16

3.1K 84 2
                                    


Kehidupan yang kita jalani ini tidak selamanya harus seperti yang kita inginkan. Terkadang kita harus mengorbankan suatu hal untuk meraih sesuatu yang kita inginkan.

Selama tujuh tahun ini, Kavin telah banyak mengorbankan Hidupnya hanya untuk mendapatkan sebuah senyum dari sang Kakak. Namun hanya dalam hitungan Jam senyum itu kembali lenyap. Ternyata sosok ibu tiri masih saja menjadi ketakutan terbesar dalam hidup Kakaknya. Sudah beberapa kali Kavin memcoba mengalihkan perhatian dan pikiran sang kakak namun hasilnya tetap sama. Kakaknya kembali menjadi sosok yang pendiam dan sering menangis saat tidak ada seorang pun bersamanya.

Abang Iparnya juga sudah berusaha menenangkan dan memberi penguatan pada sang kakak namun semuanya dianggap angin lalu oleh sang kakak.

"Aku gak tau lagi Bang. Harus bagaimana untuk menjelaskan pada Kakak bahwa semuanya akan baik- baik saja". Kata Kavin

Malam ini setelah makan malam Kavin dan Nawwar kembali membahas Kondisi Illah yang memburuk akibat kemunculan sang Ibu tiri tadi sore.

Flashback

Sekitar jam 4 sore di taman.

Seorang wanita paruh baya dengan menggunakan penutup kepala,masker dan kaca mata hitam mendekati Seorang Wanita Dewasa yang sedang bermain dengan sang Putra disebuah taman dekat kompleks perumahannya.

" oh ternyata cucuku sangat Manis Seperti Ibunya Namun sayang Kehidupannya gak akan lama lagi. Anak yang malang". Ucpa Wanita paruh baya dengan suara dibuat sesedih mungkin namun tersirat akan sebuah kelicikan didalamnya.

Merasa ada yang berbicara dengannya Illah pun membalikan badannya dan melihat orang yang berbicara kepadanya. Alangkah terkejutnya Illah saat melihat sosok yang selama ini Ia benci karena telah membuat Ia kehilangan anggota Keluarganya.

Dengan kemarahan yang begitu besar, Illah pun langsung menghadiakan sebuah tamparan ke pipi wanita paruh baya itu.

PLAK

"Kamu".Ucap Illah dengan nada dingin.

Ibu syafira terkejut dengan tamparan yang tak terduga itu. Matanya memancarkan kemarahan namun dengan sekuat tenaga ia menahan amarahnya. Ia harus bersabar, belum waktunya Ia membalas semuanya.

"Apa kabar anakku sayang". Ucap Ibu syafira dengan senyuman. Bukan senyum tulus namun senyum penuh dendam dan dengki.

"Ohh Cucuku Begitu tampan sayang, kemari sayang sama oma". Panggil Ibu syafira kepada Alga anaknya Illah.

Melihat ibu tirinya mau mendekati sang Putra, Illah langsung menggendong sang putra dan memeluknya dengan erat. Alga yang ada dalam gendongan sang Ibu merasa takut dan menyembunyikan wajahnya di lekuk leher sang Ibu.

"Woow. Segitu takutnya kah kamu sama Mama sayang?, Mama hanya menyapanya sayang". Seru Ibu syafira yang dibuat-buat.

"Lebih baik kamu pergi dari sini. Sebelum aku teriak". Usir Illah dengan kemarahan tertahan

"Tenang sayang Mama gak lama kok. Mama cuman ingin menyampaikan berhati-hatilah kalian Karena setelah ini kamu dan adik kamu beserta keluarga kecilmu akan kehilangan semuanya". Ucap Ibu Syafira tenang namun penuh dendam dan begitu menakutkan ditelinga Illah.

Setelah mengatakan itu ibu syafirah pun meninggalkan Illah. Mendengar ucapan yang berupa ancaman itu membuat Illah ketakutan luar biasa. Ia takut anaknya akan menjadi korban balas dendam sang ibu tiri.

Sekembalinya ia dari taman. Illah berubah menjadi sosok yang pendiam dan banyak melamun. Awalnya Kavin dan Nawwar bingung akan perubahan Illah namun mendengar penjelasan dari Alga bahwa tadi ibunya bertemu dengan nenek-nenek yang mukanya serem dan berbicara kasar kepada Illah, membuat Kavin mencari tau semuanya. Setelah mengetahui sosok yang yang ditemui sang kakak. Kavin sangat marah karena merasa lalai dalam menjaga sang kakak.

..........

"Maaf Vin, jika saja tadi abang tidak mengijinkan kakakmu membawah Alga ke taman semuanya gak akan seperti ini. Illah gak akan bertemu wanita itu". Ucap Nawwar dengan penuh penyesalan.

"Enggak Bang. Semua ini bukan salah Abang tapi Wanita itu. Aku gak bisa biarin dia berkeliaran lebih lama lagi disekitar kakak". Ucap Kavin Dingin dan penuh kebencian.

"Jangan gegabah Vin, abang gak mau kamu terluka. Jika kamu terluka itu sama saja kamu menyakiti Illah dan abang gak mau itu. Kita harus mempunyai rencana yang matang untuk menangkap wanita itu kembali". Kata Nawwar mencegah Kavin.

.....

"Apa yang kamu lakukan Vin!". Teriak Nawwar penuh amarah sambil mencengkram kerah baju Kavin.

"Lihat akibatnya!. Aku sudah memperingatkanmu Vin". Tambah Nawwar yang begitu geram akan sikap bodoh Kavin.

Karena tak tahan akhirnya Nawwar menghadiakan satu bogem ke wajah tampan Kavin. Tak ada reaksi yang Kavin tunjukan. Hanya ekspresi wajah yang dingin dan pandangan mata kosong. Tanganya menggusap darah yang keluar dari sudut bibirnya akibat pukulan dari abang Iparnya.

Karena sikap gegabah yang ia lakukan mengakibatkan mereka hampir kehilangan satu nyawa lagi dalam keluarganya.Penyesalan selalu datang terlambat. Ia tak bisa memutar kembali waktu. Lebih baik Ia yang sakit atau bahkan Mati dari pada harus kembali melihat perderitaan sang Kakak.

"Lihat!". Seru Nawwar dengan begitu lirih sambil menunjuk Illah yang sedang duduk di dalam ruang rawat Alga.
"Lihat yang sudah kamu lakukan, dia kembali menjadi mayat hidup sekarang. Sudah tiga hari dia gak mau meninggalkan ruangan Alga, dia juga hanya menangis bahkan untuk makan pun harus aku ancam Vin". Ucap Nawwar.

Melihat kondisi Illah seperti ini dan ditambah anaknya yang Koma di rumah sakit membuat Nawwar begitu terpukul. Hatinya sakit melihat keadaan keluarga kecilnya.

"Maaf". Hanya satu kata yang kavin ucapkan setelah terdiam selama tiga hari ini. Bukan hanya sang kakak tapi Ia pun juga terpukul dengan kejadian ini.

Andai saja ia mendengarkan sang kakak ipar. Semuanya tidak akan seperti ini. Keponakannya tidak akan Koma dan kakaknya tidak akan seperti ini. Bayang-bayang tujuh tahun lalu kembali menghantuinya. Ia takut kakaknya akan kembali seperti dulu yang  kembali menyiksa dirinya sendiri.

"Pergilah". Ucap Nawwar datar dan tak melihat wajah kavin.
Mendengar itu membuat kavin memandang sang kakak ipar dengan begitu intens. Ada sedikit keterkejutan dari bola matanya. Namun ia tak bisa membantah.

"Aku gak mau Illah kembali Histeris saat melihat wajahmu".Sambung Nawwar dingin lalu meninggalkan Kavin. Kavin hanya diam melihat kepergian kakak iparnya.

.......

Luka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang