part 1

15 4 0
                                    

Warning typo ya😋😋😋

Happy reading

...................

"Vanesha" teriak Angga sambil menyiapkan sarapan mereka.
Memang mereka tinggal di sebuah rumah yang kecil yang mampu mereka sewa dari uang hasil kerja keras mereka berdua selama ini.
" Ia kenapa sih, bang. Enggak usah teriak teriak juga, nesa belum budek kali, bang" Nesa sambil berlajan menuju abangnya.
" Nesa, sudah rapi mau kesekolah apa mau kerja" ledek Angga
" Ya.... Abang gak liat apa nesa udah rapi gini pakai baju seragam sekolah masa nesa mau kerja" nesa memanyunkan bibirnya
" Ia.. adek abang yang paling cantik" Angga menghidangkan sarapan yang ia buat tadi kepadanya adiknya ini.
"Bang" nesa sambil memasukkan sarapannya kedalam mulutnya.
"Hm"
" Kok abang gak siap-siap untuk kesekolah sih" Nesa yang baru menyadari bahwa sang kakak nya tidak menggunakan seragam sekolah.
"Ohh"
"Abang kok jawab nya gitu sih" Nesa melanjutkan lagi sarapannya
" Kalau lagi makan jangan sambil ngomong nanti keselek lo"
" Ia Abang, ganteng" ucap Nesa melanjutkan makannya

Di lain tempat Alex sedang menikmati sarapan diruang makannya dengan sendiri. Orang tua nya sibuk kerja, jadi Alex telah terbiasa sarapan sendiri dengan para pelayan yang membantu di rumahnya. Bahkan ia terbiasa sarapan dengan satu meja dengan pelayanan di rumahmya. Alex berangkat sekolah dengan diantar oleh sang supir pribadi. Alex telah mengga
Tetapi Alex tidak bersekolah disekolah yang mahal, melainkan ia bersekolah di sekolah yang biasa-biasa saja. Yaitu di SMA Garuda, yang sudah banyak dikenal bahwa SMA tersebut adalah sekolah elit tetapi isinya bukan para anak orang kaya, melainkan berisi anak orang yang kurang mampu yang berkeinginan untuk bersekolah. Walau pun itu sekolah isinya anak-anak yang kurang mampu tetapi sekolah mereka adalah sekolah yang sangat elit dan telah banyak mengukir prestasi di kancah nasional ataupun internasional.

Alex buru-buru masuk ke dalam kelasnya tapi ketika di depan pintu kelasnya Alex tak sengaja menabrak seseorang yang hampir tersungkur tapi dengan refleks yang cepat Alex langsung menangkap tubuh sang gadis agar ia tak terjatuh. Dan tatapan mata mereka bertemu, dan Alex langsung merasakan getaran yang berbeda yang ada dari dalam diri nya. Alex pun langsung mendirikan gadis tersebut.
"Ehhh. Sorry ya, soalnya tadi gua lagi buru-buru" Nesa sambil mengatur nafasnya agar tak terlihat gugup
"Ia. Lain kali hati-hati, jalannya pakai mata" ucap Alex dengan wajah yang sangat datar tanpa ekspresi sama sekali
"Ia, maaf ya" sambil memberi uluran tangan
Tetapi Alex malah tak menanggapi uluran tangan dari Nesa. Dan langsung meninggalkannya dan masuk ke kelasnya. Vanesha yang awalnya ingin pergi ke kamar mandi lupa akan tujuannya tadi dan langsung menuju kelasnya yang bersebelahan dengan kelas Alex.

"Nesa lu kenapa sih" tanya Riska sahabat Nesa
"Tau ah" ucap Nesa sambil meletakkan tas di atas meja.
Dan langsung menelungkupkan wajah di atas tasnya.
"Sa, lu mapa sih, jangan bikin gue galau dong" menggoyangkan tangan Nesa
"Ris, lu bisa diem gak sih" Nesa langsung pergi ke kursi belakang. Dan langsung melanjutkan tidurnya.
Hingga Nesa mendengar instruksi dari sang ketua kelas untuk berdoa dan itu adalah pertanda bahwa di sudah ada guru yang di dalam kelas. Dengan cepat Nesa terbangun dan ikut berdoa dan setelah itu dia pindah ke tempat duduknya
"Ka, kok lu gak bangun gue sih" bentak Nesa
"Sa, tadi pas gue panggil lu tadi tu ibu Tiara udah masuk, dan lu malah pindah ke belakang, ya gue gak mau ganggu lu, kan kalau lu lagi tidur gak boleh di ganggu, kalau gue bangunin lu pasti lu bakalan ngamuk kayak macan" jawab Riska panjang lebar.
"Ia, sorry deh" ucap Nesa sambil mengeluarkan buku dari dalam tasnya.

Setelah beberapa jam mengikuti pelajaran dan saat ini adalah jam istirahat. Nesa sedang berada di Kantin menunggu makannya yang ia pesan dengan Riska di meja tempat biasa dia duduk. Tanpa sengaja mata Nesa bertatapan dengan seorang pria yang tak asing lagi bagi dirinya. Nesa masih berfikir keras siapakah pria itu. Dan akhirnya Nesa ingat siapa dia, dia adalah pria yang Nesa tabrak tadi pagi. Tanpa sadar kalau dari tadi Riska telah tiba dan mematapnya.
"Sa, makan lu gak mau, kalau gak mau untuk gue aja"
Nesa tersadar dari lamunannya "enak aja, gue juga laper kali" Nesa yang langsung memakan makan pesanannya tadi. Tanpa mereka sadari ada seorang pria yang dari tadi memperhatikan dari samping mereka.
Dan setelah mereka membayar, mereka langsung menuju kelasnya. Mereka masih belum menyadari bahwa sedari tadi Alex mengikuti mereka. Dan setelah bel berbunyi menandakan bahwa untuk seluruh siswa untuk masuk ke kelas mereka untuk melanjutkan pelajaran berikutnya. Dan setelah bel berbunyi sangat nyaring yang menandakan untuk semua guru harus segera mengakhiri proses belajar mengajar dan seluruh siswa diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing. Semua siswa pulang ke rumah masing-masing, tidak untuk Nesa karena ia harus bekerja sebagai pegawai di salah satu restoran.

kenapa harus di tutupiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang