KISAH 21: SAHABAT ATAU...

68 4 0
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA
DAN KOMEN SETELAH BACA
HAPPY READING......

°•°•°•°

"Ik! Gua mau ngomong dah ama lu, soal yang kemaren gua kasih tau ama lu. Soal perasaan gua."

Mapus gue!

Anika tersenyum kecut dan terus marapal kata 'mampus' dalam hatinya. Kenapa juga si sahabat 'oncom'-nya satu ini ingin kembali membahas hal yang tak ingin Anika dengar. Dan kenapa juga harus di dalam mobil cowok ini sih? Kenapa Anika berada di dalam mobil Farel? Karena saat acara penutupan selesai, Anika merengek untuk ikut dengan Farel tanpa memperhitungkan akibatnya. Salah satunya, ya pada saat ini.

"Lo mau ngomong apa lagi sih?"

"Kok nada ngomong lu sinis sih Ik?"

"Gak tuh. B aja menurut gue."

Farel mendekati wajah Anika, membuat sang empunya memundurkan diri.

'Mau apa lagi coba ni bocah?' Anika menjerit 'mencak-mencak' dalam hati.

"Lu cemburu?"

Pertanyaan goblok macam apa kah itu?

"Gue," tanya Anika sembari menunjuk dirinya. "Cemburu? Ama lo?!" Farel mengangguk dengan wajah yang masih sama dekatnya dengan milik Anika. "Mimpi aja lo sono! Ampe ayam jago bertelor juga gue ga bakal cemburu ama lo lah! Gila."

Dahi Farel berkerut mendengar penjelasan Anika. Dan entah mengapa ia tak suka mendengar jawaban cewek yang ada di depannya saat ini. Rasanya ia ingin marah. Tapi akan sangat gila jika Farel marah tanpa sebab yang jelas. Jadi ia lebih memilih memundurkan wajahnya dan menidurkan tubuhnya di bahu Anika. Tanpa peduli protes dari cewek itu.

"Berat Rel! Anjir! Bahu gue bisa mati! Bangun kaga?!" Anika menarik kepala, hidung dan telinga Farel agar cowok itu bangkit dari bahunya. Tapi sia-sia. "Bodo lah!"

Farel tersenyum miring dengan mata terpejam, karena Anika yang telah menyerah. Ia hanya ingin istirahat sebentar, mengapa Anika yang ribut sendiri. Dasar aneh.

"Sovi udah ada pacar ya Ik?"kita kapan?

Anika gelisah dengan topik pembahasan Farel dan ingin segara lari dari tempat ini. Mengapa harus membahas itu sih? Kenapa gak hal yang lain? Kayak guru yang kumisnya mirip lele misalnya. Kan bikin ketawa.

"Iya. Dan lo jangan ganggu Sovi ama pacarnya. Sovi udah seneng ama cowoknya yang sekarang," Anika kembali menjerit heboh sembari salto dalam dirinya. Demi apa? Ia sudah mengatakan hal yang telah ia susun mati-matian? Lancar? Tanpa cacat? Iya kan? Keren.

Farel membuka matanya dan menatap Anika dengan wajah bingung. Untuk apa ia menggangu cewek orang lain? Sedangkan cewek yang menginginkannya bisa menjadi satu organisasi jika dikumpulkan. Dasar Anika. Tapi tak ada jawaban dari Farel. Cowok itu kembali menutup matanya dan Anika membiarkan saja bahu miliknya dijadikan bantal dadakan oleh Farel.

•°•°•°•

"Latihan kita cukupkan sampai disini saja. Saya berterima kasih atas usaha kalian selama ini. Semoga malam kalian menyenangkan."

"Terima kasih, Bu."

Setelah mengucap kalimat itu, Putri dan anggota lain yang ikut kursus biola di salah satu sanggar seni terkenal di daerahnya mulai mengepak barang mereka dan pergi. Tadi pagi Ardan sudah pergi ke kalimantan. Putri tak merasa keberatan sama sekali karena harinya yang akan sangat berat mulai dari detik ini.

KISAH MANIS DIBALIK HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang