KISAH 25: PULANG

56 2 0
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA
DAN KOMEN SETELAH BACA
HAPPY READING




"Mama udah pulang." Putri segera berlari menghampiri ibunya dan memeluknya.

"Hai, Sweet Heart."

"Mama lama banget pulangnya,"rajuk Putri dengan suara imutnya dan ibunya hanya dapat mengelus sayang kepala putri semata wayangnya itu.

"Maaf."

Putri hanya tersenyum maklum tanpa dapat berbuat lebih, yah setidaknya ibunya meminta maaf kepadanya.

"Putri Sayang, Mama cape banget. Mau langsung istirahat, kalo kamu laper Mama bawa cemilan. Ada di mobil, banyak banget. Minta Pak Iwan aja buat bawa ke dapur, ya?"

Putri hanya tersenyum, lagi. Ia dapat melihat guratan letih di wajah ayu ibunya. Jadi ya, dia hanya senyum saja. Toh, dia juga tak dapat mendebat.

"Okey," jawab Putri.

"Makasih udah ngertiin Mama ya Sayang. Night Sweet Heart,"Linda mencium puncak kepala Putri dan berlalu ke kamarnya.

Yah, setidaknya Putri mendapatkan ucapan selamat malam dan ciuman hangat. Itu saja sudah cukup. Sungguh. Ia merasa cukup. Atau tidak?





"Pagi Sayang."

Putri tersenyum. "Pagi Ma," ia langsung memeluk ibunya yang tengah memasak sarapan dari belakang. Ia sangat senang sekarang. Melihat ibunya di pagi hari adalah hal ajaib yang Putri rasakan. Karena sang ibu yang bagaikan malaikat, yang akan terbang ke berbagai tempat, tak dapat menetap di satu tempat. Jadi, melihat ibunya yang memasak sarapan di dapur, tentu merupakan keajaiban bagi Putri.

"Pelukannya udah dulu ya, kita sarapan dulu," ucap Linda mengurai pelukan mereka dan membawa omelet juga kentang rebus dua porsi ke meja makan.

"Mama ga kerja?" Putri memulai percakapannya dengan Linda sembari sarapan tentunya.

"Enggak. Mama ngambil cuti 3 hari, hari ini juga hari libur kan? Mama mau istirahat," Linda memasukkan sesuap kentang ke mulutnya. "Kamu ada rencana pergi?" Lanjut Linda saat sadar bahwa Putri telah berpakaian rapih.

"Iya, aku mau jemput temen aku di bandara."

"Oh, siapa?"

"Nanti aku kenalin kalo dia ga kecapean," jawab Putri dengan lembut dan sedikit rona pada pipi putihnya. Linda sadar akan itu, tapi ia diam dan hanya menyimak perubahan wajah anak semata wayangnya itu.

"Cerita ke Mama dong, dia orangnya kayak gimana? Atau gini, dia cewe atau cowo?"

"Cowo. Dia baik Ma, terus asik juga. Dia ketos di sekolah aku."

"Wah Ketua OSIS ya? Kamu juga OSIS kan?"

"Iya."

"Sering ketemu dong sama dia? Ajak kesini dong. Mama mau ketemu sama temen anak Mama."

"Iya, aku sama dia sering ketemu. Nanti aku ajak dia ke rumah kalo dia enggak kecapean ya Ma."

Linda tersenyum hangat. Ia sadar ia tak terlalu memperhatikan anaknya ini, jadi ia ingin bertemu pemuda yang membuat rona pada pipi anaknya ini. Ia harus tahu orang seperti apa yang dekat dengan anaknya ini.

KISAH MANIS DIBALIK HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang