Alunan musik yang selalu terputar didalam ruang kelasku, seolah memaksaku untuk bolos sekolah hari ini. Karna aku benar-benar tak suka seni. Termasuk musik yang setiap haru menjadi sarana belajar di sekolahku. Pagi yang lembut menanti datangnya guru untuk mengajar, kala itu belum ada satu pengajarpun masuk dikelasku. Semakin membuatku galau, rasa malas sudah merasuki sukmaku, meracuni otak, dan melumpuhkan sarafku. Benar-benar hari yang buruk pikirku.
Brak!!! "hey Simdan!". Teriak seorang pria kasar kepadaku. Ia terlihat begitu jantan, urat dikepalanya keluar pertanda amarah yang amat besar akan dikeluarkan. Aku yang tak mengerti hanya dapat menatap kaget dan sedikit takut berhadapan dengannya. Ini bukanlah pertama kalinya, setiap hari selalu begini, dan bukan hanya aku, jay pun mengalaminya.
Dia menengadahkan kepalaku, dan mendekatkan wajahnya. Jantungku berdegup kencang. Dengan rasa takut tak berani ku menatap matanya.
"Apa yang kau lakukan?, aku melihatmu tersenyum pada jennie kemarin, apa kau pikir aku tidak tahu?! Kau menyukainyakan?!". Ujar pria itu, namanya kimsan. Ia mantan pacar jennie yang sampai saat ini masih bertingkah laku gila kepadanya meskipun mereka sudah putus.
Rasa malu dan takut menghantuiku. Apa yang harus kulakukan? Menjawab pertanyaannya bukanlah ide yang bagus. Karna pada saat itu jennie pun menyaksikannya. Aku memutuskan untuk tetap diam, meskipun ku tahu kimsan akan sangat marah kepadaku.
"Hey,, apa kau bisu?!, untuk apa Tuhan memberikanmu mulut?! Heeyyy Simdan!. Dia menendang meja di hadapanku, kemudian menarik rambutku hinggaku terperanjat menghadap tubuhnya. "Kau sudah membuat seekor singa marah, pagi ini". Ujarnya sambil memukuliku. Tak ada yang berani membantuku, selain alasan karna mereka tak peduli, rasa takut juga menjadi sebabnya. Termasuk sahabatku sendiri, ia tak perlu memaksakan diri untuk membantuku, karna aku tahu dia pun tak berani.
Sakit memang, tapi inilah hidup. Kadang mereka tak adil, tapi aku sadar aku harus tetap menjalani hidup.
"plakkk!". Seorang gadis dengan rambut sedikit bergelombang menampar Kimsan tepat dihadapanku. "Kimsan!! Kau sudah gila?!, dasar psikopat". Aku sangat terkejut setelah mengetahui gadis itu adalah jennie. Lagi-lagi dia baik padaku, entah karna dia malu namanya disebut-sebut atau karna dia memang peduli padaku. Hah memang aku siapa?.
"Hentikan kelakuan bodohmu. Ini malah akan membuatku tambah menjauhimu!". Ujar Jennie dengan kepercayaan diri dan keberaniannya.
"hahah,, ahahahahahh,hahhahaahh. Wahh kau benar-benar tipeku". Kata Kimsan dengan tawa jahatnya.
"Jangan membuang-buang tenagamu honey, sisakan untukku malam ini". Lanjutnya sambil pergi dari kelas itu, matanya menatap tajam kepadaku.
Matahari semakin terik, keringat mulai berpeluh, aku bersiap untuk pulang dengan masih menahan sakit, yang kini menjalar hingga ke kepala. "Ah aku minta maaf Dan, aku tak bisa menolongmu". Ujar pria berkacamata di sampingku. "Memangnya kau bisa apa?!". Ucapku bercanda. "hahaha,,, kita benar-benar payah, kau tahu itu. Jennie bahkan lebih jantan dibandingkan dirimu." ungkapnya lagi.
"jangan hanya membicarakanku, bagaimana denganmu?". Tambahku. Kami tertawa sampai akhirnya Jay harus pulang duluan karna kewajibannya menjaga toko. Aku pun bergegas dan mengambil tasku. Tiba-tiba gadis pemberani itu muncul lagi dihadapanku, ya dia memang Jennie.
"Ini untukmu, obati luka itu". Ucapnya
Mataku berseri, tanganku gemetar, kemarin dia tersenyum padaku, kini dia berbicara padaku. Sepertinya ia memang peduli kepadaku.
"ohh,, t-terimakasih". Ucapku terbata. "Kau ingin ku membantumu?". Tanyanya.
"ahh tidak perlu". Jawabku dengan senyum kaku diwajahku. Agak kikuk,Saat itu mungkin wajahku terlihat seperti kanebo kering. "baiklah, jangan sampai aku melihat luka itu besok". Ujarnya lagi dengan senyum manisnya sembari meninggalkan kelas. Ahh jantungku berdegup kencang, persendianku serasa lepas. Tak dapat berkata lagi aku senang sekali. Berharap esok akan tetap begini
KAMU SEDANG MEMBACA
vampire & sweet blood
Romansaberdasarkan kesucian cinta yang bisa menetralkan racun yang menyebar ke sistem saraf agar bisa menjadi manusia seutuhnya. menjadi vampire bukanlah kutukan melainkan anugerah untuk berbagi suka dan duka kau yang jadi vampire atau aku yang jadi manusi...