Balasku tergagap. "Lalu apa?!". Sambung Jay. Aku hanya terdiam, padahal niat awalku adalah hanya ingin melindungi Jay dan melindungi kami berdua agar tidak jatuh tersungkur lagi.
"Aku tidak akan percaya pada siapapun lagi, terimakasih sudah menolongku". Ungkapnya sembari pergi. Aku memukul kepalaku sendiri, jika tadi aku dipukuli saja dan kami berdua hampir mati karena diinjak saja, tidak akan jadi begini. Masa bodoh kekuatan super aku tidak akan pernah menggunakannya lagi.

"Kau terus saja menjadi sampah diantara orang-orang yang tidak berguna". Ujar seseorang dari belakang.
"Kau mengejutkanku". Sahutku pada guru Han. "Kau pikir seberapa jauh orang-oranng akan berada disisimu? Kenyataannya kau harus menopang dirimu sendiri. Dia itu tidak tahu diri, seharusnya kau biarkan saja dia. Kau harus berani meninggalkan orang-orang yang tidak mendukungmu, dia bukan sahabat yang baik". Seru guru Han. "Apa?!". Ucapku memandang heran guru Han. 

"Hal yang membuatmu lemah dan menjadi sampah adalah karena kau tidak pernah melakukan sesuatu dengan baik. kau membiarkan dirimu tenggelam diantara orang yang tertinggal, dan kau nyaman dengan itu. Lihat Kim San, mengapa dia bisa mendapatkan sesuatu yang dia inginkan? Karena dia tidak sepertimu, dia tidak pernah ingin tertinggal dan tidak pernah membuat orang lain mengendalikannya". Balasnya

"Apa kau bilang? kau tahu apa tentangku? Apa yang kau ketahui tentang Jay?. Kaulah yang sampah, hidupku baik-baik saja sebelum kau dan kawananmu merubah manusia dan diriku menjadi makhluk parasit. Kalian hanya pengganggu, kalianlah yang tidak punya tempat untuk tinggal. Tidak ada dimanapun tempat kalian bisa hidup selain inang. Kaulah sampah sesungguhnya, kalian sungguh menjijikan". Timpalku dengan amarah yang tak terkendali. Guru Han hanya termangu, mungkin terkejut dengan kata-kataku.

"Kau pikir kekuatan ini berguna? nyatanya tidak sama sekali. Kau adalah jenis vampire paling lemah jadi jangan meremehkanku". ucapku sembari meninggalkan tempat itu.

vampire & sweet bloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang