Best Part × KTH [COMPELETED]

13. Don't Leave Me (SPECIAL)

Edited.

-----

Taehyung dan Jennie sudah seperti pasangan sungguhan yang akan bertamu kerumah orangtua mereka. Ya, kini mereka telah tiba dikediaman orangtua Taehyung. Jennie tidak biasanya merengek kepada Taehyung dan tak ingin turun dari mobil Taehyung membuat lelaki itu bingung mengapa Jennie bersikap demikian.

Jennie cemberut, tangannya tak henti meremas ujung kaos yang dibelikan Taehyung dan kini dikenakannya itu.

"Aku tak mau turun!" katanya sambil memanyunkan bibirnya.

"Memang kenapa tak mau turun?" Taehyung tak berhenti terheran-heran melihat tingkah Jennie yang persis seperti anak TK itu.

"Takut." jawab Jennie singkat, perempuan itu terus memanyunkan bibirnya.

Taehyung terkekeh, ternyata perempuan itu sedang gugup karena akan bertemu dengan orangtuanya. Memang kenapa sih? Padahal orangtua Taehyung tak akan menggigit, kok.

Taehyung menarik kedua tangan Jennie, menciumi kedua punggung tangan itu untuk menenangkan si pemilik tangan.

"Tenanglah, Ayah dan Ibuku tak menggigit kok." ucap Taehyung.

Jennie selalu mudah salah tingkah jika berhadapan dengan Taehyung, reaksi tubuhnya pun selalu tak dapat dikontrolnya. Wajahnya akan bersemu, dan jantungnya berdetak cepat jika Taehyung menggodanya. Membuat Jennie kesal, karena lelaki itu sok tampan sekali jika berhasil menggodanya.

"Ayo, kita masuk."

"Aku takut, Tae"

"Tidak apa, ayolah. Kau mau ku tinggalkan disini sampai besok?"

Jennie cemberut, menggeleng cepat. Ia menarik tangan Taehyung. Takut ditinggal, Jennie memang dasar cemen.

Taehyung tersenyum lebar karena tingkah Jennie, perempuan itu menggemaskan menurutnya. Selalu dapat membuatnya tertawa. Husst, tolong rahasiakan ini dari Jennie karena dia tak boleh tahu. Karena, Taehyung akan mengatakannya disaat yang tepat. Pendukung Taehyung dan Jennie, tolong bersabar!

-----

"Sudah berapa lama berkencan dengan Taehyung?" tanya Ayah Taehyung kepada Jennie.

Nada bicara pria paruh baya itu terdengar ramah, namun tetap saja membuat Jennie gugup sampai ubun-ubun. Mereka kini sedang makan malam, Jennie duduk disamping Taehyung. Dirinya menggenggam sendoknya erat, terlalu gugup.

"Uhm, satu bulan kurang lebih." jawab Jennie.

"Kau mengenal Taehyung darimana, Jennie-ssi?" Ayah Taehyung rupanya tak ingin Jennie menyantap makanannya dengan santai.

Baru saja ia ingin menjawab, namun Taehyung menyela, "Dia bekerja di Cafe milik temanku, lalu aku sering bertemu dengannya. Yah, Ayah tahu kan bagaimana rasanya jatuh cinta sepertinya tak usah kujelaskan terlalu panjang."

Jennie hanya tersenyum kikuk mendengar ucapan Taehyung.

Berbeda dengan Ibu Taehyung yang sontak bertepuk tangan riang, "Waaaah, Ibu sangat bahagia mendengar cerita kalian! Semoga kalian saling mencintai yaaa agar cepat menikah sehingga membuatkan Ibu seorang cucu, hihihi!"

Ayah Taehyung hanya tersenyum sambil melanjutkan makannya.

Diam-diam tangan besar Taehyung mencoba menggapai tangan Jennie, kemudian ia menggenggam tangan mungil itu. Seakan berkata, 'Tenanglah, ada aku'.

-----

Jika kalian berada di posisi Jennie, pastilah kalian merasakan gugup. Jujur saja, ini pertama kalinya bagi Jennie memilik seorang kekasih--uhm ralat, kekasih kontrak-- dan pertama kalinya pula ia dikenalkan kepada orangtua sang kekasih.

Mungkin Jennie tak terlalu gugup jika dengan Ibu Taehyung, namun entah mengapa jika bersama Ayah lelaki itu ia sangat takut dan gugup.

Sekarang, Jennie sedang duduk disalah satu sisi sofa didepan televisi dengan Ibu Taehyung disebelahnya. Dan disofa yang lain duduklah Taehyung juga Ayah Taehyung.

Mereka mengobrol ringan. Ibu Taehyung kian bersemangat menceritakan bagaimana masa kecil Taehyung, namun tak lama saat melihat Jennie yang menguap Ibu Taehyung berucap, "Jennie, kau mengantuk?"

Jennie cepat-cepat mengubah reaksi wajahnya agar tak terlihat mengantuk, "Ah, tidak apa apa Ibu"

"Kau harus beristirahat. Taehyungie, bawa Jennie kekamarmu.. Kalian berdua beristirahatlah" ucap Ibu Taehyung.

Jennie agak terkejut, kamarmu? Kamar Taehyung? Jadi, mereka akan tidur bersama? Memang benar Jennie sudah sering tidur dengan Taehyung namun menurutnya sangat aneh karena orangtua Taehyung dapat dengan mudahnya menyuruh anaknya tidur dengan perempuan yang bahkan belum dinikahinya?

"Like parents, like son"

Kalimat itu mungkin sangat mencerminkan keluarga Kim tersebut.

Jennie hanya tersenyum dengan meringis, saat Taehyung menarik tangannya dan berpamitan untuk pergi tidur dengan orangtuanya. Kemudian, keduanya berjalan menuju kamar Taehyung.

Sesampainya disana, Taehyung mengunci pintu kamarnya. Kemudian, melirik Jennie sesaat.

Perempuan itu terlihat sangat lelah.

"Tidurlah, Jen."

"Kau mau kemana?"

"Aku masih belum mengantuk."

Jennie cemberut, dirinya kemudian menghempaskan tubuhnya kekasur empuk dihadapannya.

"Ahhhh enaknya" desahnya saat merasakan kenyamanan.

--------

Beberapa menit tertidur, Jennie tiba-tiba saja terbangun saat merasa tenggorokannya kering. Ia butuh air.

"Taehyung mana ya?" tanyanya kepada dirinya sendiri.

"Kau terbangun?"

Jennie terlonjak kaget saat menyadari Taehyung telah berada didepannya.

"Kau mengagetkanku!"

Pria itu hanya tertawa kecil, kemudian menyodorkan botol berisi air putih.

"Mengapa kau tahu kalau aku sedang kehausan?"

Pria itu hanya mengangkat bahu, "Insting lelaki." katanya.

Jennie memutar bola matanya mendengar perkataan Taehyung. Tanpa babibu, dengan cepat ia meminum air yang diberikan Taehyung.

"Kau masih mengantuk?"

Jennie menggeleng.

"Mau ikut denganku?"

"Kemana?"

"Kau akan tahu sendiri."

"Tapi jangan aneh-aneh, ya!"

Setelahnya, Taehyung menggenggam erat tangan Jennie. Membawa perempuan itu keluar dari kamarnya menuju halaman rumahnya.

"Yak, kita mau kemana?"

"Diam saja dulu."

Mereka terus berjalan, hingga keduanya sampai disekitaran kebun keluarga milik Taehyung.

"Whoa, ini kebun milikmu?"

"Tidak, ini milik keluargaku."

"Huh, iya itu maksudku."

"Berhentilah mengajakku berdebat. Sekarang ini, aku hanya ingin kau merasa dicintai."

"Dicintai siapa?"

Suara Jennie jelas tak terdengar, karena teredam bunyi letupan kembang api yang tiba-tiba saja mewarnai langit malam diatas mereka.

"Whoa!" Jennie berdecak kagum.

"Kau menyukainya?"

Jennie mengangguk antusias.