Title: Choice (Reiji Sakamaki X Reader)
Warning: Seperti Biasa.Tau rasanya dikhianati?
Tau rasanya dikecewakan?
Tau rasanya dibuang?Sepertinya itulah yang terjadi padamu akhir-akhir ini. Kekasihmu mengkhianatimu, dia menjalin hubungan diam-diam dengan sahabatmu sendiri.
Sahabatmu yang lain menjauhimu karena kekalahan mereka di lomba kimia minggu kemarin. Alasan yang childish memang, tapi itulah kenyataannya.
Dan yang lebih parah lagi, keluargamu 'membuangmu'. Mereka 'membuangmu' dengan alasan 'tidak mampu' lagi membiayai pengobatanmu.
Kamu memang terlahir dengan kondisi yang dibilang kurang sempurna. Fisikmu tidak terlalu sehat seperti anak pada umumnya.
Hal ini berlanjut sampai saat ini, setiap bulan kamu akan mengunjungi rumah sakit untuk pengobatan intensif.
Sepoi angin malam ini menerpamu, atap sekolah yang sepi menjadi sahabatmu akhir-akhir ini. Sendiri, dengan hati hancur.
Malam memang sudah hampir habis, bel pulang sudah berbunyi sejak tadi. Namun kakimu masih belum ingin beranjak, bukan karena kamu tidak ingin pulang. Tapi karena suasana sepi inilah yang selalu kamu inginkan.
Bintang-bintang nampak bertaburan di angkasa. Menemanimu yang akhirnya melangkah dengan pelan untuk pulang. Di balik semua musibah yang kamu alami, setidaknya masih ada Kakekmu yang selalu mendukungmu. Mental maupun finansial.
Jalanan sepi malam ini, seperti biasa ketika kamu melewatinya setiap hari. Earphone terpasang di kedua telingamu, musik yang lembut mengalun dari sana. Genre ballad kesukaanmu.
Kedua tanganmu ada di dalam saku jaketmu, dan sebuah topi menutupi kepalamu. Mungkin karena terlena akan musik itu, kamu tidak sadar jika diikuti oleh seseorang.
"Hati-hati, kau bisa terluka karena sifat cerobohmu itu." Suara seseorang membangunkanmu dari lamunan. Tangannya juga memegang lenganmu, mencegahmu yang hampir menabrak sebuah mobil yang diparkir sembarangan.
"Oh, terimakasih." Gumammu sambil tersenyum ke arahnya.
"Kau tidak pernah berubah ya (y/n). Selalu saja ceroboh." Dia menarik lenganmu dan memelukmu dari belakang.
"Reiji?" Kamu hanya menggumamkan namanya sambil menoleh ke belakang.
"Ya. Ini aku." Dia menaruh dagunya di atas kepalamu.
"Lama tidak bertemu, Reiji." Kamu hanya bersandar padanya dan tidak berusaha melepaskan diri.
"Bukankah kamu yang menghilang (y/n). Setelah menolak tawaranku, kamu tiba-tiba pergi begitu saja dari hidupku." Reiji membawamu berteleportasi ke kamarnya dan membawa tubuhmu jatuh di tempat tidur.
"Saat itu semuanya masih indah. Aku memiliki segalanya, keluarga, sahabat bahkan kekasih." Menutup matamu sejenak, berusaha mengusir rasa tidak nyaman yang selalu muncul karena pengkianatan itu.
"Jadi sekarang kau mau menerima tawaranku?" Reiji menarik selimut dengan kakinya dan menyelimuti kalian berdua.
"Adakah pilihan lain, umurku tidak akan panjang lagi." Kamu mengeratkan selimut yang menutupi tubuhmu, entah mengapa suasana terasa semakin dingin.
"Kau sudah siap meninggalkan semuanya dan bersamaku selamanya?"
"Ya." Hanya satu kata, namun itu sangat berarti bagi Reiji. Kamu bisa merasakan Reiji tersenyum di antara helaian rambutmu, memikirkan hal itu membuatmu ikut tersenyum.
Flashback on.
Mansion Sakamaki terlihat sepi, hal ini dikarenakan para vampir penghuninya sedang tertidur lelap di siang yang panas ini.
Kamu menyusuri setiap lorong untuk mencapai kamar sahabatmu, Reiji Sakamaki.
Kalian sudah bersahabat sejak lama, dan kamu sudah tau semua rahasia miliknya. Begitu pula dengannya yang tau semua tentangmu.
Tok
Tok
TokKamu mengetuk pintu kamar Reiji, yang sudah kamu hafal di luar kepala. Tak berapa lama, terdapat sahutan dari dalam.
"Ada apa menyuruhku kemari Reiji." Tanyamu begitu kamu masuk dan duduk di depannya.
"Aku hanya ingin membicarakan sesuatu." Dia beranjak dari single sofa yang didudukinya dan berlaih ke sampingmu.
"Apa?" Kamu memiringkan tubuhmu ke arahnya.
"Kau tau (y/n), aku mencintaimu." Dia mengataknnya sangat mudah, berbanding terbalik dengan ekspresimu yang terkejut. "Dan aku ingin kau bersamaku."
"Reiji, kamu tau kan aku sudah memiliki kekasih." Ucapmu setelah berhasil mengendalikan mimik wajahmu.
"Tinggalkan dia, tinggalkan keluargamu. Dan hidup abadi bersamaku." Ucapnya dengan mata yang memandang lurus ke arahmu.
"Tidak Reiji, tidak akan pernah. Lebih baik aku meninggalkanmu daripada meninggalkan mereka." Ucapmu dengan nada tinggi, marah. Kamu sangat marah.
"Baiklah (y/n), jika itu keputusanmu. Tapi aku akan tetap menunggku kau memilihku."
Dengan perasaan marah yang tidak bisa ditahan, kamu melangkah pergi meninggalkan Reiji yang hanya menatapmu.Pertengkaran itu adalah saat terakhir kamu bertemu dengannya. Kamu berusaha sekuat tenaga untuk menjauhinya, kamu bahkan pindah sekolah hanya demi tidak bertemu dengannya.
Flashback off.
Dan sepertinya ini adalah saatnya kamu memilih dia. Meninggalkan kehidupanmu dan abadi bersamnya.
End.
Hai-hai semuanya, apa kabarnya?
Ciee yang mau puasa besok. Selamat berpuasa bagi yang menjalankan.
Dan mohon maaf jika aku banyak kesalahan, mulai dari jarang update, sekalinya update zonk doang, atau menghilang dari peredaran. Wkwkwk.
Enjoy ya, thank yang udah request, dan maaf lama nggak update. Jujur ya, tokoh DL paling aku takuti itu Reiji, entah kenapa tapi serem banget kalo liat Reiji.
Hehehehe.
Ya sudahlah, good night everyone.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diabolik Lovers X Readers (oneshoots)
FanfictionHanya kumpulan oneshoot diabolik lovers. Warning: penuh imajinasi tidak masuk akal dari author.