Chapter 34

4.3K 519 51
                                    

Seorang dokter keluar dari salah satu kamar rawat sesaat setelah Namjoon menggumamkan terima kasih padanya.

Pria itu kemudian menoleh ke sebelahnya, tepat kearah Hyemi yang duduk di tepi ranjang. Gadis itu menunduk, memperhatikan salah satu lututnya yang ditutupi plester. Ia mendongakkan kepalanya begitu merasakan sesuatu yang lembut tengah mengelus puncak kepalanya. Menatap tubuh tinggi Namjoon yang tengah berdiri disebelah ranjangnya.

"Berhentilah membuatku khawatir." Ucap Namjoon. Pria itu perlahan memeluk tubuh Hyemi. Ia mengecup kening Hyemi lembut. Membuat dada gadis itu bergemuruh bukan main.

Kedua tangan Hyemi yang semula berada diatas kedua pahanya kini perlahan naik dan balas memeluk tubuh Namjoon. Ia memejamkan kedua matanya.

Nyaman.

Dadanya kembali bergemuruh.

Pelukan keduanya terlepas begitu Namjoon sedikit membuat jarak diantara mereka berdua.

"M-maaf." Gumam Hyemi. Namjoon tersenyum tipis. Ia kemudian mengacak pelan puncak kepala Hyemi.

"Gwaenchanna. Setidaknya kau baik-baik saja. Dokter berkata tidak ada luka yang serius. Aish.. rasanya aku ingin sekali menghajar pemilik motor itu. Tadi itu dia hampir saja membunuhmu. Kurasa dia gila."

Hyemi terkekeh pelan. "Sudahlah, tidak apa-apa. Lagipula aku juga salah kan? Aku bahkan tidak sadar kalau ada motor yang sedang melaju secepat itu."

Namjoon mendengus. Ia masih tidak terima. Kemudian pandangannya turun kearah dagu Hyemi yang juga ditutupi sebuah plester. Ia meletakan salah satu tangannya di dagu gadis itu dan mengangkatnya pelan. Melihatnya lebih dekat. Dilihatnya terdapat memar yang tidak tertutupi oleh plester. Wajahnya kembali terlihat khawatir.

Ia sedikit mendongak menatap wajah Hyemi.
"Sakit?" Tanyanya.

"Eu-eum. Sedikit." Ucap Hyemi. Ia gugup, tentu saja. Gadis mana yang tidak gugup saat di perhatikan dengan jarak sebegitu dekatnya oleh seorang pria.

Cup.

Tiba-tiba Namjoon mengecup dagunya, tepat dibagian yang ditutupi oleh plester. Hampir menyentuh bibirnya.

Hyemi seketika menahan nafasnya. Kedua pupil matanya melebar.

'Orang ini lebih gila! Ini rumah sakit. Bagaimana jika ada yang melihat dari balik kaca pintu?'

Namjoon terkekeh. Wajah Hyemi terlihat sangat merah hingga ke telinganya. Ia masih terlihat terkejut.

"Ah, sudah hampir malam. Mau makan?" Ucap Namjoon membuyarkan lamunan Hyemi.

"E-eh?"

Pria itu kembali terkekeh.Hyemi pasti gugup sekali sampau tidak bisa menjawab ucapannya dengan benar.

"Ayo makan bersama, Nona manis." Goda Namjoon yang semakin membuat Hyemi blushing.

"Astaga, kau semakin terlihat menggemaskan. Ayo pergi. Aku sudah lapar." Ucap Namjoon. Ia meraih salah satu tangan Hyemi dan membantu gadis itu turun dari ranjangnya agar tidak jatuh.

"Bisa berjalan?" Tanya Namjoon. Hyemi mengangguk kecil.

"Aku masih bisa berjalan." Ia tersenyum.

Mereka berdua pun keluar dari sana dan segera menuju parkiran. Dengan baik hatinya, Namjoon membukakan pintu untuk Hyemi. Gadis itu tersenyum dan menggumamkan terima kasih padanya.

Sementara Namjoon duduk di kursi kemudi dan segera melajukan mobilnya keluar dari area rumah sakit.

"Kau ingin makan sesuatu?" Tanya pria itu menoleh sekilas kearah Hyemi sebelum pandangannya kembali terfokus pada jalanan di depan.

My Possessive Bad Boy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang