KISAH 18: AKU SUKA KAMU

79 8 25
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA
DAN KOMEN SETELAH BACA
HAPPY READING......

°•°•°•°

Putri menatap kagum Azka yang lincah berlari kesana-kemari dan sesekali melompat, membuat bajunya terangkat dan sukses membuat lapangan semakin heboh oleh teriakan histeris dari seluruh siswi yang sedang berada di pinggir lapangan. Sebenarnya Putri juga ingin berteriak kencang saat Azka mencetak angka, tapi ya begitu, Putri masih cukup tahu malu untuk melakukan hal itu. Bukan hanya itu saja, alasan lainnya adalah Ardan yang sedang duduk manis di sampingnya. Tentu saja Putri tak akan melakukan hal akan membuat Ardan menjadi segan dengan Putri. Putri tak mau hal itu terjadi. Benar-benar tak mau.

Kegiatan OSIS telah selesai. Tak ada lagi tugas yang akan dilakukan para pengurus OSIS sampai nanti perlombangan selesai. Hari ini merupakan hari terakhir dari seluruh lomba yang diadakan sekolahan Putri, well, semua lomba sudag selesai sebenarnya, hanya satu yang masih tersisa. Dan itu adalah basket. Lanjut lagi, semua pengurus OSIS memang tak ada tugas yang harus diselesaikan sampai nanti sore. Mereka harus latihan untuk persiapan acara puncak yang akan diselenggarakan besok malam. Disini. Di sekolahan Putri.

"Nanti sore kamu ikut latihan kan?" Putri mengalihkan pandangannya dari tengah lapangan dan menatap Ardan.

Putri tersenyum tipis. "Iya. Aku kan juga yang ngisi acara."

"Kamu haus gak? Mau aku beliin minum?"

"Boleh deh. Tapi aku ikut aja, sekalian mau beli cemilan," Putri berdiri dari duduknya mengikuti Ardan berjalan menjauhi lapangan.

°•°•°•°

"Eh, eh, Ik."

"Hm?" Anika berdehem kecil untuk menyauti panggilan Farel. Mereka berada di belakang sekolah. Tempat favorit mereka berdua, tidak mau pusing mendengar teriakan alai para manusia yang berada di lapang dan juga panas yang menyengat pada hari ini.

"Masa..."

Anika menatap Farel, mengalihkan pandangannya yang tadi ia tujukan pada burung-burung kecil yang tengah mematuk-matuk tanah tidak jelas manurut Anika. Memang apa yang bisa dimakan dari tanah yang keras dan kotor? Apa burung makan rumput? Biarkan Anika dengan pemikiran bodohnya.
Sekarang Anika merasa jengkel karena wajah Farel yang memang telah abstrak--pendapat Anika, dibuat lebih abstrak lagi oleh empunya. Membuat Anika ingin menjotos wajah itu, jika saja ia tak ingat Farel adalah satu-satunya anak yang bisa Anika tekan agar membayar jajanannya.

"Geli bener muka lo! Kayak monyet naber tau gak?" Anika bersungut kencang dengan tangan yang langsung memalingkan paksa wajah abstrak Farel agar menjauh darinya.

Jijik.

Itu pikiran Anika saat melihat wajah sahabat sarap-nya ini.

"Anjir! Muka gua diremet! Kalo rusak kaga balik lagi begimana?! Mau tanggung jawab lu?!!"

"Idih! Muka kayak tai otok aja lo permasalahin, malah kalo bisa nih ya, gue bakal bayarin operasi plastik muka lo di Gangnam sana! Biar mirip Suga kek, Luhan kek, G.D kek! Ato sapalah biar muka lo cakepan dikit!" sembur Anika panjang lebar dengan wajah sangat ekspresif dan tangan yang bergerak-gerak.

Farel menaikkan satu alisnya. Ia mendengarkan, tapi ia tak mengerti. Apa itu Gangnam? Suga? Luhan? Dan D.G?

Alien? Presiden? Atau Raja? Farel tak mengenal apa atau siapa yang disebut Anika tadi. Jika Farel tak kenal, maka mereka semua itu bukan sesuatu atau seseorang yang terkenal. Menurut Farel. Hanya menurut pemikiran Farel.

KISAH MANIS DIBALIK HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang