14

3.1K 115 3
                                    

"Apa maksud ucapan kamu Kavin".

Seketika tubuh Kavin menjadi Kaku. Tidak perna terlintas dalam pikirannya bahwa kakaknya akan tau secepat ini.

"Kakak kandung?. Kakak kandung siapa dan apa tadi kamu bilang Ayah sudah tidak ada?".seru seorang wanita yang berdiri diambang pintu ruang rawat ibu Syafira.

Wanita itu adalah Illah. Tubuh Illah menjadi Kaku saat mendengar semuanya. Nyawanya seakan Dicabut Paksa, Rasanya Dunia benar-benar mempermainkannya.

"Wow. Saya tidak menyangka akan ketahuan sekarang". Ucap ibu Illah yang berpura-pura sedih. Mendengar perkataan Ibu tirinya Illah pun memandang wanita itu dengan dingin dan tajam.

"Ka..Ill..a". Akhirnya setelah terdiam cukup lama Kavin pun mulai bersuara namun dengan kekakuan. Suara Kavin mampu mengalihkan tatapan tajam Illah dari ibu tirinya dan berbalik menatap Kavin dengan sendu dan menuntut akan penjelasan.

"Itu semua gak benarkan Vin, yang tadi aku dengar. Ayah masih ada kan dan apa maksudnya kakak kandung?" tanya Illah sambil mengguncang lengan Kavin .

"Jawab Kavin".teriak Illah.saat Kavin tak bergemih, Pertahanannya pun runtuh. Air matanya mengalir begitu saja dipipinya. Ia pun menangis di pelukan Kavin.

"Kak, Aku bisa jelaskan kak.
Kak ikut Aku ya?". Kata Kavin yang menuntun Illah keluar dari ruangan.

"Aku akan menghancurkan Kalian dasar anak tidak tau diri kamu Kavin". Ucap ibu syafira dengan penuh dendam saat melihat kavin dan Illah berjalan keluar dari ruangannya.

...........

Saat keluar dari ruang rawat Kavin menuntun sang kakak menuju taman. Illah masih menangis dalam pelukan Kavin.
Dalam perjalanan mereka bertemu Lani.

"Ya ampun Ill, kamu kenapa?, Apa yang sudah terjadi?, siapa yang buat kamu kaya gini". Pekik Lani dengan banyak pertanyaan.

"Mba nanti akan kavin jelaskan tapi sekarang kavin harus bawa ka Illah dulu ya". Sahut Kavin

"Aduuu aku masi ada dinas lagi. Kavin mba mohon tolong jaga Illah dan nanti tolong kontak mba ya?". Balas Lani

"Okey mba. Kavin minta tolong ya mba, tolong ijinin ka Illah soalnya ka Illah kayaknya gak bisa masuk untuk beberapa hari".kata Kavin lagi.

"Okey nanti mba yang atur. Kamu hati-hati ya!". Ucap Lani setelah itu ia pergi meninggalkan kavin dan Illah sebab dia ada jadwal jaga di ruang anak.

......

Sesamapainya ditaman Illah masi saya menangis sesegukan. Dia tidak bisa bayangkan hidupnya kedepan. Semua orang yang dia sayang sudah pergi meninggalkannya.

Setelah mendengar semua penjelasan dari Kavin, Illah merasa dunianya benar-benar hancur. Dia memang membenci Ayahnya namun  dia tidak menyangka akan ditinggalkan secepat ini oleh ayahnya. Apalagi saat ia tau bahwa Kavin adalah adik kandungnya menambah sakit dihatinya. Selama ini dia sudah salah memperlakukan adiknya dengan kasar dan tidak layak. Illah benar-benar kacau. Dia sangat terpukul dengan fakta tentang semuanya dari penyebab kematian sang bunda yang sangat keji, Ayahnya yang meninggal dan Kavin adalah adiknya. Semua fakta itu benar-benar membuatnya kacau dan hancur secara bersamaan.

Dalam pelukan Kavin Illah menangis sejadi-jadinya. Kavin yang sedang memeluk Illah pun ikut menangis setelah menjelaskan semuanya.

Dua kakak beradik itu terus menangis dalam diam dan saling berpelukan untuk menyalurkan ketenangan. Di saat seperti ini Keduanya hanya butuh pelukan untuk saling menguatkan.

Setelah merasa lebih tenang Kavin mengajak kakaknya untu pulang. Dengan sabar Kavin menenangkan sang kakak yang masih begitu kacau. Illah tidak mau berancak dari tempatnya. Rasanya ia tidak mampu lagi menghadapu semuanya. Ia benar-benar hancur sekarang. Dunia benar-benar kejam terhadapnya, setelah ini apalagi yang akan terjadi ia pun sudah pasrah.

........

Sudah lewat dari dua hari dari kejadian dimana Illah mengetahui kebenarannya namun kondisi Illah masih sama yaitu menangis dan menangis. Ia tak mau keluar dari kamarnya,  Kavin dan Lani sudah membujuknya untuk keluar namun respon yang diberikan Illah hanaya meracau tidak jelas sambil menangis terkadang juga ia berteriak tak karuan dan menyakiti dirinya sendiri. Kavin yang melihat kondisi kakaknya begitu terpukul. Sebagai seorang laki-laki dan adik dari Illah membuat ia harus kuat dalam menghadapi semuanya. Bukan hanya kakaknya yang hancur namun ia juga tapi ia harus kuat dan tegar dalam kondisi ini.

Illah sudah seperti orang depresi. Kerjaanya hanya menangis, berteriak dan meracau. Kavin sudah melakukan berbagai cara agar kakaknya dapat kembali normal namun usahanya beberapa hari ini belum menunjukan hasil.

Kondisi Illah makin hari makin parah. Dia tak mau makan dan sering melukai tubuhnya. Hari ini Kavin melihat kakaknya tergeletak di lantai dengan begitu sadis. Darah berceceran dimana-mana. Tubuh Kavin membeku melihat keadaan kakaknya.

"Ka Illaa". Teriak Kavin lalu menggendong sang kakak menuruni tangga. Ia begitu panik melihat kondisi kakaknya yang dipenuhi darah . tanpa mempedulikan sekitar Kavin membawa sang kakak kerumah sakit dengan kecepatan maksimal.

"Sial!, kenapa harus macet sih". Keadaan jalan raya hari ini begitu padat.

Piiiiittttttt

Kavin terus membunyikan klakson mobilnya. Tangannya tak henti-henti memukul stir. ia benar-benar panik sekarang. Kakaknya masih saja mengeluarkan darah dari tangan dan kakinya. Wajah Illah pun makin pucat. Kavin dibuat panik setengah mampus .

"kak bertahanlah, Kavin mohon". Tanpa terasa air mata kavin pun menetes dari ujung matanya.

.........

Luka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang