[Chapter 16]

9.1K 1.3K 176
                                    

ǁ Try Again ǁ

.

0-0-0

.

Kim Doyoung
Jung Jaehyun
Mark Lee
Lee Jeno

.

.

.

Doyoung ingat pembicaraannya dengan Mark di pagi pertama mereka setelah bertemu kembali. Selesai sarapan dan melupakan Jeno yang masih tertidur dengan nyenyak, Mark menggunakan kesempatan ini untuk bicara.

“Aku ingat sekali, satu minggu setelah appa tahu kalau eomma pergi dari rumah dan dia tidak bisa menemukanmu sama sekali, appa tidak masuk kantor saat itu. Lamaaaaaa sekali. Appa tidak mengantarku sekolah, appa juga lupa kalau hari itu ulangtahunku. Appa lupa makan dan appa mengurung dirinya di kamar.”

“Benarkah?”

Mark mengangguk. Ia menatap pada piring bekas sarapannya yang kosong. “Waktu itu, appa mengajakku pergi ke rumah paman. Tapi rumah paman kosong, rumah nenek juga. Appa terus mencari, tapi tidak menemukan apa-apa.”

Ibunya tersenyum simpul. Ia tahu, Mark tidak akan pernah berbohong padanya.

“Saat itu, aku berusia sebelas tahun. Di hari ulangtahunku, aku pergi ke kantor appa sepulang sekolah. Aku bilang padanya, kalau aku menginginkan sebuah hadiah, aku ingin tahu dimana eomma berada karena yang aku lihat appa menjadi sesosok orang yang tidak mempedulikanmu ketika itu.”

“Lalu, kau mendapatkan hadiahmu?”

Gelengan kepala dari putranya adalah sebuah jawaban pasti yang membuat Doyoung tersenyum kecut. “Appa marah padaku. Katanya, dia juga sudah mencari tapi tidak pernah menemukan jejakmu sama sekali. Apakah menurut eomma, itu semua mungkin? Aku tidak percaya, karena setelahnya aku tahu bahwa appa tidak pernah benar-benar mencarimu.”

“Aku selalu bertemu dengan paman secara tidak sengaja di suatu tempat, aku bertanya padanya bagaimana kabar ibuku tapi paman bilang kau selalu baik-baik saja dan selalu memikirkanku setiap detiknya. Aku mendesak paman untuk memberitahuku dimana eomma berada, tapi paman tidak pernah menjawab.”

“Sampai beberapa minggu yang lalu, paman bilang… aku memiliki seorang adik laki-laki yang tumbuh dengan baik. Paman memberiku satu foto Jeno, dan mengatakan kalau kalian ada di Vancouver.”

“Apa menurut eomma yang lebih membuatku bahagia selain semua hal yang paman beritahu padaku? Aku punya adik laki-laki yang manis, aku menemukan keberadaan kalian, dan aku bisa bertemu denganmu secepat ini. Rasanya… aku seperti menemukan tempat lagi untuk pulang.”

“Mark…” Doyoung mengulurkan tangan, mengusap punggung anak itu yang sekarang sudah tumbuh menjadi seorang remaja delapan belas tahun.

“Appa tahu dia salah, appa bahkan tidak berhubungan dengan siapapun setelah eomma pergi dari rumah. Appa tahu eomma di Kanada sejak lama, tapi untuk tahu eomma dan Jeno ada di Vancouver, appa harus berlutut di kaki paman. Jangan menghukumnya lagi, eomma… Aku mohon. Eomma bilang, aku harus menyayangi kalian sama besar. Aku sudah melakukannya, dan aku ingin kalian kembali bersama, membiarkan adikku bahagia dan merasakan apa yang namanya keluarga lengkap. Aku ingin Jeno memakai marga appa seperti yang seharusnya. Kumohon, jangan menghukumnya lagi, aku tahu appa sudah begitu menderita sendirian di waktu belasan tahun setelah eomma pergi dari rumah…”

Try AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang