9

3.5K 137 2
                                    

Setelah mengantar Kavin di Apertemennya Illah melaju mobilnya untuk kembali ke rumah, saat ini waktu sudah menunjukan pukul 21.15.

Saat berjalan memasuki rumah ia di sambut dengan suara pertengkaran dari dalam kamar sang Ayah dan ibu tiri, kebetulan kamar sang Ayah berada dekat kamarnya. Awalnya Illah tidak ambil pusing dengan suara ribut itu, namun langka Illah terhenti ketika mendengar nama Bundanya disebut-sebut oleh ibu tirinya. Kaki Illah melangka menuju kamar Ayahnya untuk mendengar lebih jelas apa yang barusan Ia dengar.

"Kamu udah berani bentak aku mas, kamu mau aku bongkar semua kebusukan kamu". Kata Ibu Syafirah dengan nada tinggi

" Kalau sampe besok kamu tidak membawa anakku kembali, aku pastikan bahwa anak kurang ajar itu akan tau bahwa kamu yang telah membunuh ibunya". Kata ibu syafira lagi

Tubuh Illah membeku, wajahnya pucat seketika dan jantung Illah hampir lepas dari tempatnya.
Apa yang di dengarnya membuat jantung Illah seperti berhenti berdetak.
"Gak mungkin".gumam Illah lirih air matanya mengalir begitu saja tanpa permisi.

Dengar kasar, Illah membuka pintu kamar sang Ayah dan membuat dua ornag yang berada dalam kamar terkejut bukan main. Wajah sang Ayah sudah pucat pasi sedangkan sang ibu hanya memandang Illah dengan senyum mengejek.

"Apa benar yang wanita itu katakan Tuan?". tanya Illah kepada sang Ayah.

"Apa itu benar?".tanya Illah sekali lagi dan sang Ayah hanya diam membisu sambil berlutut di depan Illah

"Jawab bangsat, apa benar anda telah membunuh ibu saya?"Teriak Illah murka dan  mendorng sang Ayah.
Illah benar-benar Hancur saat ini.
"Maaf". Ucap sang Ayah dengan lirih. Tak ada yang bisa Ayahnya katakan Lagi rahasia yang selama ini ia simpan telah terbongkar.

Mendengar kata maaf dari mulut sang Ayah membuat darah Illah mendidih. Dengan kasar Illah akhirnya menampar sang Ayah yang sedang berdiri di depannya.

" Anda memang bukan Manusia, Apa salah ibu saya sampai anda tega membunuhnya,Hah?" Suara Illah meninggi lalu diiringi dengan tangisan. Illah tidak bisa mengontrol emosinya. Kakinya tidak mampu lagi untuk menopang bobot tubuhnya. Illah menangis sejadih-jadinya di atas lantai. Dia tidak menyangka bahwa sang Ayah tega membunuh Bundanya.

Dengan kemarahan yang memuncak Illah pun melempar sang Ayah dengan benda yang ada di dekatnya sambil meracau tidak jelas sedangkan sang ibu tiri hanya melihat dengan  tatapan dingin atas pertengkaran Ayah dan Anak itu.

"PUAS KAMU". Teriak pak syahreza kepada istrinya.

"Sudah aku katakan bahwa anak kamu telah membuat semuanya kacau. Karena dia Sahabat aku membatalkan kontrak kerjanya, dia sudah membuat Anak sahabat Aku masuk rumah sakit". Ucap pak syahreza lagi.

Ibu syafira tidak ambil pusing semuanya sudah terlanjur dan ia pun berlalu begitu saja. Illah sudah seperti mayat hidup, ia hanya menagis dan menagis.

Sang Ayah awalnya merasa bersalah namum karena diliputi emosi akhirnya Ia berlalu keluar kamar dengan membanting pintu.

Dengan sisa tenaga yang ada, Illah pun berjalan keluar dari kamar itu. Air matanya tak mau berhenti. Ia akhirnya berjalan menuju garasi , rasanya Ia tak sanggup lagi melihat muka pembunuh ibunya.

Mobil yang di kendarai Illah akhirnya sampai ke Apertemennya. Setelah memarkir mobil ia pun berjalan memasuki lobi dengan penampilan yang berantakan ,air mata terus membasahi pipinya.Semua pasang mata yang ada di lobi apertemen memperhatikan Illah dengan berbagai ekspresi ada yang iba,ada yang mengejek dan lain sebagainya. Illah pun tak ambil pusing dengan itu semua. Ia akhirnya berjalan menuju lantai apertemennya. Sesampainya di depan pintu, ia memasuki kode paswoardnya. Ketika memasuki apertemen, Kavin yang kebetulan masi di depan ruang Tv terkejutkan dengan kehadiran sang kakak yang penampilannya sudah tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Ia pun langsung menghampiri sang kakak yang saat itu langsung merosot ke lantai dengan tangisan yang sangat memilukan. Kavin yang mendengar itu merasa sakit. Dalam hati ia bertanya siapa yang sudah membuat kakaknya seperti ini.

Kavin pun memeluk sang kakak dan menenangkan sang kakak.

"Ka Illah kenpa?" Tanya kavin lembut dan hati-hati
"Siapa yang sudah buat kakak seperti ini, biar aku beri pelajaran kepada bangsat itu yang sudah membuat kakak seperti ini".kata Kavin dengan sedikit meninggikan suaranya.

Illah yang mendengar ucpan Kavin langsung mengangkat wajahnya menatap sang adik. Tangisnya berhenti diganti dengan raut dingin. Dipandangnya Kavin selama 5 menit lalu berkata.
"  Kamu tanyakan pada ibu dan Ayah kamu . Kenapa mereka tega membunuh ibu saya?"
"Satu lagi, apa kamu bersedia memberi pelajaran kepada ibu dan ayah kamu itu. Jika kamu bersedia maka lakukanlah". Ucap Illah dengan dingin.

Apa yang barusan didengar oleh kavin bagaikan disambar petir, dalam hati Kavin menguatkan hatinya bahwa tidak mungin ibu dan Ayahnya tega membunuh istri pertama dari Ayahnya. Tubuh Kavin membeku, dia pun tidak mampu mengeluarkan suara. Rasanya semua ini bagaikan mimpi buruk.

"Aku tau kau membenci ibuku kak, tapi tidak seperti ini. Kau memfitnah ibuku yang telah membunuh ibumu, aku gak percaya kamu setega itu kak". Ucap Kavin setelah sadar dari keterkejutannya. Ia kecewa pada sang kakak yang tega memfitnah ibunya dan ia pun tidak mempercayai apa yang telah dikatakan oleh kakaknya.

" awalnya aku memang tidak percaya sama semuanya, tapi aku mendengar sendiri bahwa ibu dan ayahmu itu adalah binatang yang tega membunuh ibuku".kata Illah dengan murka.

"Aku tidak ingin melihat anak pembunuh ditempatku, PERGI KAMU". teriak Illah murka diiringi tangisan histeris.

Awalnya kavin tidak percaya sama semuanya, namun melihat kemarahan dan betapa kacaunya sang kakak membuat Kavin ingin memastikan sendiri kepada kedua orang tuanya. Ia pun berlalu dengan perasaan yang sangat bingung,kecewa dan juga marah .

........

Luka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang