[Chapter 23 - end]

11.5K 1.2K 141
                                    

ǁ Try Again ǁ

.

0-0-0

.

Kim Doyoung
Jung Jaehyun
Mark Lee
Lee Jeno

.

.

.

"Jeno, sudah memutuskan ingin masuk ke sekolah mana?" Ini Jaehyun yang bertanya. Ia sedang duduk bersampingan dengan Doyoung diatas sofa, sementara dua putra mereka yang sudah besar dan tampan-tampan itu sedang asyik duduk diatas karpet berbulu halus. "Appa akan segera mengurus keperluannya kalau kau sudah memutuskan. Biar kau cepat masuk sekolah juga..."

Jeno―yang sedang melihat-lihat buku pelajaran milik kakaknya itu terlihat berpikir sejenak. Sambil menulis acak di lembar terakhir buku tulis Mark, ia menjawab. "Sekolah yang dekat dengan sekolahnya Mark hyung. Ada, kan?"

"Kenapa harus dekat dengan sekolahku? Aku sebentar lagi lulus, tahu!"

"Karena aku ingin melihat pacar Mark hyung!" Jeno menjerit heboh. Ia tentu tidak lupa apa yang Mark katakan di Vancouver waktu itu. "Appa, eomma... Mark hyung sudah punya pacar!"

Mendengar adiknya yang berkata seperti itu, Mark melebarkan mata. "Apa-apaan? Aku tidak punya pacar!" Katanya membantah. "Percaya padaku, eomma, aku tidak punya pacar..." Kini ia menatap pada ibunya dengan memelas.

"Eiyy~ waktu aku sakit di Vancouver hyung bilang harus pulang karena sudah rindu pacar. Hayo, jangan bohong!"

"YAK!"

Baru saja Mark mengulurkan kedua tangan untuk menangkap si kecil, tapi kenyataannya Jeno itu lincah sekali. Dalam satu kali gerakkan, ia langsung melompat naik ke sofa, duduk diantara ayah dan ibunya.

"Hyung jangan bohong~"

"Aku tidak bohong! Eomma, please... Percaya padaku, aku tidak punya pacar." Mark beranjak berdiri, berjalan gontai dan duduk si samping ibunya. Kepalanya ia sandarkan di salah satu bahu milik Kim Doyoung.

"Memang kenapa kalau kau punya pacar? Kau kan sudah besar. Appa juga tidak melarangmu pacaran." Jaehyun membuka suara perihal Mark dan pacarnya. Kemudian ia tersenyum pada Jeno. "Jangan menggoda kakakmu, eoh." Dengan gemas, ia cubit ujung hidung Jeno yang membuat si bungsu memekik geli.

"Eomma~..." Mark merengek, memeluk lengan ibunya.

"Eomma juga tidak keberatan. Kalau memang punya pacar, ya tidak apa-apa."

"Masalahnya, aku baru saja putus dengannya kemarin malam."

Jeno mengerjap saat mendengar itu. Ia segera berbalik ke samping untuk menatap kakaknya yang sudah berwajah murung. "Putus itu apa?"

"We broke up, Jeno... Jadi, jangan bahas pacar lagi, aku sudah tidak punya pacar sekarang!"

Jeno dan Mark masih terus berbicara sesuatu yang menurut orangtuanya tidak terlalu penting, tapi entah kenapa mereka semua terus tertawa karena hal tidak penting tersebut. Jaehyun menggerakkan tangannya melewati Jeno untuk menepuk dua kali kepala Doyoung yang masih menikmati percakapan dua putranya yang tidak mau kalah.

Setiap senyum yang tercipta di wajah tiga kesayangannya membuat Jaehyun merutuki dirinya sendiri. Kenapa tidak sedari dulu ia mencari mereka, agar sejak dulu juga ia merasakan kehangatan seperti ini. Atau... kenapa dulu ia sebrengsek itu melakukan hal yang membuat rumah tangganya hancur sampai kehilangan kebahagiaannya untuk waktu yang sangat lama?

Try AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang