Mencari kesibukan untuk menghikangkan lapar yang kembali datang. Ku tendang peemukaan bumi yang berdebu itu menggunalan ujung kakiku.
Tubuhku terasa terbakar mengingatku berdiri dibawah terik matahari. Otakku terasa mendidih, aku perlu sesuatu yang menyegarkan. Sempoyongan ku berjalan, menuju tempat keran pencucian umum yang terdapat di halaman sekolahku.
Sedikit tergesa ku putar keran yang menutup, mengambil sepercik air untuk langsung ku minum.
Ku basahi pula kepalaku yang berkeringat, agar dingin sejenak.
"Hey,, Simdan!". Panggil seseorang yang dari suaranya ku yakini seorang wanita.
Ku palingkan wajahku menatapnya, mulai dari ujung kaki hingga kepalanya. Sosok yang pagi membuatku dibenci oleh siswa pria dikelasku. Itu guru Han atau biasa ku sebut guru Bi*ch. Bagaimana tidak, dia mendekatiku dan berbisik ditelingaku secara spontan dan tiba-tiba. Kimsan bahkan hampir memukulku tadi, kalau saja dia tidak dipanggil oleh temannya. Tak jarang dari mereka bertanya apa hubunganku dengan guru bi*ch itu dan sudah sejauh apa. Heol-_-.
"Kenapa minum air keran? Cobalah ini. Kau akan lebih bertenaga". Celotehnya, sembari menyodorkan botol air minum dari aluminium itu padaku.
Aku tak bergeming, hanya menatapnya datar. Waspada kalau-kalau dia memberikan racun padaku. Guru ini, mana ada guru gila seperti ini.
"Kau pikir aku ini apa? Minum saja!". Pintanya sembari melempar botol itu.
*****"Glek,, glek,, glek". Ku teguk cairan yang berada didalam tempat aluminium itu,, semakin lama rasanya semakin lezat, tidak hanya menghilangkan dahagaku namun juga menghilangkan laparku. Heol ini enak sekaliT_T.
Seenak apapun masakan ibuku, cairan liquid sedikit kental yang baru ku minum ini rasanya 2 kali lipat lebih enak T_T. Tak bisa ku ungkapkan dengan kata-kata. Tak bisa ku hentikan, tegukan itu. Semakin ku coba berhenti semakin kuat rasa untuk menghabisi.
"Hey,, jangan dihabiskan!! Itu buruanku untuk 24 jam". Ujar guru Han.
"Buruan?". Tanyaku langsung berhenti meneguk.
"Iya,, enak sekali bukan?". Tanya Guru Han kembali.
"Ini memang enak,, sebenarnya apa ini?". Balasku.
"Darah ayam". Ujar Guru Han santai.
"Burrrr!!". Refleks ku muntahkan cairan yang masih menaung di mulutku. Rasa mual muncul tanpa diundang. Apa dia sudah gila mengapa memberiku darah ayam.
"Guru Han kau jangan bercanda!!". Teriakku.
"Siapa yang bercanda? Kenapa kau terkejut? Apa biasanya. Kau minum darah segar seorang perawan?". Tuturnya padaku.
"Guru Han sepertinya, jiwamu terganggu". Timpalku.
"Apa?? Jangan bilang kau masih belum tahu?". Tanyanya kembali.
Aku semakin kesal dibuatnya, jika bukan seorang guru mungkin aku sudah memakinya,, heol-_- aku kan lemah.
"Guru Han jika kau hanya berniat mempermainkanku seperti orang lain,, maaf aku tak ada waktu". Pekikku beranjak pergi,, menahan kekesalanku.
"Vampir,,, kau itu seorang vampir". Teriak Guru Han dari belakang.
"Aku yang mengubahmu,, aku yang membuatmu kesakitan itu". Lanjutnya lagi.
Ini semakin gila dia semakin tak waras, mana ada vampir didunia nyata. Mereka hanya fiksi dan legenda. Apa dia terobsesi jadi seorang aktris.
"Guru Han kumohon". Ujarku memohon.
"Apa kau tidak merasa ada yang berbeda denganmu? Bukankah kau bukan dirimu yang dulu?". Lanjut guru itu lagi.
Yang dikatakannya memang benar, aku bukanlah aku. Rasanya seperti hidup tapi mati dan mati tetapi hidup.
"Kemarilah,, biar ku tunjukkan sesuatu". Ujarnya.
Perlahan ku mendekat, percaya tak percaya tapi memang ada yang aneh denganku.
"Berikan tanganmu". Pintanya.
Disatukannya telapak tanganku dengan telapak tangan guru muda itu. Rasanya seperti ada aliran listrik yang melintas di tubuhku. Mataku dan matanya saling terpejam. Perlahan aliran itu semakin kuat hingga rasanya panas. Kurasa sebagian sarafku seperti bertambah.
"Buka matamu". Lanjutnya.
Perlahan ku gerakan kelopak mataku hingga terbuka. Dibuatnya aku melongos dengan fenomena yang terpampang nyata dimataku.
Wajahnya, wajah guru Han tidak berubah, tapi matanya berevolusi menjadi merah pekat. Taringnya memanjang dan runcing. Ini benar Vampir.
"Ini dinamakan naluri vampir. Aku membantumu mengeluarkan wujud aslimu. Kedepannya jika ingin berubah tak perlu pakai cara tadi. Karena kau seorang vampir itulah kenyataannya, kau juga punya naluri vampir. Lihat saja wajahmu". Ujar Guru Han menjelaskan.
"Ini vampir,, aku seorang vampir?". Tanyaku tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
vampire & sweet blood
Romanceberdasarkan kesucian cinta yang bisa menetralkan racun yang menyebar ke sistem saraf agar bisa menjadi manusia seutuhnya. menjadi vampire bukanlah kutukan melainkan anugerah untuk berbagi suka dan duka kau yang jadi vampire atau aku yang jadi manusi...