05.Kepagian

43 7 0
                                    

Sampainya dirumah gadis itu langsung merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur. Seperti biasa setiap pulang sekolah ia jarang atau bahkan tidak pernah melihat keberadaan mamanya dirumah. Semenjak kejadian 2 tahun silam sikap Kinan berubah drastis terhadap putri bungsunya. Kini mamanya hanya memproritaskan urusan pekerjaan bukan Nadine. Dan Nadine sudah biasa dengan keadaan seperti. Tapi satu hal yang ia rindukan saat ini adalah keluarganya.

Sebelum ia memejamkan matanya ia teringat satu hal. Ia harus menghubungi Gilbran untuk kegiatan PLS.

"Halo" jawab suara laki-laki dari sebrang sana.

"Besok gue gak bisa ikut PLS" jawab Nadine to the point. Pasalnya ia tak suka berbasa-basi ketika berbicara ditelepon menurutnya itu sangat membuang-buang waktu.

"Kenapa"

"Gue gak bisa PBB"

"O iya gue lupa kalo lo kurang dalam hal PBB. Btw yang gantiin lo siapa"

"Iffi"

"Ok nanti gu—"

belum sempat melanjutkan obrolannya nyatanya gadis es itu sudah memutuskan sambungan telepon.

***

Langit sudah menunjukkan warna jingganya. Matahari sudah berada di ujung ufuk yang berarti matahari hampir terbenam. Gadis es yang sudah terlelap dalam tidurnya sekitar 2 jam yang lalu, kini sudah terbangun dari mimpi indahnya sambil menatap senja dari jendela kamarnya.

Langit tampaknya mulai gelap, kini matahari  benar-benar sudah tenggelam. Dengan terpaksa gadis es itu keluar dari kamarnya menuju kamar mandi.

Ketika melewati tangga gadis es tersebut melihat wanita cantik separuh baya dengan rambut coklatnya yang sedang duduk santai sambil menonton televisi.

"Mama kapan pulang"

"Barusan" jawab wanita bernama Kinan tersebut dengan ekpresi datar tanpa menoleh ke anak gadisnya itu.

"Nanti malam mama balik kekantor lagi gak" tanya Nadine yang kini sudah berada disamping mamanya.

"Gak, kenapa emang?"

"Besok mama antar Nadine ya?"

Wanita bernama Kinan tersebut hanya mengangguk mengiyakan sebagai jawabannya.

"Yaudah Nadine mandi dulu ma"

Tak ada sahutan dari Kinan ia hanya fokus pada televisinya.

"Kangen banget sama mama yang dulu"ucap gadis es itu sambil menuju kamar mandi.

Tanpa ia ketahui ternyata Kinan mendengar ucapan terakhirnya.

"Maafin mama sayang, mama belum bisa jadi mama Yang baik. Maafin mama juga yang udah buat kamu jadi tempat pelampiasan mama"jawab Kinan dengan air mata yang sudah turun satu persatu.

***

Paginya gadis itu bangun pagi-pagi sekali. Semalam sebelum tidur gadis itu membunyikan alarm-nya pukul 05:30. Nth apa yang membuat gadis es itu bangun sepagi ini.

NadineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang