Ending

4.5K 94 4
                                    


"Duduklah". Ucap Illah ketika Kavin samapi demejanya.

Dengan gugup Kavin duduk dihadapan Illah. Wajahnya ia tundukan. Illah yang melihat ada gurat kesedihan diwajah adiknya merasa bersalah. Tidak seharusnya ia membenci adiknya.

"Gimana kabarmu?". Tanya Illah angkat bicara. Mendengar suara lembut penuh sayang dari kakaknya membuat mata Kavin sedikit berkaca-kaca. Dia memandang sang kakak tidak percaya, ia pikir kakaknya akan memarahinya dengan kata-kata kasar lagi tapi mendengar suara lembut Illah membuat beban dihati Kavin sedikit berkurang.

"K..ak". Ucap Kavin serak dan tertahan. Ia bagun dalam berpindah kesampinga kakaknya dan dipeluk kakaknya dengan sayang. Ia menangis dalam pelukan kakaknya sambil bergumam kata Maaf beberapa kali.

Illah yang dipeluk tiba-tiba sedikit terhenyak kebelakang lalu  membalas pelukan sang adik. Usap punggung adiknya dengan saya sambil tersenyum bahagia.

Merasa bahunya basa, Illah melepaskan pelukannya dan melihat adiknya menangis. Hatinya sakit melihat air mata adiknya. Selamai ini Kavin tidak pernah menangis. Adiknya begitu rapuh ternyata dan Ia pun ikut meneteskan air matanya. Di hapusnya air mata Kavin lalu kembali memeluk adiknya.

" Maafin Kakak, Vin. Kakak mohon jangan menangis, kamu gak lihat kita jadi pusat perhatian. Apa lagi kamu laki-laki. Ntar meraka mikirnya aneh-aneh loh". Ucap Illah mencoba bergurau.

Kavinpun melepaskan pelukannya dan melihat sekitar. Betapa malunya ia saat semua pasang mata di kantin memperhatikannya, dihapusnya sisa air mata dipipi dan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal saking malunya ia pun menenggelamkan wajahnya dibalik lipatan tangannya dimeja.

Illah yang meliha itu tertawa keras. Kavin yang mendengar Kakaknya tertawa membuat ia kesal setengah mati. Ia pun meninggalkan kakaknya dengan kesal campur malu. Illah yang melihat Kavin pergi terkekeh geli akan sikap merajuk adiknya. Diikuti Kavin dengan sedikit berlari.

"Ahahhhahhahaha sumpah wajah kamu lucu bangat tadi". Ucap Illah setelah berhasil menyusul Kavin dan langsung merangkul adiknya.

"Semerdeka lo deh kak. Ketawa aja ampe lo puas". ucap Kavin kesal . walaupu ia kesal karena diledek kakaknya namun dalam hati Kavin juga bahagia. Akhirnya ia dan sang kakak kembali menjadi seperti dulu.

Sesampainya dalam ruangan Alga, Illah masih saja mengejek adiknya dan sang adik hanya bergerutu tidak jelas. Nawwar yang melihat tingkah konyol dua kakak beradik itu merasa heran.

"Kalian berdua kesambet ya?". Tanyanya dengan raut bingung yang sangat kentara.

"Bini abang yang kesambet Jin penunggu Rumah sakit". Sahut Kavin sembarang.

" Apa kamu bilang". Seru Illah tidak terima dan langgsung melototi Kavin. Kavin yang dipelototi kakaknya hanya cuak bebek.

"Kamu tu yang kesurupan. Masa gak ada apa-apa kamu nangis kaya anak kecil yang gak dibeliin permen". Balas Illah

"Aku nagis juga gara-gara lo kak". Suru kavin tidak terima.

"Alla, kamu itukan dari dulu cengeng".

"Aku gak cengeng ya kak, tadi itu kelilipan". ellak Kavin

"Ini sebenarnya ada apa sih kok malah adu mulut gini?". Timpal Nawwar melerai adu mulut antara dua kakak beradik itu.

"Kamu nangis Vin, ahahahhahahha". Tambah Nawwar yang langsung tertawa mendengar bahwa Kavin menangis.

"Iya Mas!. Dan parahnya nangis depan umum lagi". Seru Illah. Nawwar pun tidak bisa lagi menahan tawanya. Tawanya pecah dalam ruangan itu dan Illah juga ikutan tertawa.

Kavin sangat kesal dengan kakak dan abangnya yang mentertawakan dirinya. Wajahnya ditekuk. Ia hanya memandang keduanya dengan jengkel.

"Ketawa aja ampe kiamat". Serunya dengan kesal.

Mendengar itu keduanya pun berhenti tertawa. Dan saling melirik satu sama lain. Sejujurnya mereka masih belum paus menertawakan Kavin namun melihat wajah Kavin yang ditekuk membuat keduanya menghampiri Kavin dan duduk bersama disebuah sofa. Illah menyandarkan kepalanya di bahu Kavin sambil memeluk lengan adiknya sedangkan Nawqar hanya duduk memandangin keduanya.

"Gak usa cemberut gitu ah. jelek tau". Kata Illah meragu adiknya yang lagi marah.

"abang juga minta maaf". Tambah Nawwar. Kavin hanya diam kemudian tersenyum sambil merangkul kakaknya.

"Sante aja kali bang, kak. Aku gak marah kok".Katanya.

"Aku bahagia melihat kalian tertawa lepas kaya tadi. Dan mulai sekarang tawa itu akan selalu kedepannya". Tambahnya lagi.

"Makasih Vin. Maaf kalau selama ini kakak menyusahkanmu". Seru Illah

"Sama-sama Kak. Dan jangan minta maaf kakak gak salah. Aku ngerti kok. Dan satu lagi Itu udah kewajiban aku buat jagaain kakak jadi gak usah berterimah kasih. Mulai sekarang gak akan ada orang yang ganggu kakak lagi". balas Kavin

" Bahagialah kak sama keluarga kecilmu. Sudah cukup penderitaanmu selama ini dan kini giliran kakak untul bahagia". Tambah Kavin

"Kamu juga harus bahagia Vin. Abang tau selama ini kamu hanya pura- pura bahagia. Abang akan menjaga Kakakmu dan juga malaikat kecil kami. jadi mulai sekaranv kamu jangan lagi khawatir. Carilah kebahagianmu dek". Timpal Nawwar

"Betul apa kata abangmu dek. Carilah kebahagianmu. Kakak gak ingin melihatmu seprti ini terus. Kamu punya hak untuk bahagia sayang". Kata Illah

"Bersama kakak dan melihat kakak serta keluarga kakak bahagia itu sudah cukup buat aku bahagia kok kak". Seru kavin kepada kakaknya.

"Enggak Vin. Sudah cukup kamu perioritaskan kakak. Sekarang belajarlah untuk memperioritaskan dirimu sendiri. Kamu gak usah Khawatir kakak akan selalu bahagia untuk kamu". seru Illah tidak terima dengan ucapan adiknya. ia melepaskan rangkulan sang adik dan lalu memeluk sang adik dengan sayang. Melihat itu Nawwar pun ikut bahagia. Akhirnya semuanya kembali normal.

......

Kehidupan Keluarga Illah kini kembali normal. Alga sudah dinyatakan sembuh. Illah bahagia dengan hidupnya sekarang. setelah luka yang selama ini ia terima. Ia pikir hidupnya tidak akan sampai pada titik ini. namun karena perjuangan adik dan suaminya akhirnya ia bisa merasakan semua ini. Dia bersyukur memiliki adik seperti Kavin. Walaupun dulu ia membenci adiknya sebelum tau bahwa Kavin adalah adik kandungnya. Namun ia berayukur karena Kavin tidak pernah marah kepadanya akan sikap kasarnya dulu. Kini adiknya juga sudah mulai menikmati hidupnya.

Mereka sudah bahagia dengan hidup mereka masing-masing. Illah bahagia dengan keluarganya dan Kavin bahagia dengan melihat kehidupan kakaknya yang sudah kembali normal. Sekarang kakaknya sudah bisa tertawa tanpa takut lagi.

End

.............

Yeeeehh Akhirnya selesai juga.
Bahagianya bisa menyelesaikan cerita ini.

Maaf kalau endingnya gak sesuai denga harapan kalian😊.

Makasi ya yang udah mampir kelapak aku ini😍😍.

Luka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang