[Chapter 12]

9.3K 1.3K 44
                                    

ǁ Try Again ǁ

.

0-0-0

.

Kim Doyoung
Jung Jaehyun
Mark Lee
Lee Jeno

.

.

.

Tidak ada yang lebih terkejut selain Kim Doyoung atas penolakan Jeno terhadap Jaehyun. Hingga ketika tangan Jaehyun melepaskan genggamannya, Doyoung hanya bisa menatap putranya penuh kesedihan.

“Jeno―” Sekarang, Jaehyun benar-benar mengumpulkan keberaniannya untuk menatap mata indah seorang anak laki-laki yang sedari tadi tak memandangnya.

Sorry. I don’t know you, stranger.”

Suaranya terdengar begitu menyakitkan, melepaskan tangannya dari sang ibu dan berlari masuk kembali ke apartemen tempatnya tinggal. Anak itu… hanya tidak bisa berdiam diri disana lebih lama.

Jaehyun tersenyum miris. Kemudian, memandang Doyoung yang masih hanya diam tak bergerak. “Doyoung hyung…”

Stop!” Ia memutar tubuh, menatap Jaehyun dengan datar. Ia tidak bisa untuk lemah di depan lelaki itu, dan inilah yang telah dirinya pilih. “Pulanglah. Mark sudah menunggumu…” Matanya melirik sekilas pada Mark yang berdiri tak jauh dari mereka, saling menautkan kesepuluh jarinya.

We need to talk, hyung. Please―”

Tapi, gelengan kepala dari Doyoung menjadi akhir dari pertemuan mereka hari itu. Tanpa bisa berbuat apapun lagi, Jaehyun hanya melihat Doyoung yang kembali masuk ke dalam gedung.

Jaehyun tertawa―atau lebih tepatnya, menertawakan dirinya sendiri.

“Aku sedang mendapatkan hukumanku, Mark…”

Putranya itu bisa mendengar dengan jelas apa yang di gumamkan ayahnya. Tapi ia hanya memalingkan wajah, ingin berpura-pura tidak tahu.

.

.

.

Jeno mengurung diri di dalam kamarnya, sendirian dengan pintu yang terkunci. Bahkan dari luar pun, Doyoung bisa mendengar bagaimana anak itu menangis dengan begitu lirih.

“Jeno…” Doyoung mengetuk pintu kamar putranya berkali-kali, memanggil namanya berharap anak itu akan keluar dan tak membuatnya khawatir. “…eomma ingin bicara. Keluar, hm? Jangan mengurung dirimu seperti ini.”

Ini adalah pertama kali Jeno melakukan hal yang tak pernah di sangkanya. Doyoung terkejut―sangat. Sebagai seorang ibu yang melahirkan dan membesarkannya sendirian, Doyoung sangat tahu kalau Jeno bukanlah tipe anak yang seperti itu.

Jenonya adalah sosok yang ceria, hangat, penuh dengan rasa penasaran… dan seseorang yang selalu menanyakan ayahnya. Tapi sekarang, Doyoung melihatnya begitu berbeda. Jenonya… jelas-jelas menolak Jaehyun, ayahnya sendiri.

“Sayang, buka pintunya…”

Tapi tetap tidak ada sahutan apapun. Tangannya terus bergerak untuk mengetuk daun pintu itu, sesekali memegang handelnya dan mencoba untuk membukanya. Tetap saja, pintu itu terkunci dari dalam.

Try AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang