15

2.8K 49 2
                                    

7 tahun kemudian

Terlihat Seorang wanita dengan Dress hitam sedang menatap sosok laki-laki yang selama ini selalu ada dihidupnya dari suka maupun duka. Laki-laki yang dulunya sangat ia benci dan tak mau melihat wajahnya. Kini laki-laki itu sangat amat ia cintai dan sayangi.

Sebuah tangan melingkar diperut sang wanita tersebut dan menyandarkan kepalanya di bahu bagian kiri.

" lihat apa sayang". Tanya laki-laki tersebut yang tak lain adalah suami dari wanita tersebut.

"Tumben pulang cepat, Mas?". Bukannya menjawab pertanyaan sang suami wanita itu pun balik bertanya.

" Kerjaan aku udah beras makanya aku pulang cepat. Kamu belum jawab pertanyaan aku loh". Seru suaminya.

"Aku lagi lihatin Kavin sama Alga mas". Sambil menunjuk dua orang yang berbeda usia.

" Ohh! Kita masuk yuk! Ada yang ingin aku sampaikan buat kamu". Tuntun sang suami.

"Ada apa Mas". Tanya Illah setelah mereka masuk.

"Duduk dulu sayang". Balas sang suami menuntun Illah untuk duduk disebuah sofa yang ada di ruang tamu.

"Tadi di kantor, pihak polisi menelpon aku". Tambah suami Illah dan menggantung kalimatnya.

"Maksud Mas?". Tanya Illah.

Suami Illah pun menghela napas. Rasa begitu berat memberi tahu istrinya tentang apa yang disampaikan oleh pihak polisi. Dia tidak ingin Istrinya Terluka untuk kesekian kalinya lagi.

"Mas".

"Mas".

"Ehh! ada apa sayang". Tanya sang suami yang sedikit terkejut dengan panggilan sang Istri.

"Mas melamun?". Tanya Illah

" gak kok sayang". Elak sang suami.

"Tadi Mas bilang pihak polisi menelpon Mas?. Emang ada apa sampai polisi menelpon Mas?". Tanya Illah

"Mas harap kamu jangan marah ya sayang?". Mohon sang Suami

"Insyaallah Mas".

"Jadi begini tadi pihak polisi nelpon aku, mereka mengabarin bahwa Mama kamu kabur dari penjara sudah seminggu lebih dan sampai sekarang belum ditemukan keberadaannya....".

"APAA!".itu bukan suara Illah melainkan seorang Pria yang sedang berdiri di ambang pintu sambil menggendong seorang anak laki-laki berusia 5 tahun. Pria itu adalah Kavin Syahreza.

" Kav". Panggil suami Illah yang tak lain adalah Munawwar Athala.

"Kamu duduk dulu". Tuntunnya kepada sang adik Ipar.

"Sayang kita ke kamar Yuk!". Ucap Nawwar kepada sang Putra.

"Ayo Ayah!". seru sang anak.

Setelah kepergian sang Kakak Ipar dan keponakannya. Kavin pun berjalan mendekati sang kakak dan duduk tepat disampingnya.

"Kak!". Panggil Kavin sambil menyentuh bahu sang kakak

"Vin!". seru Illah lirih dan tak lama air matanya pun menetes.

Melihat kerapuan dan ketakutan dimata sang kakak, Kavin pun memeluk sang Kakak.

"Vin!. Kakak takut Vin". Ucap Illah

" kak!. Lihat aku kakak. Aku gak akan biarin wanita itu nyentuh Kita kak, kak jangan takut Masih ada Aku dan Abang yang akan lindungin Kakak. Jadi Kavin mohon, Kak tenang ya? Kasian Alga kak kalau kakak kaya gini".Ucap Kavin sambil menghapus air mata sang kakak dan kembali memeluknya sambil mengusap punggung sang kakak untuk menenangkan.

..........

Setelah menenangkan sang Kakak, Kavin pun menemui sang Kakak Ipar di ruang kerja kakak iparnya.

"Bang". Panggil Kavin saat membuka pintu ruang Kerja sang Kakak ipar.

"Duduk Vin". Perintah Nawwar.

"sebenarnya bukan hanya itu saja yang abang mau sampaikan tadi. Masih ada satu hal lagi yang harus abang kasih tau kakakmu namun melihat ketakutan dimatanya membuat abang gak sanggup mengatakannya". Kata Nawwar setelah melihat Kavin duduk.

"Maksud abang?".

"Tadi pihak polisi mengabarin abang tentang kaburnya mama tiri kalian dan juga pihak polisi sudah menemukan bukti tentang kejadian 7 tahun lalu". kata Nawwar sambil memberikan sebuah beberapa lembar kertas kepada Kavin

Kavin pun mengambil kertas-kertas itu dengan sedikit ragu lalu membukanya. Alangkah kagetnya Kavin saat membaca isi dari semua kertas itu tersebut.

"Ini gak mungkin kan bang?". tanya Kavin yang tidak percaya dengan isi dari surat itu.

"Awalnya abang gak percaya tapi setelah abang mencari informasinya ternyata itu semua benar". Jawab Nawwar.

" Kenapa dia setega itu sama Aku dan kakak. Gimana mungkin dia bisa masuk kedalam ruang rawat kakak". Seru Kavin Lirih dan merasa heran karena kamar kakaknya itu di jaga ketat. Dan bagaimana bisa wanita itu memberukan racun kepada sang kakak.

" Dokter yang merawat Illah waktu itu adalah Keponakan dari Ibu Syafira. Dialah yang menyuntikan racun itu melalui infus kakakmu". Jawab Nawwar menjelaskan.

"Pantasan waktu itu Keadaan Kakak makin hari makin buruk dan untungnya Abang datang dan membawa Kakak pergi kalau tidak mungkin sekarang aku gak bisa lihat kakak lagi bang. Makasi buat semuanya Bang". Ucap Kavin

" itu sudah tugas Abang, Vin. Abang gak mau kehilangan Illah lagi makanya abang bawah kalian pergi dari sana. Sejujurnya abang udah lama berencana membawa kakakmu pergi tapi waktu itu dia masih marah dan benci sama abang. Dari awal kemunculan ibu tiri kalian dan kamu abang sudah curiga dan kecurigaan abang benar bahwa ibu tiri kalian mempunyai niat jahat terhadap Illah namum sayang Abang gak bisa memberi tahu Illah dan melindunginya karena ibu tiri kalian membuat Ayah Abang bangkrut dan mengharuskan kami untuk pindah. Bukan hanya itu saja ibu tiri kalian juga mengancam Abang jika abang memberi tahu Illah tentang kejahatannya maka ia akan membunuh orang tua abang. Awalnya abang gak takut sama ancamannya namun setelah melihat kematian kakak abang kareana dia dan dari situlah abang merasa takut akan ancamannya". Kata Nawwar sambil menerawang kejadian dulu.

"abang Mohon sama kamu. Jangan sampai Illah tau soal ini. Jujur abang gak sanggup melihat air matanya, Vin kalau sampai dia tau tentang kepergian abang dulu". Tambah Nawwar.

" Kavin janji bang, kakak gak akan tau". Ucap Kavin mantap.

"Abang Pegang kata-kata Kamu". Ucap Nawwar sambil menepuk pundak Kavin beberapa kali lalu meraka pun meninggalkan ruangan untuk bergabung dengan Illah yang sudah menunggu mereka untuk makan siang.

..........

Luka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang