[Seoul, 4 Desember 2055]Di dalam rumah yang cukup mewah dengan fasilitas yang modern, ada sepasang ayah dan anak yang tengah duduk di ruang tengah.
Ada dua kursi besar yang mereka gunakan untuk duduk, lalu sebuah meja kecil yang diatasnya terdapat dua cangkir besar yang beirisi coklat panas, di hadapan mereka ada perapian yang apinya hidup dalam lalapan api yang sedang, cukup untuk menghangatkan tubuh mereka dari hujan salju yang sedang melanda kota Seoul.
“Sebentar lagi natal, apa kau akan memberikan hadiah untukku?” tanya sang anak pada ayahnya.
“Kau sudah besar, Min Hyun-ah. Untuk apa hadiah natal?”
“Tapi aku belum menikah, jadi aku masihlah seorang anak-anak.”
“Tapi santa tidak akan memberikan hadiah pada anak besar sepertimu.”
Min Hyun tertawa, “Oh ayolah, ayah. Aku tidak percaya jika santa itu ada. Yang aku tau kau yang selalu memberikanku hadiah disaat natal.”
“Ah, baiklah-baiklah. Hadiah apa yang kau inginkan?”
Min Hyun langsung mencondongkan badannya agar lebih dekat dengan sang ayah.
“Apa kau bisa mengabulkannya?” pria yang terlihat tua namun tetap gagah itu mengangguk, “Aku ingin eomma hadir disaat natal nanti.”
Raut wajah pria itu langsung berubah sendu, ingatannya kembali pada mendiang istrinya yang sudah meninggalkannya 2 tahun lalu.
Kanker otak yang sudah menyebar di seluruh kepalanya membuat ia tidak bisa bertahan lebih lama, semua pengobatan bahkan operasi sudah berulang kali mereka lakukan, namun hasilnya nihil, pada akhirnya kanker itu juga tetap akan membunuh istrinya.
Min Hyun tersenyum tipis melihat ekspresi ayahnya. Bukannya ia merasa senang melihat kesedihan sang ayah, namun disaat ayahnya berubah sedih, ia tau bahwa pria yang selalu ia banggakan itu sangat mencintai istrinya.
Min Hyun kembali bersandar pada kursi besarnya, “Kau sangat mencintainya. Apa eomma adalah cinta pertamamu?”
“Tidak, dia bukan cinta pertamaku.”
“Bukan?” Alis Min Hyun berkerut, “Jadi.. apa kau jatuh cinta pada pandangan pertama lalu mencintainya?”
Pria itu mulai tersenyum sambil menghembuskan nafas beratnya. Baiklah, ini saatnya ia menceritakan kisahnya pada anaknya, tidak ada salahnya bukan menceritakan kisahnya sendiri ketika anaknya mulai bertanya?
“Tidak, Min Hyun-ah. Awalnya aku tidak mencintainya, aku mencintai gadis lain, gadis itu adalah cinta pertamaku, tapi sayangnya.. gadis itu harus pergi meninggalkanku dan memintaku untuk bersama dengan ibumu dan menikahinya.”
Min Hyun terhenyak, jadi hubungan kedua orangtuanya karena perjodohan?
“Dan kau melakukannya?”
“Aku sangat mencintai gadis itu, jadi aku akan menuruti apapun yang ia inginkan, sekalipun harus bersama dengan gadis lain.”
Mata pria tua itu beralih menghadap jendela, menikmati pemandangan ketika butiran-butiran salju jatuh di jendela besar rumahnya.
“Tapi pada akhirnya, karena aku selalu bersama dengan ibumu, aku mulai mencintainya. Ibumu adalah orang yang begitu penuh perhatian dan sabar, ia tau aku masih mencintai gadis lain, tapi ia tetap bersabar menungguku hingga akhirnya hatikupun terbuka untuknya. Dan aku mulai mencintainya ketika kau lahir,” lalu matanya beralih pada anaknya yang menatapnya penuh perhatian.
“Saat itu ia berada dalam proses melahirkanmu, aku berada di sampingnya untuk menemaninya. Melihat usahanya serta keringat yang menetes di pelipisnya, membuat aku sadar bahwa ia tengah mempertaruhkan nyawanya untukmu dan untukku. Untuk melahirkanmu agar melihat indahnya dunia dan untuk membuatku bahagia karena ada seorang keturunan yang berasal dari benihku.”
Min Hyun tersenyum penuh haru mendengar cerita ayahnya. Ia tidak pernah menyangka bahwa seperti itu kisah cinta yang berawal pada ayah dan ibunya.
Jadi, kehadirannya memang mempengaruhi rasa cinta di antara mereka berdua. “Jika cinta pertamamu hadir saat ini, apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan menikahinya?”
Pria tua itu tertawa,”Apa kau mau memiliki ibu baru?”
“Jika ia adalah wanita yang baik apa salahnya? Selagi ia bisa menghargai mendiang eomma dan menjagamu seperti eomma, aku tidak apa-apa.”
“Sekalipun ia masih muda? Mungkin umurnya tak jauh beda denganmu, Min Hyun-ah.”
Apa?
Min Hyun hendak membuka mulutnya, namun kembali tertutup ketika suara bel pintu menggema memenuhi seluruh ruangan yang berada di dalam rumah besar milik ayahnya.
“Aku akan membukanya,” kata Min Hyun yang langsung bangkit dari duduknya dan berlari menuju pintu utama.
Sang ayah mengerutkan alisnya, kenapa rasanya ia juga harus menemui tamu yang sedang berada di depan pintu rumahnya.
Rasanya seperti ia harus segera berdiri dan berlari untuk menemui seseorang yang sedang berkunjung ke rumahnya.
Ah, baiklah. Pria itupun bangkit dari duduknya, namun saat ia hendak berjalan, lengkingan suara anaknya membuat tubuhnya berhenti bergerak.
“Robot So Hyun kembali ke rumah, appa!”
Robot itu kembali? Bagaimana bisa? Dan ketika anaknya serta robot itu berjalan cepat ke arahnya, tubuhnya semakin terasa kaku. Robot itu kembali, robot itu datang kembali padanya.
“Kim.. So Hyun?” panggil pria itu pelan, jantungnya berdetak sangat kencang hingga rasanya jantung itu akan terlepas dari tempatnya.
Robot itu tersenyum padanya. “Aku kembali padamu, Jimin-ah. Dan aku kembali pada penciptaku, Park Min Hyun.”
END
Yeay!! End juga😄
Tunggu masih ada EPILOG sedikit ya!!Nantikan di part terakhir!!
Jangan lupa Vote dan Commentnya ya😊😊Saran pemain selanjutnya sangat diperlukan😉

KAMU SEDANG MEMBACA
ROBBOT [END]
RandomDi tahun 2055, seorang profesor berhasil membuat robbot wanita yg hampir sempurna layaknya manusia. Robotnya ini akan ia perlihatkan pada pemerintah. Namun, sehari sebelum di tampilkan, robot itu menghilang. Kembali ke tahun 2018. Ada Park Ji Min, m...