Nunggu; Chan

4K 609 16
                                    

Y/n punya kebiasaan sejak kecil bahkan sampai ia menginjak umur 22, tahun ini. Yakni menunggu Chan sampai pulang.

Walaupun Chan sudah mengomelinya agar menunggu didalam rumah saja pun y/n tetap bersikukuh untuk menunggu pemuda itu didepan rumahnya.

Entah itu Chan hanya berkata akan ke warung depan, bertemu dengan temannya, mengerjakan tugas atau apapun itu y/n selalu setia menunggu tetangga sebelah rumahnya itu sampai pulang.

Sampai pada akhirnya, sejak mereka menginjak SMA, Chan memutuskan untuk selalu mengajak y/n tiap ia pergi kemanapun agar gadis itu tak lagi duduk di trotoar depan rumahnya.

Hingga mereka menginjak jenjang kuliah, y/n juga selalu menjemput Chan ke fakultasnya tiap ia selesai kelas. Dan sebaliknya pula, Chan akan menjemput y/n juga tiap selesai kelas. Untungnya mereka kuliah di satu universitas yang sama.

Kebiasaan memang aneh, awalnya jujur Chan merasa tidak nyaman karena selalu ditunggu gadis itu.

Namun lama kelamaan Chan akhirnya menyukai kebiasaan y/n. Alasannya adalah, karena pemuda ini paling suka kalau ada yang menunggunya dan mengkhawatirkannya.

Chan suka. Bahkan sepertinya juga menyukai tokoh yang selalu rela kedinginan demi menunggunya itu.

Malam ini begitu dingin, Chan yang baru selesai kerja paruh waktu sembari menunggu acc magang nya itu mengeratkan jaketnya.

Saat melintasi dispenser disamping pintu keluar apotik tempat ia kerja, Chan mundur.

Pandangannya pun bertemu dengan sebungkus milo yang berada di rak sebelah dispenser. Dan tidak pakai lama pemuda itu mengambil gelas kertas, menuang serbuk itu kesana serta memberinya air hangat.

Setelah mengaduk minuman itu dengan rata, Chan kembali melangkahkan kakinya keluar ruangan itu.

Dan benar saja, seorang y/n ada didepan sana, sedikit menggigil dengan jaket bulu yang melapisi tubuhnya.

Chan tersenyum kecil. Setelah mengunci pintu, ia pun menghampiri gadisnya.

"Kan, udah gua bilang berkali-kali, tunggu didalem aja," Omelnya, menatap y/n yang sedikit rendah darinya karena duduk di bangku kecil depan pintu.

"Hehe gak enak sama temen lo yang lain," Jawab sang gadis sembari beranjak.

"Ngapain dah. Yang penting kan bu Hyekyo udah ngijinin elu."

"Ini pegangin dulu," Suruh Chan, menyodorkan gelas kertas berisi milo kepada y/n.

Yang langsung diterima y/n, ia mengamati Chan yang beralih melepas jaket sambil diam-diam menangkup si gelas yang diberikan Chan.

Hangat.

Sampai di rumah nanti ia akan membuat minuman seperti ini sebelum tidur.

"Pake."

Baru saja berkhayal dengan si gelas, y/n langsung terkisap. Chan memberikan jaketnya padanya.

"Gua udah pake, Chris," Jawab y/n, memanggil sang pemuda dengan panggilan kesukaannya.

"Lo kedinginan, gua gerah." Paksa Chan. "Sini gelasnya," Pinta Chan, mengambil gelasnya kembali dari tangan kecil y/n.

Membuat y/n merasa kehilangan karena sudah nyaman menangkup sang gelas.

Chan menaruh gelasnya ke bangku yang tadinya y/n duduki.

Pemuda itu dengan sigap memakaikan jaketnya pada sang gadis mungil, mengunci retsletingnya sampai sebatas dagu.

Mengganti perasaan hangat dari segelas milo tadi menjadi jaket tebal Chan.

"Jangan nunggu diluar lagi, dingin." Ucapnya lalu.

Kitkat • SKZ ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang